Walhi Sebut Banjir Gowa Bencana Ekologis
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulawesi, Muhammad Al Amin melakukan investigasi bencana banjir dan longsor.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Munawwarah Ahmad
Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulawesi Selatan, Muhammad Al Amin melakukan investigasi bencana banjir dan longsor.
"Kami langsung membuat posko dan investigasi. Karena ini bukan bencana alam, ini bencana ekologis yang disebabkan penurunan kualitas lingkungan sehingga memicu banyak korban," kata Muhammad Al Amin.
Ia mengungkapkan tiga tempat investigasi berada di pegunungan, DAM bili-bili dan daerah hilir.
Hasilnya, Walhi menemukan ada banyak persoalan.
"Daerah Aliran sungai pada hakikatnya tidak bisa dipisahkan dengan daerah sekitar, perkampungan dan hutan di sekitarnya. Karena aliran sungai sangat tergantung dengan catchment atau tangkapan air. Pada hakikatnya, vegetasi yang paling ideal adalah hutan," katanya, Selasa (5/1/2019).
Ia mengungkapkan, jika daerah hulu normal, DAM berfungsi penampung air, bukan penampung sedimen atau lumpur.
"Ini yang saya pikir perlu dilihat apakah DAM Bili-bili memang disengaja menampung lumpur atau menampung air," katanya.
Ia mengungkapkan, tanaman ladang dan semak belukar yang akarnya pendek.
"Sementara catchment itu idealnya adalah hutan dengan pohon akar panjang. Sehingga air bisa dimasukkan dalam tanah. Tetapi apa yang terjadi adalah alih fungsi semakin hari besar terjadi dan DAS Jeneberang kritis," katanya.
Ia pun membahas proyek pembangunan Bendungan Jenelata.
"Apakah dengan kondisi DAS yang begitu kritis Bendungan Jenelata sangat dibutuhkan, jangan sampai hanya menampung lumpur. Tidak 100 persen DAM Bili-bili tidak menampung air. Apa yang terjadi di Maros juga Imbas dari rusaknya Jeneberang," katanya.
Pada daerah aliran sungai komposisi sawah, 28,3 persen, pertanian holtikultura 41,2 persen hutan hanya 16 persen dan pemukiman 8,9 persen.
Baca: IMLEK 2019: 12 Shio di Tahun Babi Tanah, Begini Nasib Percintaan Semua Shio! Penuh Gejolak Asmara?
Baca: Jangan Fokus SNMPTN 2019, Kemenag Juga Buka Pendaftaran SPAN PTKIN, Ini Jadwal Lengkap dan Syaratnya
Baca: Login snmptn.ac.id - 6 Perbedaan Pendaftaran SNMPTN 2019 dan SNMPTN 2018, Cek Selengkapnya di Sini
Baca: Magang di Desa Terpencil, Akses Sulit Tak Surutkan Semangat Mahasiswa STISIPM Rappang
Subscribe untuk Lebih dekat dengan tribun-timur.com di Youtube:
Jangan lupa follow akun instagram tribun-timur.com