Kisah Korban Banjir Jeneponto: Biarlah Saya Mati Asal di Rumahku Sendiri
Saat tetangganya sibuk membersihkan rumah dari lumpur sisa banjir bandang yang menghantam kampungnya, dia hanya duduk
Penulis: Ikbal Nurkarim | Editor: Imam Wahyudi
Dia tiba-tiba mengingat cucunya yang terbawa banjir.
Hingga kini, balita itu belum ditemukan.
"Cucuku itu kodong, belumpi ditemukan, tidak kutaumi dimanami kodong," katanya.
Semua sudah terjadi.
Kini, Aisyah tinggal berharap kepada pemerintah dan para dermawan membangunkan kembali rumahnya.
"Kalau bantuan banyakmi. Adami kasihka pakaian, makanan, karena kita miliki sudah tidak ada," paparnya.
"Saya butuh perbaikan rumah, biar ada saya tempati karena rumahku hancurmi kodong. Habismi," harapnya.
Banjir bandang yang melanda Desa Sapanang, menyebabkan 15 korban jiwa, 14 rumah hilang dibawa arus air dan sedikitnya 183 rumah rusak berat maupun ringan.
Halaman 2 dari 2