Setelah BRI, BNI dan BCA, Bank Sulselbar Kepincut Hadirkan Layanan QR Code
Dirut Bank Sulselbar Andi Muhammad Rahmat mendorong perusahaan untuk meluncurkan fitur quick response code atau QR Code
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Nurul Adha Islamiah
Laporan Wartawan Tribun Timur, Muhammad Fadhly Ali
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tahun ini direksi PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat atau Bank Sulselbar massif meningkatkan layanan kepada nasabahnya.
Teranyar, di sela perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-58, Dirut Bank Sulselbar Andi Muhammad Rahmat mendorong perusahaan untuk meluncurkan fitur quick response code atau QR Code dalam fasilitas mobile banking.
"2019 ini, sesuai RBB (Rencana Bisnis Bank), selain fokus jadi bank devisa, peningkatan kinerja perbankan di atas tahun lalu, pun penguatan layanan perbankan berbasis digital rencana kita lakukan," kata Rahmat.
Baca: AGH Farid Wajdi: JK Putra Terbaik Bangsa
Baca: Begini Aturan Main Urun Biaya dan Selisih Biaya JKN-KIS
Baca: Realisasi Laba Pegadaian Kanwil Makassar Rp 664 M, Ini Target 2019
Seperti diketahui, beberapa bank pelat merah seperti BNI, BRI, dan BCA telah lebih dulu menelurkan layanan dalam genggaman itu.
Kepala Departemen IT Bank Sulselbar, Muhammad Iqbal menambahkan, fitur QR code jadi salah satu media untuk memudahkan transaksi nontunai.
"Ini hasil kerja sama co-branding dengan PT Telekomunikasi Indonesia," kata Iqbal.
Bank Sulselbar, kata Iqbal, sudah mendapatkan izin dari regulator untuk menggunakan QR code sebagai bank pemegang kartu atau issuer. Di sisi lain, izin sebagai lembaga yang mengelola penggunaan kartu kredit (acquirer) akan diberikan setelah perseroan melakukan piloting QR code hingga 2021.
"Secara historikal kami sudah masuk ke area electronic money," ujarnya.
Peluncuran fitur baru dalam layanan yang memfasilitasi transaksi nontunai tersebut diharapkan dapat meningkatkan transaksi sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan berbasis komisi atau fee based income (FBI).
Sepanjang 2018, Bank Sulselbar mencatat pertumbuhan pendapatan dari produk digital sebesar 125 persen. Pada 2019, perseroan tetap target di atas 100 persen. (*)