Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Wacana Zonasi Guru, Prof Arismunndar: Lebih Bagus Kalau Rotasi

Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Pendidikan, mewacanakan akan menerapkan sistem zonasi bagi guru-guru Sd dan SMP

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Ketua BPD Hipmi Sulsel, Herman Heizer bersama Ketua ICMI Sulsel, Prof Arismunandar melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang berlangsung di kantor ICMI Sulsel, Jl Sunu, Makassar, Selasa (16/5/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Pendidikan, mewacanakan akan menerapkan sistem zonasi bagi guru-guru Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Makassar.

Sistem zonasi sebenarnya telah dipakai di dunia pendidikan sejak dua tahun terakhir, namun hanya pada zonasi siswa.

Baca: Ingin Bertemu Rizieq Shihab? Agen Travel Umroh Tawarkan Paket Bertemu di Tanah Suci

Baca: SEDANG BERLANGSUNG LIVE STREAMING Malaysia Masters 2019, Anthony Ginting vs Parupalli Kashyap.

Baca: Sosok Marian Mihail yang Disebut Gantikan Posisi Robert Rene di PSM, Komentar Mengejutkan dari Appi

Jika diterapkan pada guru, nantinya para guru akan ditempatkan mengajar di sekolah terdekat dari rumahnya masing-masing.

Menanggapi hal tersebut, mantan Rektor UNM yang merupakan pakar pendidikan Prof Dr Arismunandar mengatakan, zonasi tidaklah bersifat mutlak, dan harus dipertimbanhkan dengan hati-hati.

"Jadi menurut saya zonasi itu tidak bersifat mutlak, atau tarulah misalnya zonasi itu menggunakan jarak terdekat dari pemukiman guru bersangkutan. Karena kalau pakai konsep domisili, susah itu. Ini juga harus dilihat dan dipertimbangkan secara hati-hati.

"Kedua, ada namanya nanti guru-guru akan bermukim di satu pusat perumahan, misalnya perumnas atau di perumahan Parangtambung, dan lain-lain, ini mengaturnya nanti seperti apa? Jarak kan relatif sama ke semua sekolah," tambah Arismunndar.

Arismunndar melanjutkan, Ia belum begitu yakin zonasi ini menjadi jalan pecahan bagi peningkatan mutu pembelajaran, karena menurutnya, guru saat ini kualitasnya tidak merata.

Baca: Detik-detik Via Vallen Tonjok Penonton Usai Turun Panggung, Ini Kisah Lengkapnya, Cek Video

Baca: Debat Perdana Pilpres 2019 Kamis Malam Ini, Live Debat Pilpres 2019 Pukul 20.00 WIB, Ini Aturannya

Baca: BREAKING NEWS: Ayah Tiga Anak Tewas Ditikam di Capoa Tallo Makassar

Baca: Instagram Ivan Gunawan Ramai Karena Asisten Pribadi Ditangkap Narkoba, Igun Berurusan Polisi Juga?

Baca: 10 Updating Transfer: Nasib Pemain Persib Bandung yang Didepak, Kabar Gembira MU, Fix PSM & Persija

"Guru-guru tertentu memiliki kompetensi bagus, guru lain belum tentu sama, sehingga penyebaran secara merata zonasi itu justru mengkhawatirkan saya. Nanti di zona tertentu guru berkualitas bagus bisa mengajar di situ, karena kebetulan ada perubahan guru di situ misalnya, tapi sekolah di pinggiran bagaimana," kata dia.

Arismunandar mengungkapkan, Ia lebih suka kalau zonasi itu bersifat terbuka, artinya harus mempertimbangkan juga kualitas dan kompetensi guru.

"Jangan mentang-mentang zonasi, semua yang tinggal dekat sekolah, di situ semua mengajar. Soal keterlambatan, ini relatif juga. Kadang karena jarak dekat ke sekolah, guru bilang sebentar-sebentar baru ke sekolah. Ini tidak selalu bisa menjadi alasan, justru menurut saya, Makassar ini kan masih relatif dapat dijangkau, antara Makassar Timur dan Barat paling setengah jam dengan sepeda motor. Jadi saya pikir ini tidak terlalu mendasar. Saya takutnya, nanti kalau istirahat, gurunya malah pulang ke rumah dulu," pungkasnya.

Arismunandar menyebut zonasi bukan sebagai cara terbaik, justru lebih bagus jika mutasi dan rotasi.

"Guru kita berpindah-pindah. Apa manfaatnya? Pertama, ada penyegaran, guru mendapat suasana baru. Kedua, penempatan guru harus dilihat sebagai satu bagian dari penghargaan. Guru berpreatasi bagus juga ditempatkan di sekolah terbaik, atau sebaliknya, ditempatkan di sekolah tidak bagus supaya mendorong pemerataan," kata dia.

"Ini bisa kita sebut sebagai satu solusi untuk pemerataan kualitas. Kalau guru bagus di sekolah itu diputar atau dirotasi, seperti misalnya di sepak bola, pemain ditransfer ke klub lain, karena ini akan memberi dampak," tutup gutu besar pendidikan ini. 

Baca: Hasil Akhir Seleksi CPNS 2018 Kemenag Via Kemenag.go.id & Telegram, Buka 2 Link Pengumuman Ini!

Baca: Kabar Terbaru Ustadz Arifin Ilham hingga Pesan soal Kematian Kepada Ketiga Istrinya

Baca: VIDEO: Begini Kemeriahan Penyambutan Piala Adipura di Polman

Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube Kami: 

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved