Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Live Streaming ILC TVOne Malam ini, Tema Diganti 2 Jam Sebelum Tayang, Ada Apa? Nonton Disini

Mulanya, dilansir melalui Twitter @ILCtv1, akun resmi ILC itu mengunggah tema debat yakni berjudul 'Menjelang Debat Capres: Siapa yang Meneror KPK'.

Editor: Ilham Arsyam
Youtube
Karni Ilyas Presiden ILC TV One 

Live Streaming ILC TVOne Malam ini, Tema Diganti 2 Jam Sebelum Tayang, Ada Apa? Nonton Disini

TRIBUN-TIMUR.COM - Program acara Indonesia Lawyers Club (ILC) sering menjadi sorotan banyak pihak karena dianggap mendukung/merugikan kubu tertentu.

Tema yang diangkat setiap minggunya juga sering mendapatkan intervensi dari sejumlah pihak.

Tak jarang, banyak pihak yang menginginkan tema-tema lebih dahulu dibahas dibanding dengan tema lainnya.

Pilihan tema yang akhirnya diangkat juga dikatakan Karni melalui tahapan rapat redaksi sebelum akhirnya diputuskan.

Baca: Wanita ini Dihujat karena Sebut Prabowo Pakai Teleprompter Saat Pidato, Apa itu Teleprompter?

Baca: Terjawab Sudah, ini Alasan Rocky Gerung Terus Menerus Menghujat Jokowi dan Tak Menghujat SBY

Namun, ILC sempat mengganti judul tema yang akan diangkat pada Selasa (15/1/2019).

Mulanya, dilansir melalui Twitter @ILCtv1, akun resmi ILC itu mengunggah tema debat yakni berjudul 'Menjelang Debat Capres: Siapa yang Meneror KPK'.

Kicauan ILC soal tema yang diangkat
Kicauan ILC soal tema yang diangkat (Twitter @ilctv1_)

Di hari yang sama, ILC mengubah tema tersebut dengan menghapus cuitan itu.

Dilansir melalui Twitter pembawa acara ILC, Karni Ilyas, tema yang diangkat masih dalam payung besar hukum.

Lalu ditambah dengan mencantumkan paslon pilpres 01 dan 02.

"Dear pencinta ILC: mempertimbangkan kehangatan berita, tema diskusi ILC, pkl 20.00 malam ini kami ganti menjadi: "Menjelang Debat Calon Presiden 2019: Penegakan Hukum di Mata 01 & 02" Selamat menyaksikan.

#ILCMenjelangDebatCapres," tulis @karniilyas, Selasa (15/1/2019).

Kicauan Karni Ilyas soal topik baru
Kicauan Karni Ilyas soal topik baru (Twitter @karniilyas)

Diketahui, perubahan tema tersebut diberitahukan oleh ILC, 2 jam sebelum acara tersebut akan tayang pada 20.00 WIB.

Soal Teror Pimpinan KPK, Antasari Azhar Singgung Nama Novel Baswedan

Pernah menjadi Ketua KPK, Antasari Azhar turut prihatin atas kasus teror yang menimpa pimpinan KPK.

Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2007 hingga 2009, menilai jika teror seperti itu sudah terjadi bahkan sebelum dirinya menjadi Ketua KPK.

Dikutip TribunWow.com dari YouTube tvOne dalam acara Kabar Petang, Rabu (9/1/2019), Antasari yang dihubungi melalui sambungan telepon mengaku bahwa kasus teror seperti yang terjadi akhir-akhir sudah terjadi sebelum dirinya menjabat sebagai Ketua KPK pada periode 2007 hingga 2009 lalu.

Teror tersebut dilayangkan melalui berbagai macam media seperti handphone bahkan pemberian bom.

Ia juga berharap agar pelaku teror tersebut bertaubat lantaran menurutnya tugas KPK merupakan tugas mulia.

"Satu kata saya sampaikan, astaghfirullah yang artinya bertobatlah mereka, para peneror ini. Karena tugas KPK ini, penyidik maupun pimpinan itu tugas mulia, tugas untuk berantas korupsi," ucap Antasari.

Antasari juga menyayangkan kasus yang menimpa Novel Baswedan yang hingga saat ini belum terungkap siapa pelakunya.

"Dan yang sangat menonjol sekali adalah teror yang dihadapi oleh Novel Baswedan, yang sampai sekarang belum terungkap," katanya.

Lebih lanjut, ia mengungkap bahwa semestinya para penyidik kepolisian serius menangani perihal kasus-kasus semacam ini, lantaran menurut pengalamannya kasus seperti ini terjadi jika pihak KPK tengah menangani sebuah perkara.

"Dan juga saya kira yang sekarang ini juga polisi penyidik hendaknya serius menangani, sehingga dengan tertangkapnya pelaku yang sekarang kemungkinan ke depan tidak ada lagi hal-hal seperti ini."

"Karena kalau terlihat penyebabnya apa ini semua, saya tidak berani menduga-duga ya, tapi pengalamannya adalah jika kita sedang menangani perkara atau akan menangani perkara itu pasti ada gangguan-gangguan seperti itu. Jadi ke depan saya minta untuk KPK, keamanan ekstra lah," terangnya.

"Kalau mereka sudah merasa terusik oleh KPK, artinya mereka akan terganggu oleh apa yang mereka peroleh kan, itu yang akan membuat mereka panik, gelap mata, melakukan hal apa saja yang bisa mereka lakukan agar tujuannya adalah ingin supaya KPK dalam hal ini penyidik maupun pimpinannya ciut gitu lho," lanjut Antasari.

Berdasarkan pengakuan Antasari, ia tidak tahu kasus apa yang tengah diselidiki oleh pihak KPK hingga teror tersebut dilayangkan.

"Nah terus terang saya tidak memahami apa yang sedang dilakukan mereka sekarang. Yang jelas adalah pihak-pihak yang terganggu oleh kinerja KPK ini akan bereaksi," kata Antasari.

Namun menurutnya, apa yang sedang dikerjakan oleh pihak penyidik KPK merupakan kasus yang merugikan pihak peneror, sehingga peneror tersebut ingin menakut-nakuti pihak KPK agar tidak melanjutkan penyidikan kasus tersebut.

Lebih lanjut, sebagai mantan personel KPK ia memberikan dukungan secara moral. Baginya teror tersebut merupakan resiko menjadi seorang penegak hukum.

"Sebetulnya kalau kerugian negara namanya korupsi sama saja ya, yang pasti adalah tindakan KPK itu pasti akan mengganggu mereka," ucap Antasari.

"Yang pasti adalah kemungkinan kan ada kasus yang akan dibuka atau kasus yang sedang berjalan oleh KPK. Nah kasus yang akan dibuka, mungkin keinginannya adalah untuk tidak jadi dibuka,"

"Dengan cara seperti ini, nyali KPK pasti akan kendor, tapi saya selaku mantan hanya bisa memberi dukungan moral. Artinya KPK tidak usah takut dengan kondisi,"

"Kita bukan pula menantang, tidak. Tetapi hal seperti ini, inilah resiko dari penegak hukum," ujarnya.

Antasari pun mengisahkan bahwa dulu saat ia menjabat, setiap pagi ia mendapat teror.

"Ya awalnya kan saya dulu dikatakan bahwa jangan sok jago berantas korupsi, tiap pagi itu begitu. Jadi sarapan pagi saya baca dulu teror begitu," katanya.

Saran Antasari untuk pihak KPK dalam menangani kasus ini adalah agar tidak menjadi lengah dan menjaga soliditas di antara personel.

"Saran saya adalah mohon kepada pimpinan KPK yang sekarang melakukan koordinasi dengan pihak penyidik polri, minta tambahan pengamanan, agar tidak lengah. Itu saja saran saya,"

"Keadaan KPK sendiri ya perkuat di dalam, soliditas di dalam. Perkuat dan jangan mundur satu langkahpun. Apa yang sudah direncanakan dalam kasus, ya laksanakan," kata Antasari melalui sambungan telepon tersebut.

Dikabarkan sebelumnya, rumah Ketua KPK Agus Raharjo di Perum Graha Indah Jatimekar, Jatiasih, Kota Bekasi ditemukan tas warna hitam berisi diduga bom rakitan jenis high explosive pada Rabu (9/1/2019).

Berdasarkan informasi yang diterima TribunWow.com, diduga bom rakitan jenis high explosive itu pertama kali ditemukan sekitar pukul 05.30 WIB.

Mulanya, anggota polisi Aipda Sulaeman melihat tas hitam digantung di pagar depan rumah Ketua KPK Agus Raharjo pada pukul 05.30 WIB.

Setelah itu, Aipda Sulaeman membuka pintu gerbang rumah sambil menunggu sopir tiba.

Selang dua menit, sopir datang untuk menjemput Agus Raharjo di kediamannya.

Saat itu, posisi mobil Innova yang dikendarai sopir berada di luar rumah, sementara di garasi ada mobil Camry.

Kemudian, mobil Innova dimundurkan agar dapat mengeluarkan mobil Camry yang ada di dalam garasi.

Selanjutnya, Aipda Sulaeman memeriksa tas hitam itu dan menemukan barang yang diduga rangkaian bom.

Melihat barang yang diduga rangkaian bom, Aipda Sulaeman segera mengamankan tas itu ke rumah sebelah.

Kemudian, dirinya bersama anggota Polri satuan Gegana Bripka I Nyoman Ardana melakukan penjinakan bom dengan cara melepas baterai dan detonator yang berfungsi sebagai pemicu ledakan.

Barang bukti yang diduga bom yang telah diamankan berupa pipa paralon, detonator, sikring, kabel warna kuning, biru, oranye, palu ukuran 7 cm.

Lalu, ada juga serbuk yang diduga semen putih, baterai Panasonic Neo 9 Voll bentuk kotak dan tas berwarna hitam.

Hal tersebut sudah ditangani oleh Polda Metro Jaya.

Rumah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK, Agus Rahardjo, di Perumahan Graha Indah, Jatiasih Kota Bekasi mendapatkan ancaman teror dengan ditemukan tas berisi paralon dan paku, Rabu (9/1/2019).
Rumah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK, Agus Rahardjo, di Perumahan Graha Indah, Jatiasih Kota Bekasi mendapatkan ancaman teror dengan ditemukan tas berisi paralon dan paku, Rabu (9/1/2019). (Warta Kota/Muhamad Azzam)

Sementara mengutip dari Warta Kota, penjaga rumah Ketua KPK Agus Raharjo, Eman mengatakan penemuan benda mencurigakan diduga mirip bom itu disangkutkan di pagar.

"Iya, saya yang lihat pertama kali itu (benda mirip bom). Ditaruh dalam keadaan tersangkut dengan posisi menjorok ke dalam garasi pagar rumah," kata Eman, Rabu (9/1/2019).

Melihat benda mencurigakan berupa tas itu, ia lalu mengecek, dan di dalamnya ternyata berisi paralon, paku, kabel, baterai, dan serbuk.

Ditanya lebih jauh, Eman tak mau banyak bicara, dan langsung bergegas kembali masuk ke dalam rumah.

"Sudah, polisi sudah pada datang, lagi tangani. Sudah ya mas, itu sudah saya sampaikan ke kepolisian, segitu aja ya," tuturnya.

Feri, warga yang tinggal di depan rumah Ketua KPK Agus Raharjo mengatakan, penemuan benda mencurigakan itu terjadi sekitar pukul 05.30.

Saat itu, dirinya hendak keluar rumah, dan polisi sudah ramai.

"Ya sekitar pukul 05.30 ramai bangat, ada Tim Gegana juga. Diduga bom itu ditemukan di tas hitam, posisi digantung di pagar rumah Pak Agus. Saya enggak tahu bentuk persisnya, soalnya steril," bebernya.

Klik di sini untuk nonton live streaming ILC TV one

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved