Ini yang Membuat Ustadz Abdul Somad (UAS) Menangis Saat Ceramah di Madinah, Cek Videonya!
Seperti diketahui, Ustadz Abdul Somad saat ini tengah berada di Madinah untuk melaksanakan ibadah Umroh.
Ini yang Membuat Ustadz Abdul Somad (UAS) Menangis Saat Ceramah di Madinah
TRIBUN-TIMUR.COM - Ustadz Abdul Somad (UAS) tak kuasa menahan tangis saat memberikan tausiyah di depan jemaah.
Tausiyah yang disampaikan Ustadz Abdul Somad itu merupakan bagian dari Kajian di Madinah.
Seperti diketahui, Ustadz Abdul Somad saat ini tengah berada di Madinah untuk melaksanakan ibadah Umroh.
Ustadz Abdul Somad berangkat Umroh juga bersama DR Musthafa Umar.
Pada kesempatan itu, Ustadz Abdul Somad menyampaikan tausiyah seperti diunggah di channel Tafaqquh.
Baca: Gaya Ustaz Abdul Somad Bawakan Ceramah dalam Pesawat Menuju Madinah, Tonton Videonya
Baca: Terjawab Sudah, ini Alasan Rocky Gerung Terus Menerus Menghujat Jokowi dan Tak Menghujat SBY
Baca: Siapa Artis Ngetop & Ternama yang Telat 4 Bulan Gegara Prostitusi? Robby Abbas Beberkan Sosoknya
Baca: Ini Alasan Sejumlah Habib & Kiai Sidogiri Pasuruan Dukung Prabowo-Sandi, Bukan Jokowi-Maruf Amin!
Ustadz Abdul Somad menceritakan sosok Bilal bin Abi Rabah yang menurut Nabi Muhammad SAW suara terompahnya sudah terdengar di dalam surga padahal orangnya masih hidup.
"Nabi memanggil Bilal. Bilal aku dengar suara terompah mu di dalam surga, apa amalmu?," kata Ustadz Abdul Somad menyampaikan hadits Nabi SAW.
"Aku tak pernah meninggalkan dua rakaat Salat Wudhu," kata Ustadz Abdul Somad.
Apa hubungan Bilal dengan persaudaraan?
"Seandainya yang dipanggil Nabi adalah Ali, nggak heran. Ali kan sepupu nabi, Ali (ra) menantu nabi, quraisy," kata Ustadz Somad.
"Andai yang dipanggil Nabi Utsman, ya biasa aja. Utsman kan menantu nabi, kaya," katanya.
Padahal Bilal miskin, melarat budak, hamba sahaya, bukan Quraisyi.
"Itu yang dikatakan nabi, apa makna sendalnya terdengar di surga? Artinya bilal dijamin masuk sorga bukan karena kulitnya, sukunya, kastanya tapi karena amal dan kesucian hatinya," ungkap Ustadz Abdul Somad.
"Ternyata Bilal yang nampak kasar, kribo tapi hatinya lembut," lanjut Ustadz Somad.
Dimana lembutnya hati Bilal?
"Meninggal Rasulullah SAW Bilal tak lagi sanggup mengumandangkan azan di masjid Nabawi. Maka Bilal pun pindah ke Syam," ujar Ustadz Somad.
Naik Umar bin Khatab menjadi khalifah, Umar meminta Bilal datang ke Madinah untuk azan.
Bilal menjawab:
"Bagaimana aku mau azan, dulu sebelum azan aku qabliah. Habis qabliah aku mengetuk pintu itu. Nanti kalau aku azan di sana, pintu itu aku ketuk siapa yang menjawab?,"
Umar terdiam mendengar jawaban Bilal.
Sampai akhirnya datanglah Husein.
Kata Husein: "Bilal orang madinah sudah sangat rindu. Bisakah datang?,"
"Aku tidak bisa kata Bilal,"
"Tapi ini yang meminta cucunya, yang darahnya mengalir dalam darahku wahai Bilal," cerita Ustadz Somad.
Bilalpun tak bisa menolak. Karena ini orang yang sangat dekat.
"Siapa yang ingin melihat Nabi Muhammad SAW, lihatlah Husein. Maka saat melihat Husein, Bilal seolah-olah melihat Nabi Muhammad SAW," kata Ustadz Somad.
Maka Bilal pun datang, dari Damaskus, siang malam dalam perjalanan panjang sampai ke kota Madinah Al Munawaroh.
Bilalpun azan. Dua tahun lebih orang Madinah tak mendengar suara itu.
Sampai akhirnya Subuh itu dia pun azan. Saat itu orang Madinah senyum, bangga. Kenapa? Mereka pikir Nabi hidup lagi.
Karena dulu kalau suara itu terdengar, maka nanti pasti yang imamnya Nabi Muhammad SAW.
"Tak sampai habis azan dikumandangkan Bilal, Bilal tak tahan dan terkenang kepada Nabi Muhammad SAW," kata Ustadz Somad yang tak kuasa menahan air mata.
"Bilal berjumpa saat hidup, berjumpa setelah mati. Dijamin Allah masuk syurga," kata Ustadz Somad.
"Kita mudah-mudahan dengan kedekatan kita dengan ibadah kita di sini berjumpa pula kita dengan Bilal bin Abi Rabah. Dekat pula kita dengan Sayyidini Muhammad SAW," lanjutnya.
Ini bukan kali pertama UAS menangis saat berceramah.
Dia juga pernah menangis ketika menyampaikan tauziah tentang detik-detik kematian Rasululllah SAW.
Dalam ceramah itu, UAs merinci tahap demi tahap menjelang Rasulullah wafat.
Saat tiba momen Nabi sakratul maut di sinilah mata UAS berkaca-kaca dan suaranya berubah.
Lihat videonya berikut ini:
Dai kondangini juga pernah menangis kala membawakan tauziah di Kampus Universitas Islam Riau Senin (15/10/2018) lalu.
Tauziah itu disiarkan secara live oleh chnnel youtube Tafaqquh video.
Ada momen emosional saat UAS membacakan sebuah pertanyaan dari jamaahnya.
Berikut isi pertanyaan tersebut: Saya ingin tanya ustadz, kenapa Israel tidak dibinasakan seperti kaum-kaum yang sudah binasa?
"Iya juga ya," timpal UAS.
UAS kemudian melanjutkan jawabannya.
Ia bercerita tentang seorang ulama asal Palestina Sheikh Abdul Karim Al Maqdisi yang menangis didepan Sheikh Abdul Sattar saat bercerita tentang kekejaman Israel.
Sheikh Abdul Karim Al Maqdisi, kata UAS, bercerita bahwa tentara Israel membunuh dengan keji ibu-ibu hamil di Palestina.
Saat bercerita hal itu UAS tampak emosional.
Wajahnya tegang, ia mengepalkan tangannya dan memukul-mukul meja.
"Kenapa tidak dibinasakan dia (tentara Israel)," ujar UAS berkali-kali.
"Menangis Sheikh Abdul Karim Al Maqdisi saat menceritakan hal itu kepada Sheikh Abdul Sattar. Berlinang air matanya. Aku pun menangis saat menceritakan ini kepada kalian," ujarnya lagi.
UAS melanjutkan dalam sejarah kaum-kaum yang zalim satu per satu telah dibinasakan Allah.
"Semua mati, kenapa yang terlaknat ini (Israel) dibiarkan hidup?," kata UAS.
UAS mengatakan hal ini ia pertanyakan kepada gurunya di Universitas Al Azhar Syaikh Muhammad Jibril.
Apa kata Syaikh Muhammad Jibril?
"Kalau Allah membinasakan Israel lalu kau masuk surga pake apa?," kata UAS mengutip jawaban gurunya.
"Allah biarkan mereka hidup supaya kalian berjihad di jalan Allah," kata UAS.

Namun UAS mengatakan jihad yang dimaksud tidak melulu harus terjun langsung ke Palestina melawan tentara ISrael.
"Bukan berarti selesai acara ini kalian langsung beli tiket ke Palestina. Belajar kau serius hingga jadi doktor, sampai professor lalu dengan uangmu/hartamu, dengan ilmumu kau akan menolong saudaramu," terang UAS.
Tak hanya itu UAS juga menyebut perjuangan juga bisa dilakukan secara politik dengan menjadi pemegang kebijakan negara.
"Bayangkan kalau kalain jadi anggota dewan. kalian bisa mendukung pemerintah untuk menolong permasalahn palestina."
Berikut video lengkapnya: