Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tarif 'Lelaki Panggilan' Makassar untuk Ibu-ibu Sosialita Rp500 Ribu Sejam, Bukan Rp80 Juta

Tarif Lelaki Panggilan Makassar ini yang jelas bukanji Rp80 juta sekali booking, mahal sekali-mi itu

Editor: Edi Sumardi
HO
Ilustrasi 

TRIBUN-TIMUR.COM - Tiga duo komedian content video creator khas Makassar, @tumming_abu (457 K followers), @doyokjarot (6.5K followers), @bassitoayya (35,4 K followers).

Juga filmmaker dan composer music Rere @art2tonic_rere (22,4 K), selebgram @jadethamrin (9,568 followers), dan Dekan FTI UMI @zakirsabara_h.wata (8.638).

Pada Kamis (10/1/2019) sore, mereka bertandang ke kantor Tribun Timur, Jalan Cenderawasih nomor 430, Makassar, Sulsel.

1. beridiri 2013

nama akun IG: @tumming_abu

followers: 457 K followers

artis: Ahmad Shail alias Abu

artis: Ikhsan Hasyim alias Tumming

2. beridiri 2016

nama akun IG:  @superdj_mks

followers:  6.5K followers

artis:  Arisnu alias Doyok

artis:  Ahmad Gazali alias Jarot

3. berdiri 2017

nama akun IG:  @bassitoayya

followers: 35,4 K followers

artis: Satriadi Mulyadi alias Adi

artis: Syukri Dg Gassing alias Syukri 

Selain memperkenalkan Persatuan Seniman Komedi Indonesia (PASKI) Makassar, mereka berbicara tema media sosial, tantangan era millennials, dan idealisme mereka dengan gaya ringan.

“Kalau di Jakarta ketuanya Jarwo Kwat, kalau di Makassar ini Tumming ini ketuanya, kita minta Pak Dekan (Dr Zakir Sabara H Wata MT) jadi penasihat,” kata Satriadi “Bassitoayya” Mulyadi.

Baca: TRIBUNWIKI: Profil Dekan FTI UMI Zakir Sabara H Wata, dari Akun Medsos hingga Prestasi

Diskusi informil yang diselingi salat Magrib dan makan nasi goreng dan mie kuah di kantin Tribun ini.
Laiknya pertemuan komedian, isu serius pun bisa jadi bahan candaan.

Potongan kisah bagaimana mereka merintis jasa dan kreativitas di era media sosial.

Ternyata, mereka punya wawasan dan idealisme sendiri.

Wawasan dan kesadaran bahwa mereka harus mengikuti tren dan ekspektasi para followers mereka di media sosial.

Baca: Keanehan di Akun Facebook Rizky Amelia RA yang Diperkosa Pejabat BPJS Ketenagakerjaan

Baca: Jurus Sang Raja Peristri Model Cantik Oksana Voevodina, Lalu Kini Berbuah Petaka

Baca: Istri Kedua, Oksana Voevodina Hanya Jadi Permaisuri saat Bulan Madu dengan Raja Kelantan Malaysia

Di diskusi itu, tercetus rencana membuat aplikasi berbasis mobile, yang menawarkan hiburan interaktif 24 jam bagi warga Makassar.

Zakir Sabara H Wata misalnya, mengusulkan mereka berkolaborasi menamakan kelompok mereka Lelaki Panggilan Makassar.

“Jadi kalau ada ibu-ibu sosialita yang haus hiburan, mau dikasi ketawa sisa DM (direct message) di akun masing-masing- tapi tarif perjam misalnya Rp500 ribu,” ujar Zakir Sabara H Wata.

Tetiba Tumming menimpali.

“Tarif Lelaki Panggilan Makassar ini yang jelas bukanji Rp80 juta sekali booking, mahal sekali-mi itu,”  kata Tumming disambut tawa membahana.

Baca: Mampu Bayar Rp 80 Juta, Terungkap Sosok Pengusaha yang Main dengan Vanessa Angel di Hotel

Tarif Rp80 juta viral kala polisi di Surabaya membongkar jaringan bisnis prostitusi dengan artis Vanessa Angel yang konon tarif sekali booking per jam mencapai Rp80 juta.

Sekilas mereka juga menyingung bagaimana berkolaborasi, hingga bagaimana menjamu para klien yang memanfaatkan jasa endorser produk dan jasa klien.

“Kalau mau jujur, yang membuka jalan bagi komedian dan endors lokal ini adalah Tumming Abu, meski kami senior secara umur, tapi mereka senior dari sisi pengalaman dan jaringan,” kata Adi Bassitoayya.

@tumming _abu adalah brand bagi Ikhsan “Tumming” Hasyim dan Ahmad ‘Abu” Suhail.

Baca: Perwira Polda Kedapatan Bawa Wanita Bukan Istrinya di Rumah, Warga Hanya Bisa Mandangi Ramai-ramai

Baca: Bandingkan Selera Air Minum Presiden Jokowi dan SBY, Anak Ustadz Arifin Ilham Terpaksa Berkomentar

Hingga kemarin, followers mereka di Instagram sudah 456K dan 185.380 subscibers di YouTube.

Dengan tagline Makassar Mbedets, sejak 2013, mereka merintis jasa video creator dan endorse untuk bertahan hidup, termasuk jadi artis untuk sejumlah film lokal dan nasional.

“Tumming Abu ini adalah contoh seniman dan aktor generasi millennial yang khas Makassar. Mereka adalah generasi yang independen secara finansial, namun tak bisa hidup kalau tidak ada gadget dan jaringan internet,” kata Syahrir Arsyad Dini, yang lebih populer dengan Rere Art2Tonic.

Kala Twitter media sosial masih mendominasi, mereka sudah tenar dengan merek ‘Si Bolang’.

Kala itu, mereka masih mahasiswa dan mulaui jadi trendsetter untuk jadi endorser, sekaligus influencer, di Makassar.

Untuk isu politik dan SARA, mereka harus berani bilang tidak.

Tentang idealisme misalnya, Tumming Abu misalnya, pernah menolak untuk menjadi endorser salah satu pasangan calon Gubernur dan Wakil Sulsel.

“‘Terus terang, Kak, pernah kami ditawari mobil, tapi kami pikir itu hanya lima tahun, tapi setelah itu kami kehilangan followers untuk selama-lamanya,” kata Tumming yang juga alumnus STMIK Dipanegara, Makassar itu.

Baca: Keberadaan Video Panas 11 Menit Brigpol Dewi dan Begini Peran Sang Suami

Baca: Astaga! Brigpol Dewi Ternyata Tak Hanya Kirim Foto dan Video Panas, Ada Juga yang Lain

Tema pembicaraan soal tren media sosial, tantangan selebgram, influencer, atau content creator di era revolusi industri 4.0.

“Jepang bahkan sudah declare era industri 5.0, mulai tahun ini dan akan dirasakan hasilnya 2025. Kalau era Industri 4.0 artificial intelligence dan machine akan mendominasi di rea itu, human touch (sentuhan manusia) akan kembali,” kata Zakir Sabara H Wata, Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) UMI, yang jadi inisiator diskusi informil ini.(ilul/rin/zil)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved