Harga Tiket Pesawat Gila-gilaan, Simak 8 Trik ini Supaya Dapat Harga Murah, Ingatlah 'Aturan Minggu'
Jagat maya diramaikan dengan keluhan warganet tentang kenaikan harga tiket pesawat yang menggila.
Salah satu langkah yang diambil oleh warganet untuk mencoba menekan kebijakan naiknya harga tiket pesawat tersebut adalah dengan membuat petusi "Turunkan harga tiket pesawat domestik Indonesia" di situs web Change.org.
Hingga pukul 12.57 wita, Jumat (11/1/2019), petisi yang ditulis Iskandar Zulkarnain di situs Change.org itu sudah ditandatangani sebanyak 51.129 orang.
Tentu saja petisi tersebut tidak serta merta akan mengubah keputusan maskapai-maskapai penerbangan, atau bahkan pemerintah sebagai pembuat kebijakan.
Salah satu warga Makassar, Arny juga mengeluhkan melejitnya harga pesawat.
Ia sedang mencari tiket pesawat rute Jakarta-Makassar untuk penerbangan 29 Maret 2019.
"Gila, harga tiket domestik jauh lebih mahal dibanding ke luar negeri rute premium macam Singapura. Biasanya saya dapat harga Rp 700-an ribu, kemarin saya cek sudah tembus Rp 1,5 juta,"katanya.
Baca: Heboh Beredar Video Hubungan Suami-Istri Antara Ayah & Anak Terjadi di Indonesia
Baca: Aktivis Pertanyakan Pemanfaatan Videotron, Biaya Sewa Dianggarkan Rp 840 Juta di APBD Sinjai 2018
Baca: Parepare Raih Adipura Berkat Jumat Peduli Prakarsa Taufam Pawe
Baca: Madura United Gaet Mantan Bek Tangguh Persija, Sudah Rekrut 7 Pemain Top! Bagaimana PSM?

Jika membeli tiket Lion Air, sudah tak termasuk jatah bagasi 20 kg seperti biasanya.
Calon penumpang harus merogoh kocek lagi, mulai Rp 155 ribu hingga Rp 620 ribu. Itu pun tergantung rutenya.

Sementara Citilink masih menyediakan jatah bagasi untuk penumpang 20 kg.
Pasalnya, sebelumnya beredar kabar Citilink juga akan menghapus kebijakan bagasi gratis.

Tanggapan Maskapai
Tiga maskapai Indonesia menanggapi perihal petisi yang didukung oleh puluhan ribu warganet tersebut.
Head of Media Relations and Internal Communications Sriwijaya Air, Adi Willi Hanhari Haloho menyebut pihaknya tidak melakukan pelanggaran regulasi terkait tarif batas atas.
Hal senada dikatakan Senior Manager Public Relation Garuda Indonesia Ikhsan Rosan bahwa range harga pesawat normal.
"Walau peak season sudah habis, demand ke kota-kota besar itu masih tinggi. Orang masih banyak berpergian. Intinya kami tidak menaikkan harga, jadi hanya menyesuaikan," urai Ikhsan.