Telan Peniti, Begini Kondisi Terkini Bocah Sidrap di RSUP Wahidin Makassar
Fathur telah mendapat penanganan oleh dokter ahli bedah dan ahli Telinga Hidung Tenggorokan (THT) RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo.
Penulis: Amiruddin | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan Tribun Timur, Amiruddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kondisi bocah asal Kabupaten Sidrap, Provinsi Sulawesi Selatan, Muh Fathur (9), yang sebelumnya dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Wahidin Sudirohusodo, Kota Makassar, gegara menelan sebuah peniti, kini mulai membaik.
Fathur telah mendapat penanganan oleh dokter ahli bedah dan ahli Telinga Hidung Tenggorokan (THT) RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo.
"Alhamdulillah, kondisi Fathur sudah membaik. Sudah dipindahkan dari IGD," kata ibu Fathur, Fatmawati kepada tribun-timur.com, Senin (7/1/2019) malam.
Lanjut dia, putranya tersebut juga sudah mulai aktif berbicara seperti biasa.
Berbeda saat masih di IGD, yang belum bisa aktif bergerak dan berbicara.
"Sekarang sudah dipindahkan ke Kamar Lontara 3. Kalau dokter sudah menginzinkan, kami sudah siap membawa Fathur pulang," ujarnya.
Dia berharap kejadian serupa tak lagi terjadi kepada anaknya itu, maupun orang lain.
"Semoga ini juga jadi pelajaran buat saya dan orang tua lainnya, untuk lebih menjaga putra-putrinya," ujarnya.
Sekadar diketahui, bungsu dari empat bersaudara itu dilarikan ke rumah sakit, setelah dirinya tak sengaja menelan sebuah peniti di rumahnya, di Kelurahan Amparita, Kecamatan Tellu Limpoe, Sidrap.
Ayah Fathur, Suardi, mengatakan anaknya tak sengaja menelan peniti saat asyik bermain game sambil berbaring.
Lanjut dia, diduga saat bermain ponsel tersebut, anaknya juga memegang peniti yang tak sengaja ditelannya.
"Fathur tiba-tiba mengerang kesakitan, saat saya tengah mandi. Saya kaget pas dia katakan sebuah peniti tertelan di tenggorokannya," kata Suardi.
Melihat anaknya mengerang kesakitan, Suardi langsung membawa putranya tersebut ke RSUD Nene Mallomo, di Jl Wolter Monginsidi, Kecamatan Maritengngae, Sidrap.
Di rumah sakit tersebut, Fathur sempat menjalani foto rontgen.
Hasil foto rontgen, sebuah peniti tampak tertahan di tenggorokan murid Kelas 3 DDI Amparita tersebut.
"Dokter menyarankan agar Fathur segera mendapat penanganan, makanya kami bawa ke Makassar," tutupnya.