Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Diresmikan Sejak 2015, Begini Kondisi Keran Air Siap Minum PDAM, Warganet: Untuk Apa Dipasang?

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) mulai menyediakan Keran Air Siap Minum atau KASM di Taman Macan sejak 2015 lalu.

Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUN TIMUR/MUHAMMAD ABDIWAN
Warga menikmati fasilitas air siap minum di Taman Macan, Senin (25/1/2016). 

TRIBUN-TIMUR.COM-Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) mulai menyediakan Keran Air Siap Minum atau KASM di Taman Macan sejak 2015 lalu.

Peluncuran Keran Air Siap Minum tersebut pun dilakukan langsung oleh Wali Kota Makassar, Danny Pomanto pada 11 November 2018.

Warga menikmati fasilitas air siap minum di Taman Macan, Senin (25/1/2016).
Warga menikmati fasilitas air siap minum di Taman Macan, Senin (25/1/2016). (TRIBUN TIMUR/MUHAMMAD ABDIWAN)

Kehadiran Keran Air Siap Minum tersebut sebagai hadiah ulang tahun untuk Kota Makassar yang berusia 408 tahun saat itu.

Acara tersebut turut Direktur PDAM Makassar Haris Yasin Limpo dan Sekkot Makassar Ibrahim Saleh kala itu.

Baca: Sekretaris PDI Perjuangan Manokowari Klarifikasi Video Pria Ngamuk Catut Nama Bupati  

Baca: Mahfud MD Sindir Andi Arief, Jansen Sitindaon Sebut Ada Peramal Baru

Baca: Inilah 10 Tempat yang Paling Ingin Didatangi Wisatawan Dunia di 2019, Salah Satunya Ada di Indonesia

Baca: Kapolda Jatim: Selain VA, Mucikari Punya Kontak 45 Artis 100 Model Lengkap Foto & Data Pribadi

Dari stories instagram penulis Lily Yulianty Farid, Keran Air Siap Minum tersebut sudah terbengkalai setelah lebih dari tiga tahun.

Kondisi Terkini Keran Air Siap Minum Milik PDAM
Kondisi Terkini Keran Air Siap Minum Milik PDAM (Instagram @Lilyyulianti)

"Tidak berfungi, jadi untuk apa dipasang ya?,"tulis Lily di stories instagramnya.

Selain tak berfungsi, tulisan PDAM Thirta Dharma kini sudah tak lengkap lagi.

Ada pula tulisan yang menyebut 'mesin' keran air siap minum tersebut kini tak terkoneksi dengan listrik lagi.

Selain di Taman Macan, Ada dua titik Keran Air Siap Minum yang disiapkan oleh PDAM Makassar, yakni Anjungan Pantai Losari dan Lapangan Karebosi Jl Ahmad Yani.

Petugas pemadam kebakaran yang sedang beristirahat santai di kawasan anjungan Pantai Losari Makassar nampak menikmati fasilitas Keran Air Siap Minum (KASM) dari PDAM Makassar pada Kamis pagi (26/11/2015).
Petugas pemadam kebakaran yang sedang beristirahat santai di kawasan anjungan Pantai Losari Makassar nampak menikmati fasilitas Keran Air Siap Minum (KASM) dari PDAM Makassar pada Kamis pagi (26/11/2015). (TRIBUN TIMUR/MUNAWWARAH AHMAD)

 Baca: Pakai Kartu Kredit dan Debit BCA Beli 1 dapat 1 Tiket di BWP

Baca: Penasaran Nama dan Foto 2 Perwira Selingkuhan Brigpol Dewi? Siap-siap, Akan Dirilis

Baca: VIDEO: Detik-detik Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis IAIN Palopo Terbakar

Baca: Lima Terpidana Kasus Korupsi Masih Jadi Buron Kejari Barru

Baca: Bandingkan Foto Rumah Masa Lalu Andre Taulany dengan yang Sekarang, Jangan Kaget Lihat Bagian Depan

Baca: Link Pendaftaran Pegawai Bulog 2019, Daftar Segera Sebelum Batas Waktu

Tentang Lily Yulianti Farid

Lily Yulianti Farid merupakan founder Rumata' yang ia dirikan bersama sahabatnya sekaligus sutradara ternama Indonesia, Riri Riza.

Selain MIWF, Rumata' juga memiliki annual event besar lainnya, South East Asian (SEA) Screen Academy yang memberikan pelatihan bagi sineas-sineas muda dari Indonesia Timur.

Lily kini menetap di Australia bersama suaminya Farid Ma'ruf Ibrahim dan anaknya Fawwaz Naufal Farid.

Penulis Indonesia, Eka Kurniawan (baju kuning) menerima World Readers Award di malam penutupan Makassar International Writers Festival (MIWF) 2016 di Fort Rotterdam, Sabtu (21/5/2016).
Penulis Indonesia, Eka Kurniawan (baju kuning) menerima World Readers Award di malam penutupan Makassar International Writers Festival (MIWF) 2016 di Fort Rotterdam, Sabtu (21/5/2016). (ANITA WARDANA)

Di Australia, Lily menjadi dosen lepas di The University of Melbourne. Selain itu, ia juga tetap menulis, meneliti dan menerjemahkan buku, maupun sejumlah project lain di bidang seni budaya.

Saat ini sedang terlibat dalam proses penerjemahan buku tentang hubungan antara Indonesia dan Australia.

Baca: Berada di Papua, Inilah Kota Terdingin di Indonesia, Saat Petang Warga Tak Boleh Keluar Rumah

Baca: Traffic Light di Bawah Jembatan Flyover Tidak Berfungsi

Baca: Bupati Sidrap Dollah Mando Panggil ASN Yang Telat Hadir Upacara

Dalam setahun, wanita kelahiran Makassar, 16 Juli 1971 tersebut pulang ke Makassar. Setidaknya tiga kali dalam setahun untuk mengurusi 'project kemanusiaan'nya tersebut bersama Riri Riza.

"Akar saya di Makassar, saya anak Makassar dan saya pulang untuk berbakti untuk Makassar. Saya pulang mengurusi project kemanusiaan ini,"kata Lily kepada Tribun beberapa waktu lalu.

Bagi mantan jurnalis Kompas ini, MIWF maupun project Rumata' lain ibarat pesta literasi, seni dan budaya untuk 'warga biasa'.

Founder and Direktur MIWF, Lily Yulianti Farid bersama sejumlah penulis membuka Makassar International Writers Festival (MIWF) 2106 yang berlangsung di Fort Rotterdam, Makassar, Rabu (18/5/2016) malam
Founder and Direktur MIWF, Lily Yulianti Farid bersama sejumlah penulis membuka Makassar International Writers Festival (MIWF) 2106 yang berlangsung di Fort Rotterdam, Makassar, Rabu (18/5/2016) malam (TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR)

Menurutnya, kenyamanan dan layanan-layanan khusus kebanyakan bukanlah milik 'warga biasa'. Dia hanya bisa diakses oleh kalangan elite, baik penguasa, pejabat maupun pemilik modal.

Di mana, masyarakat bisa berada ditengah-tengah percakapan-percakapan intelektual, lintas bangsa dan budaya terjadi, serta dapat diakses seluruh lapisan masyarakat dan tak ada pembedaan.

"Saya kira penting ada masa yang kita kerjakan bersama-sama sebagai warga biasa yang membuat kita bangga sebagai orang biasa karena itu perasaan yang jarang ada di Indonesia,"kata penulis Family Room tersebut.

Lily mengaku kini mulai melihat Makassar dari perspektif masa depan. Setiap kali pulang ke Makassar, tak ada waktu baginya bernostalgia. Ia harus bertemu sejumlah anak muda Makassar dan membicarakan apa yang akan mereka lakukan untuk Makassar.

"Kami sadar Makassar memiliki punya segudang masalah, tapi kami adalah bagian kecil dari kota ini yang ingin memberi jawaban atas masalah tersebut dan membawa dampak paling tidak untuk orang di sekitar kita,"tambahnya.

Duta Buku Nasional Najwa Shihab bersama Direktur MIWF, Lily Yulianti melihat perahu pustaka yang bersandar di anjungan pantai losari, Makassar, Kamis (3/5/2018).
Duta Buku Nasional Najwa Shihab bersama Direktur MIWF, Lily Yulianti melihat perahu pustaka yang bersandar di anjungan pantai losari, Makassar, Kamis (3/5/2018). (sanovra/tribuntimur.com)

Ia pun menginginkan anak muda Makassar bangga sebagai orang biasa yang berdaya, memiliki etos kerja, dan kepekaan terhadap urusan-urusan kemanusiaan, serta menjadi bagian dari pembangunan kemanusian itu sendiri. Mimpi inilah yang senantiasa membuatnya ingin pulang ke Makassar.

Menurutnya, jika semangat dan harapan tersebut bisa ditularkan ke ke anak-anak muda Makassar yang menjadi volunteer di MIWF ataupun project Rumata' lainnya, tentunya mereka akan mampu menciptakan pengalaman ber-Makassar yang berbeda.

"Saya sama Riri selalu bilang, kita harus pulang ke Makassar. Kita harus pulang dengan peran, tapi peran itu berbeda karena banyak teman saya pulang untuk berusaha, membangun karier politik atau hanya sekadar bernostalgia,"ujar ibu satu anak ini.

Taman baca di Fort Rotterdam selama penyelenggaraan MIWF 2016
Taman baca di Fort Rotterdam selama penyelenggaraan MIWF 2016 (TRIBUN TIMUR/ FAHRIZAL SYAM)

Lily ingin pulang sebagai orang biasa yang berdaya, mempersembahkan karya untuk Makassar, yakni sebuah rumah budaya, sebuah tempat yang mampu memberikan identitas baru bagi Makassar. Tidak hanya sebagai kota yang penuh konflik seperti yang tergambarkan dalam framing media, melainkan sebuah indentitas kultur bagi Makassar.

"Kami persembahkan satu rumah budaya dan kita tidak punya interest apa-apa. Jadi bukan saya ingin jadi apa, Riri ingin jadi apa. Karena kami percaya, kalau kita mampu, kita harus berkontribusi untuk Makassar dan ini sudah enam tahun berjalan,"jelasnya.(*)

Baca: Pakai Kartu Kredit dan Debit BCA Beli 1 dapat 1 Tiket di BWP

Baca: VIDEO: Suasana Persiapan Acara Adat Nikahan Putra Bungsu Gubernur Sulsel

Baca: Lady Gaga Menangkan Nominasi Best Original Song di Golden Globe 2019

Subscribe untuk Lebih dekat dengan tribun-timur.com di Youtube:

Jangan lupa follow akun instagram tribun-timur.com

(*)

Baca: Cantiknya Maia Estianty Pakai Hijab Syari, Ini Foto-foto Lihat Juga Senyumnya

Baca: Real Madrid tak Berdaya di Kandang, Barcelona Kalahkan Getafe. Lihat Klasemen Terbaru!

Baca: Siapa Artis Bertarif Rp 300 Juta di Jejaring Prostitusi Online Vanessa Angel & Avriellia Shaqqila?

Baca: 7 Updating Kasus Prostitusi Online Vanessa Angel, Seberapa Kaya Si Pria Hidung Belang yang Booking?

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved