Demi Kereta Listrik, Dubes China Temui Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah di Rujab! Ini Dibicarakan?
Nurdin Abdullah menyebutkan bahwa pertemuan tersebut terkait rencana kerja sama bilateral antara Indonesia (Pemprov Sulsel) dengan China.
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Arif Fuddin Usman
Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy
TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Rencana mega proyek kereta rel listrik (KRL) atau transportasi Light Rail Transit (LRT) semakin nyata.
Pada Kamis (3/1/2019), Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian secara khusus datang ke Makassar (Sulsel) untuk membahas proyek kereta listrik bareng Gubernur Sulawesi Selatan Prof HM Nurdin Abdullah di rumah jabatan Gubernur, Jl Sungai Tangka, kota Makassar.
Xiao Qian datang dengan mengendarai Toyota Vellfire berwarna hitam dengan kode kendaraan B 2819 UKE. Dubes baru ini datang dengan pengawalan PJR Polda Sulsel.
Baca: Bek Kiri Persib Ardi Idrus Dirumorkan ke PSM Makassar, Ini Penyebab dan Tanggapannya
Baca: Bareskrim Polri akan Periksa Status Andi Arief di Twitter Soal Surat Suara Tercoblos
Dubes dan Gubernur Sulsel bertemu secara tertutup. Usai pertemuan itu, NA pun memberikan keterangan pers kepada wartawan.
Nurdin Abdullah menyebutkan bahwa pertemuan tersebut terkait rencana kerja sama bilateral antara Indonesia (Pemprov Sulsel) dengan China.
Menurut NA, pemerintah China sangat menyambut baik komitmen Pemprov Sulsel sebagai daerah ramah investasi.
"Kehadiran mereka pertama bertemu dengan saya ingin mendengar apa rencana rencana kedepan sebagai gubernur yang baru, yang kedua mereka ingin mengunjungi beberapa proyek yang dikerjakan Cina yang ketiga dia ingin bertemu komunitas China di Makassar," katanya.
Lanjut Nurdin, dari komitmen Pemprov sebagai daerah ramah investasi, Pemerintah China akan memfasilitasi Pemprov Sulsel untuk bertemu dengan para pengusaha besar (investor) yang akan berlangsung di China.
3 Usulan Strategis
"Kita diundang ke China, untuk membahas lebih detail lagi bersama para pengusaha di China. Jadwal ke sana, kita akan cari waktu yang tepat," kata mantan Bupati Bantaeng dua periode ini.
Nurdin mengatakan tiga usulan program strategis yang ia tawarkan kepada China, diantaranya kereta listrik, tol (infrastruktur jalan) lintas kabupaten, dan sektor pariwisata.
Baca: Progress Pembangunan Jalan Tol Layang Pettarani hingga Akhir 2018 Capai 9,23 %, Ini Rinciannya?
Baca: Wali Kota Makassar Tawarkan Proyek Reklamasi ke Pemerintah Tiongkok
Dari tiga proyek ini, China kata NA siap membantu Pemprov Sulsel. "Potensi wisata di Sulsel juga ia lirik. Dan rencana ada penerbangan Makassar dan China, beliau juga ingin bangun konsulat China di Makassar," kata NA.
Nurdin menegaskan, kerja sama dengan China ini tidak mesti melibatkan warga negara China (pekerja) untuk bekerja atau tinggal di Sulsel. Namun rencana ke depan proyek yang dikerjasamakan ini juga akan melibatkan warga lokal. Baik untuk pekerja kasar hingga terdidik.
"Kalau mesin-mesin iya, tapi ini kalau pembangunan infrastrukturnya, kita bisa pakai orang lokal," katanya.
NA mengungkapkan dengan investor Pemprov Sulsel akan terbantu dari sisi keuangan atau tidak membebankan kepada uang negara.
Gubernur yang dilantik Presiden RI Joko Widodo pada Oktober 2018 lalu ini, yakin bahwa pertumbuhan di Sulawesi Selatan akan melonjak naik jika tiga rencana strategis ini terwujud.
China Railway Eryuan
Sebelumnya investor asal China, perusahaan China Railway Eryuan Engineering juga pernah datang ke Sulawesi Selatan. China Railway Eryuan menemui Direksi Perusda Sulsel.
Perusahaan yang bergerak di bidang transportasi ini menawarkan kerja sama di bidang transportasi Light Rail Transit (LRT) atau kereta listrik.
Baca: Usai Rocky Gerung, Kini Giliran Deddy Corbuzier Diajak Masuk Islam, ini 7 Fakta Tentang Yudi Pramuko
Baca: 5 Pemain Bintang yang Diperebutkan Persib, Persija, PSM, Persebaya & Madura, No 1 Sudah Kirim Kode
Karena melihat potensi ibukota provinsi Sulsel (kota Makassar) yang semakin hari kian macet, Gubernur pun kepincut dengan tawaran investor asal China itu untuk hadirkan inovasinya di Sulsel.
Plt Dirut Perusda Sulsel, Taufik Fachruddin mengatakan jika perusahaan asal China itu bahkan telah melakukan pantauan di titik strategis, atau rute yang akan dilalui LRT.
LRT menurutnya akan dibangun laiknya LRT yang ada di China, kereta yang menggantung di tiang-tiang yang ada di rute LRT tersebut.
"Jika kita lihat di Indonesia, relnya di bawah, ini justeru relnya di atas kereta. Insya Allah kita sama-sama berdoa agar harapan kita memajukan Sulsel bisa terwujud dengan sempurna," ujar Taufik.
Lanjut Taufik, meski 2019 baru akan dilakukan FS (Feasibility Study), pihaknya bisa memperkirakan jika rute LRT nantinya ini berada di jalur Bandara Internasional Sultan Hasanuddin dan Lapangan Karebosi.
"Hitung-hitungan kajian kami disitu. Tapi kita tunggulah nanti di 2019. Setelah FS ini kita akan lanjutkan konsolidasi dengan lembaga terkait seperti Pemkot Makassar, Kementerian Perhubungan, Kementrian PU, dan pihak yang terkait," kata Taufik.
Rute Bandara-Karebosi
Taufik menjelaskan, alasan ia memilih rute LRT itu di Bandara Hasanuddin - Lapangan Karebosi, karena Bandara Hasanuddin adalah pintu gerbang utama ibukota provinsi.
Bandara Hasanuddin merupakan perlintasan lintas provinsi maupun lintas negara. Sedangkan di Lapangan Karebosi diketahui sebagai titik 0 Makassar, atau pusat kota Makassar.
Baca: Bandara Sultan Hasanuddin Berlakukan Uang Elektronik, Ini Bank yang Keluarkan Kartu Khusus itu?
Baca: Abdul Rahman Perpanjang Kontrak, Zulham-Rivky? Ini Komentar CEO PSM
Jalur LRT tersebut, lanjut Taufik, dipersiapkan untuk mengurai kemacetan di Jalur Tol Reformasi, Jl Perintis Kemerdekaan, Jl Urip Sumohardjo, Jl Gunung Bawakaraeng, dan Jl Jenderal Sudirman.
LRT yang akan dibangun di Makassar, sebut Taufik, akan dibangun murni dari dana investor. Tanpa menggunakan uang APBN atau APBD.
"Ini yang membedakan nanti, kalau pemerintah kan menunggu anggaran cair dan diusulkan. Kalau LRT nanti murni investor," katanya.
Adapun cara agar LRT ini berjalan lancar, diupayakan tidak dilakukan pembebasan lahan. Jadi kemungkinan memakai jalan nasional atau provinsi.
"Kita menghindari pembebasan lahan. Karena pembebasan lahan ini bisa menghambat proses," katanya. (*)
Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube kami:
Follow juga akun instagram official kami: