Benarkah Prabowo Subianto Salah Data Lagi? Direktur RSCM Protes Keras dan Reaksi Elite Gerindra
Manajemen RSCM membantah tegas pernyataan Capres Nomor Urut 02 Prabowo Subianto tentang selang cuci darah RSCM yang dipakai untuk 40 pasien
Riko lantas bertanya kembali bagaimana jika informasi yang didapat Prabowo Subianto keliru
"Saya rasa itu yang dimaksud pak prabowo itu tabung dialisis bukan selang. Bahwa tabung dialisis ini dipakai sampai berkali-kali. memang seharusnya dipakai hanya sekali. tapi karena uang pengganti dari BPJS itu sedikit biaya tabung itu mahal sehingga dipakai berkali-kali," simpul Andre Rosiade menjawab Riko.
Riko kembali mengejar argumentasi Andre Rosiade bakal muncul bahaya jika tokoh politik salah berbicara.
Andre Rosiade mencoba menjelaskan inti pembicaraan Prabowo Subianto bukan soal selang pencuci darah pasien ginjal melainkan negara tak punya kreativitas mencari uang untuk membayar BPJS yang berutang kepada rumah sakit.
Sehingga kondisi ini, masih menurut Andre Rosiade, rumah sakit berakrobat dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Pembawa acara lantas kembali bertanya kenapa seorang Prabowo Subianto bisa salah, apalagi telah menyebut nama RSCM sebagai institusi.
Pertanyaan itu dijawab Andre Rosiade diplomatis.
"Manusia kan tempatnya salah dan khilaf ya. Saya belum tahu jelasmnya tapi analisis saya seperti itu, tabung dialisis. Biasa salah," aku dia.
Ia memastikan jika memang ucapan Prabowo Subianto nanti salah soal RSCM menggunakan selang cuci darah sampai berkali-kali untuk 40 pasien maka akan minta maaf.
"Yang pasti Pak Prabowo kan orang yang sangat objektif bukan tipikal pencitraan. Kalau memang dia salah dia pelajari, beliau salah, beliau nanti akan minta maaf kok secara terbuka," ungkap Andre Rosiade.
PSI anggap Prabowo sering keselip lidah
Politikus PSI Dede Prayudi yang turut diundang di Kompas Petang langsung ditodong tanggapannya oleh Riko.
Ia mengaku tidak terlalu terkejut Prabowo Subianto menjadi pembahasan dengan menyebut selang untuk pasien cuci darah di RSCM dipakai berkali-kali.
"Memang kalau melihat track record Pak Prabowo selama 2018 yang saya catat itu ada delapan kebohongan besar yang sudah diucapkan Pak Prabowo," ungkap Dede.
"Ketika 2019 mulai ternyata Pak Prabowo memulainya dengan kebohongan lagi," imbuh juru bicara PSI ini.
Memasuki tahun 2019, Dede Prayudi sempat membuat cuitan yang intinya memasuki tahun baru ia berharap Prabowo Subianto tak lagi mengedepankan kebohongan dalam kampanyenya.
Dede Prayudi mengatakan Andre Rosiade boleh saja menganggap Prabowo Subianto terselip lidah atau sedang khilaf.
"Tapi kalau terlalu sering itu bukan keselip lidah. Itu namanya disengaja," sindir Dede Prayudi.
Beberapa kebohongan Prabowo Subianto selama 2018 lalu dibuka kembali oleh Dede Prayudi, di antaranya soal data kemiskinan meningkat 50 persen.
Ketua Umum Gerindra ini juga pernah mengatakan 99 persen masyarakat Indonesia sangat hidup pas-pasan merujuk data Bank Dunia.
Ada lagi soal biaya proyek LRT yang menurut Prabowo Subianto termahal di dunia karena datanya digelembungkan.
Belakangan ketahuan data tersebut diambil dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan kasus ini menguap begitu saja.
Kebohongan Prabowo Subianto lainnya yang menyamakan ekonomi Indonesia sama dengan negara-negara di Afrika dan Haiti.(tribunnews.com)
Subscribe untuk Lebih dekat dengan tribun-timur.com di Youtube:
Jangan lupa follow akun instagram tribun-timur.com
Baca: Lakukan Hubungan Terlarang di Malam Tahun Baru, Rumah Warga Borongtala Jeneponto Dibongkar
Baca: Kronologi Bripka Yusuf Tewas karena Knalpot, Ini yang Terjadi Sebelum Meregang Nyawa, Videonya Viral
Baca: Top Skor Liga 1 Tanpa Klub Sekarang, Persib, Persija, PSM Makassar, atau Arema FC Tujuannya?
Baca: 5 Fakta Awan Tsunami di Langit Makassar, Bahaya untuk Pesawat Hingga Lama Efeknya, Pertanda Apa?
Baca: Foto-foto Terbaru Veronica Tan Setelah 8 Bulan Dicerai Ahok Jadi Sorotan, Aktivitasnya Beda Banget
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Prabowo Sebut Selang Cuci Darah di RSCM Dipakai 40 Pasien, Ini Klarifikasi dari Elite Gerindra,