Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

VIDEO: Yang Dilakukan AJI Makassar Jika Ada Media Tidak Independen

Disampaikan Ketua AJI Makassar Qodriansyah Agam Sofyan, usaj Diskusi Akhir Tahun AJI Makassar di Hotel D'maleo

Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Suryana Anas

Laporan Wartawan Tribun Timur, Darul Amri Lobubun

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tahun 2019, lembaga Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Makassar akan mentracking media, pro partai Politik.

Hal tersebut diungkapkan Ketua AJI Makassar Qodriansyah Agam Sofyan, usaj Diskusi Akhir Tahun AJI Makassar di Hotel D'maleo, Kamis (27/12/2018).

Kata Agam, mulai 2019 nanti AJI Kota Makassar bersama AJI Indonesia akan memtracking media-media yang pro ke partai politik ditahun politik, 2019 nanti.

Baca: VIDEO: Razia, Tim Gabungan Amankan Pasangan Bukan Suami Istri di Wara Timur Palopo

Baca: Kompleks Perumahan Matahari Pangkep Terendam Air Setinggi 70 CM

Baca: Cuaca Ekstrem, TRC BPBD Sidrap Siaga 24 Jam

Baca: Hingga 30 Desember, Beli Tiket Garuda Rute Bali Dapat Free Masuk Bird Park

Baca: Sebar DPTHP 2 di Masjid, KPU Soppeng Rahasiakan Tahun Kelahiran Pemilih

Baca: Larang Main Petasan, Lurah Hasanuddin Minta Warga Berzikir saat Tahun Baru

Baca: Penjelasan BMKG Terkait Gelombang Laut di Perairan Sulsel Meningkat

Baca: Wali Kota Makassar Perintahkan Siaga Mulai Pukul 18.00, ini Sebabnya

Baca: Promo Hanya Lima Hari di Indomaret, Beras Ramos Hanya Rp 58.500

Baca: Manokwari Papua Diguncang Gempa 6,1 SR, Warga Berhamburan ke Luar Rumah

"AJI Makassar khusuanya di Sulsel dan AJI Indonesia secara nasioinal, itu akan tracking media yang condong pro partai politik," kata Agam setelah sesi diskusi.

AJI Makassar dan AJI Indonesia akan mentracking media-media yang condong membela partai politik. Setelah itu, AJI akan mempublikasikan ke masyarakat.

"Ini yang perlu publik tahu, kalau nanti media yang ditracking condong kepada partai politik. Ini akan kami publikasikan kepada masyarakat," ungkap Agam.

Pasalnya, selama 2018. AJI Makassar mencatat 11 kasus kekerasan terhadap jurnalis. Dua kasus diantaranya adalah, terkait dengan keberpihakan ke partai.

Dua kasus tersebut lanjut Agam, sudah dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) agar kemudian diproses, usai memberitakan keberpihakan politiknya.

"Dua kasus ini sudah dilaporkan, kalau sembilan kasus lainnya berkait dengan kekerasan jurnalis saat peliputan. Kami lihat ini sangat berbahaya," jelas Agam.

Menurut AJI, dari 11 kasus tersebut dominan pada kode etik jurnalis yang ada. Apalagi, 2019 nanti, para jurnalis diperhadapkan dengan tahun politik.

Diskusi Akhir Tahun 2018 yang digelar AJI Kota Makassar, mengangkat tema tentang "AJI Kota Makassar Menjawab Permasalahan Pers pada Tahun 2018".

Menjadi narasumber dalam diskusi ini, Ketua Aji Makassar, Agam, Dewan Etik AJI Makassar, Firdaus Muhammad, dan juga Pakar media Sulsel, Aswar Hasan.

Menurut Firdaus Muhammad, banyak jurnalis yang telah menyalahi kode etik. Hal tersebut terjadi, lantaran lemahnya rekrutmen di kalangan perusahaan pers.

“Terlalu mudah orang sekarang menjadi wartawan, yang penting mampu menulis saja, tidak melihat mental juga yang bisa mempengaruhi berita," ungkap Firdaus.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved