Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hari Ibu 2018 - Ini Ganjaran untuk Anak yang Durhaka pada Ibunya Menurut Ustadz Abdul Somad (UAS)

Di hari ibu, bagaimana cara memuliakan ibu menurut Ustadz Abdul Somad (UAS)?

Editor: Ilham Arsyam
Youtube
Ustadz Abdul Somad 

Hari Ibu 2018 - Ini Ganjaran untuk Anak yang Durhaka pada Ibunya Menurut Ustadz Abdul Somad (UAS)

TRIBUN-TIMUR.COM - Selamat Hari Ibu 2018! Ustadz Abdul Somad dalam suatu ceramahnya mengimbau umat Islam untuk selalu memuliakan ibu.

Meski sempat membuat kontroversi terkait peringatan Hari Ibu setiap 22 Desember, baiknya dilihat juga ceramah Ustadz Abdul Somad tentang pentingnya memuliakan ibu.

Di hari ibu, bagaimana cara memuliakan ibu menurut Ustadz Abdul Somad?

Ganjaran dari Allah SWT bagi orang yang memuliakan ibunya adalah surga. Sesuai dengan hadis Nabi Muhammad SAW. Surga berada di bawah telapak kaki ibu.

Dosen UIN Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru itu mengatakan sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk tunduk pada ibu. Setiap anak harus menyenangkan hati ibunya. Menahan diri tak tak pernah melawan kepada ibu.

Baca: Kumpulan Doa untuk Ibu Cocok Dipanjatkan Memperingati Hari Ibu 2018, Bahasa Arab,Indonesia & Artinya

Baca: Air Mata Ustadz Abdul Somad (UAS) Hampir Meleleh Saat Ceramah di Fak Fak Papua Barat, ini Alasannya!

Baca: Sisca Icun Sulastri Ternyata Punya Tunangan & Rencana Nikah 2019, ini Profesi si Calon Suami

Sebab ibu adalah orang yang telah berjuang bersimbah keringat dan darah, sampai hampir meregang nyawa untuk melahirkan anak-anaknya.

Penderitaan seorang ibu tak hanya sampai di situ, ia juga kerap terhenti beribadah ketika sedang hamil.

Ibu tak bisa berpuasa ketika hamil, tak bisa puasa ketika menyusui. Ibu tak jadi solat Dhuha atau ingin membaca Alquran karena harus mendiamkan anaknya yang menangis.

Ustaz Somad menyebut umat Islam yang tak mampu untuk menunaikan ibadah haji atau umroh ke Mekkah untuk mengejar surga tak perlu bersedih.

Karena sejatinya surga itu tak jauh, yaitu ada di telapak kaki ibu.

"Senangkan hati ibumu. Kalau ibumu suka marah, cerewet, kuncinya hanya satu, diam. Jangan melawan. Karena kalau kau lawan, murka Allah untukmu," ujar Ustaz Somad.

ibu yang sosoknya setiap saat harus dimuliakan.

Bahkan, seorang ibu menjadi utama di dalam rumah untuk dimuliakan setelah itu barulah ayah. Bagaimana kita harus memuliakan sosok ibu menurut ustadz Abdul Somad.

"Jangan lupa pada ibu. Ibu jangan kalian lawan, 9 bulan 10 hari kalian di perutnya, 2 tahun kalian menyusu, mengalir darahnya dalam aliran darah kalian. Jangan kalian sombong," kata Ustadz Abdul Somad, dalam ceramahnya.

Manusia di dunia ini kata UAS, hanya Nabi Adam yang tidak dilahirkan oleh ibu. Dan, itu merupakan mukjizat bagi beliau.

"Jangan pernah kau lawan ibu. Durhaka pada orangtua akan dapat azab dua-duanya. Pemabok narkoba di dunia senang, di akherat dapat siksa, pezina senang didunia, di akherat dia dapat azabnya. Tapi, kalau durhaka pada orangtua, azab didunia dapat, di akherat juga dapat. Jadi, dapat dua-duanya. Di sini (dunia) kau dapat azab, mengapa di sana (akherat) kau juga dapat, karena di sini itu DP nya, dan di sana baru kau dapat cas nya," tegas Ustadz Abdul Somad, seraya disambut gelak tawa jamaah.

Dalam ceramah singkat itu Ustadz Abdul Somad mengatakan, kepada Allah, salat tahajud, kepada ibu, berbakti.

Dosa terbesar dari pada dosa besar bukanlah sirik, tetapi dosa terbesar dari dosa besar adalah durhaka pada ibu.

Lihat lengkap video singkatnya yang diunggah MEONG CHANNEL pada 29 Mei 2018

Dituduh sang Ibu Pakai Jin

Setiap ceramah yang dihadiri Ustadz Abdul Somad selalu ramai dihadiri para umat yang ingin mendengarkannya.

Hal ini rupanya sempat memunculkan kecurigaan sang ibu. Bahkan Ustadz Abdul Somad dituduh ibunya memakai jin saat ceramah.

Tuduhan sang ibu soal Ustadz Abdul Somad ceramah pakai jin agar ramai jemaah diungkapkan pria yang akrab disapa UAS itu.

Ustaz Abdul Somad mengaku sampai saat ini tak tahu persis alasan ceramahnya selalu dipadati banyak umat.

"Kenapa setiap ceramah ramai pun saya bingung," kata Ustadz Abdul Somad.

Ustaz Abdul Somad menceritakan bahwa pertama kali Ia ceramah dalam kondisi ramai kebetulan sang ibunda ikutpada saat itu.

"Pulang ceramah dia (Ibunda UAS) bilang 'kau sudah punya jin. Kau pakai jin'. Nggak saya bilang. Disangkanya saya pakai jin," ujar Ustaz Abdul Somad.

Berikutnya akibat tuduhan jin itu, Ustaz Abdul Somad memilih berkonsultasi ke dosen psikologi. "Jangan-jangan ada jin anak-anak ikut setiap saya ceramah," kata Ustaz Abdul Somad.

Hasilnya, dosen psikolog yang didatangi Ustaz Abdul Somad menjawab bahwa UAS disukai lantaran selalu menggunakan kata dan kalimat yang mudah dicerna.

Hal itu membuat ceramah Ustaz Abdul Somad mudah dicerna dan melekat di kepala pendengarnya.

"Jadi ada alasan rasionalnya juga," Ustaz Abdul Somad.

Sejarah Hari Ibu

Hari ibu di Indonesia diperingati setiap tanggal 22 Desember.

Lalu tahu kah kamu kenapa di Indonesia peringatan hari ibu jatuh pada tanggal 22 Desember?

Dikutip dari laman Grid.ID yang tayang pada Rabu(21/11/2018), alasan tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari ibu berhubungan dengan perempuan Indonesia.

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu kembali ke masa sebelum kemerdekaan, tepatnya pada tahun 1928.

Seperti yang sebelumnya telah diberitakan oleh Tribun Timur, Hari Ibu di Indonesia dirayakan pada ulang tahun hari pembukaan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama.

Kongres Perempuan Indonesia yang pertama ini jatuh pada tanggal 22-25 Desember 1928.

Kongres ini pertama kali dilaksanakan di Yogyakarta.

Tepatnya bertempat di Dalem Jayadipuran, yang kini bertransformasi menjadi Kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional.

Gedung ini terletak di Jalan Brigjen Katamso, Kota Yogyakarta.

Kongres Perempuan Indonesia yang pertama ini dihadiri oleh sekitar 30 organisasi wanita.

Mereka berasal dari 12 kota di Jawa dan Sumatera.

Dari sini kemudian terlahir Kongres Wanita Indonesia atau yang disebut dengan Kowani.

Di Indonesia, organisasi wanita sudah memulai eksistensinya sejak 1912.

Pergerakan mereka terinspirasi oleh pahlawan-pahlawan wanita Indonesia di abad 19.

Sebut saja Kartini, Christina Martha Tiahahu, Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Maria Walanda Maramis, Dewi Sartika, dan Nyai Ahmad Dahlan.

Kongres ini diadakan untuk meningkatkan hak-hak perempuan di bidang pendidikan dan pernikahan.

Agenda utama kegiatan ini adalah untuk mempersatukan perempuan di Nusantara.

Selain itu, mereka juga ingin menjunjung eksistensi perempuan dalam perjuangan kemerdekaan, peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, hingga pernikahan usia dini bagi perempuan dan lain sebagainya.

Mengikuti jejak Kongres Perempuan Indonesia I, Kongres Perempuan II kemudian digelar pada Juli 1935.

Dalam kongres ini kemudian dibentuk Badan Pemberantasan Buta Huruf (BPBH) dan menentang perlakuan tidak wajar atas buruh wanita perusahaan batik di Lasem, Rembang.

Meskipun sudah dilaksanakan pada 1928, namun peringatan Hari Ibu belum langsung ditetapkan oleh pemerintah.

Peringatan Hari Ibu pada 22 Desember baru ditetapkan pada Kongres Perempuan III pada 10 tahun kemudian, yakni 1938.

Namun perayaan ini belum bersifat resmi.

Baru pada 1953 melalui Dekrit Presiden Nomor 316 Presiden Soekarno resmi menetapkan 22 Desember sebagai Hari Ibu, hingga saat ini.

Seperti yang telah disebutkan di awal, hanya Indonesia yang memperingati Hari Ibu pada 22 Desember.

Menurut data di Wikipedia, negara-negara lain seperti Australia, Kanada, Jerman, bahkan Malaysia merayakan Hari Ibu di minggu kedua bulan Mei.

Lalu, ada juga peringatan Hari Perempuan Internasional alias International Women's Day pada 8 Maret.

Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Hari Ibu, Bagaimana Cara Memuliakan Sosok Ibu Menurut Ustadz Abdul Somad, Lihat Video Singkatnya


Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved