ACT Segera Kirimkan Tim Kemanusiaan untuk Uighur
Sejumlah media internasional melaporkan, sekitar satu juta orang yang diduga berasal dari etnis Uighur itu ditahan dengan dalih reedukasi.
Di samping itu, Bambang Triyono menyampaikan, isu kemanusiaan Uighur akan tetap menjadi perhatian Solidaritas Kemanusiaan Dunia Islam (SKDI). “
GHR yang diberikan mandat soal ini sekuat tenaga pastilah merespons di mana pun ada isu-isu kemanusiaan yang ada di negara-negara SKDI. Termasuk Uighur, tidak menutup kemungkinan kita menyapa warga Uighur di tempat asalnya,” jelas Bambang.
Dari dalam negeri, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammad Sirajuddin Syamsuddin atau Din Syamsuddin mengecam penindasan muslim Uighur di Xinjiang.
Sebagaimana dilaporkan kantor berita Antara, Din mengatakan, penindasan yang dilakukan kepada muslim Uighur di China telah melanggar hak asasi manusia.
Etnis Uighur merupakan suku minoritas muslim yang menjadi penduduk mayoritas di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang, China bagian barat laut.
Dilansir dari berbagai sumber, sensus populasi etnik yang ditulis Departemen Statistik Populasi, Sosial, Sains dan Teknologi, Biro Statistik Nasional Tiongkok tahun 2000 menyebutkan, 45,84 persen penduduk di Xinjiang adalah suku Uighur.
Beberapa bulan terakhir di tahun 2018 ini, sejumlah media internasional memberitakan adanya kamp indoktrinasi untuk warga etnis Uighur dari Pemerintah China. (*)