TRIBUNWIKI: Ini Profil M Sapri Malik, Politisi Muda di Mamasa, Sulbar! Aktif di PMII dan Ansor
Sebelum terjun ke dunia Politik, ia merupakan sosok aktivis di Polewali Mandar Sulbar.
Penulis: Hasan Basri | Editor: Arif Fuddin Usman
Laporan wartawan Tribun Timur Hasan Basri
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Muhammad Sapri Malik atau biasa dikenal Sapri kini aktif di dunia Politik. Ketertarikanya di dunia Politik didasari keinginan adanya perubahan bangsa menjadi lebih baik, terutama di daerah asalnya.
Sapri merupakan pria kelahiran Kirak, 10 Mei 1988, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Ia saat ini menjabat sebagai Wakil Sekretaris Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Mamasa Periode 2016-2021.
Namun, sebelum terjun ke dunia Politik, Sekretaris Umum Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Mamasa Masa Khidmat 2015-2020, merupakan seorang aktivis di Polewali Mandar Sulbar.
Baca: TRIBUNWIKI: Profil Mansur, Kepala SLB Sidrap, Bina Sekolah Layaknya Keluarga Sendiri
Baca: TRIBUNWIKI: Profil Akram Firdaus, Salah Satu Pencetus Pakailagi.com
Semangat meneguhkan demokrasi dan mewujudkan keadilan sosial masih terus bergelora dalam dirinya. Ia mengatakan generasi muda merupakan tiang kokoh sebuah negara.
“Maju tidaknya sebuah negara salah satunya adalah ditentukan oleh generasi mudanya. Ada andilnya para generasi muda dalam pembangunan nasional akan membawa Indonesia menjadi negara yang lebih baik,” ujarnya.
Sejarah Indonesia adalah sejarah pemuda Indonesia, yang dimulai dengan Perhimpunan Indonesia di Belanda, Sumpah Pemuda, Revolusi Agustus 1945, hingga penggulingan Suharto-Rezim Orde Lama.
"Pemilu 2019 merupakan waktu yang tepat bagi generasi muda atau politisi muda untuk merebut kepemimpinan dan menjadi pemimpim politik di parlemen,” kata mantan Sekretaris Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Polewali Mandar Masa Khidmat 2011-2012 ini.
Dikatakannya, pemilu bukan hanya sekadar momen di mana masyarakat yang telah memiliki hak pilih untuk memilih para wakil rakyat, namun di dalam pilihan mereka tersebut tersimpan harapan yang sangat besar kepada perwakilan mereka demi kemajuan hidup masyarakat yang adil dan sejahtera.
Pemuda dan politik adalah dua elemen atau bagian yang tak terpisahkan dalam pembangunan suatu bangsa, karena dari sisi itulah pemuda kita dapat memberikan kontribusinya dalam pembangunan nasional karena tidak selamanya generasi sekarang akan terus bertahan.
"Harus ada generasi pengganti yang matang dan lebih inovatif dalam membangun bangsa. Dengan terjunnya pemuda ke dunia politik maka diharapkan membawa perubahan-perubahan dalam demokrasi kita kearah yang lebih baik lagi," paparnya.
Strategi yang dapat dilakukan agar generasi muda tak hanya menjadi pemilih dalam Pemilu 2019, tetapi juga mampu membangun citra diri di masyarakat dan menangkan pemilu 2019.
Di antaranya yaitu; Pertama, menciptakan ruang politik yang sehat di media sosial. Peran ini berguna untuk menciptakan isu politik yang lebih mementingkan visi, misi, program peserta pemilu ketimbang isu dengan sentimen SARA dan hoaks.
"Sehingga pemilih bisa menjadi ‘pasar’ Politis muda dan internet/sosial-media menjadi alat yang jitu dan ampuh untuk mensosialisasikan visi-misi dan program politik," tuturnya lagi.
Kedua, merebut kepemimpinan politik yang bermartabat baik gagasan maupun praktik. Kampanye politik cerdas, berintegritas, ideologis. harus terus digalakkan.