3 Hal Terkait Habib Bahar bin Smith, Pilih Membusuk di Penjara Dibanding Meminta Maaf Kepada Jokowi
Sosok Habib Bahar bin Smith tengah menjadi sorotan akibat ujaran kebencian yang dilayangkan kepada Presiden Jokowi.
TRIBUN-TIMUR.COM - Sosok Habib Bahar bin Smith tengah menjadi sorotan akibat ujaran kebencian yang dilayangkan kepada Presiden Jokowi.
Dalam pidatonya tersebut, Habib Bahar bin Smith memojokkan Presiden Jokowi dan sudah dilaporkan oleh sejumlah pihak.
Pada saat menyampaikan pidato pada acara Reuni Akbar 212, di Monas, Jakartal, Ahad (2/12/2018), Habib Bahar bin Smith mengatakan tidak akan meminta maaf pada Presiden Jokowi sekalipun dia ditangkap.
Inilah sederet hal terkait Habib Bahar bin Smith.
1. Kehidupan Habib Bahar bin Smith
Habib Bahar bin Smith atau yang lebih dikenal dengan nama Habib Bahar lahir di Manado, Sulawesi Utara, pada 23 Juli 1985 merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara.
Bahar berasal dari keluarga Arab Hadhrami (sekelompok penduduk nomaden yang berasal dari Hadhramaut, Yaman) golongan Alawiyyin (kelompok yang memiliki keterkaitan darah dengan Nabi Muhammad).
Baca: Utang Korban Gempa Bumi dan Tsunami Palu dan Donggala Akan Dihapus, Ketua DPR RI Setuju
Pada tahun 2009, Bahar menikahi Fadlun Faisal Balghoits.
Dalam pernikahan tersebut, Bahar dikaruniai empat anak.
2. Habib Bahar bin Smith dilaporkan oleh sejumlah pihak
Habib Bahar bin Smith dilaporkan oleh Ketua Umum Cyber Indonesia Muanas Alaidid.
Muanas membawa bukti video ceramah Habib Bahar bin Smith yang menghina Presiden Jokowi.
"Jelas bahwa kita mendesak pihak aparat supaya tidak ragu-ragu, karena sudah melampaui bataslah ceramah-ceramah seperti ini."
"Dan yang disampaikan Habib Bahar itu sudah ada di mana-mana, dan selalu melakukan sumpah serapah, caci maki begitu."
"Terkesan bukan seorang pendakwah tapi lebih ke timses pasangan calon lain menyerang Presiden Jokowi."
"Ini juga kemudian menjadi tidak sejuk," kata Muannas Alaidid.
Respon juga datang dari Kantor Staf Kepresiden yang mengutuk ucapan Habib Bahar bin Smith.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Moeldoko.
“Iya dong, bahkan pelaporan itu harus dilaporkan, tutur kata dan perilaku ulama seharusnya menjadi panutan, tidak seharusnya seorang ulama berbicara seperti itu,” ucap Moeldoko ditemui di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (29/11/2018).
3. Tidak akan meminta maaf kepada Jokowi
Seusai menghadiri reuni 212, Habib Bahar bin Smith berkesempatan menyampaikan alasannya memojokkan Jokowi dalam sebuah pidato.
“Saya sampaikan kenapa saya berkata seperti itu, karena kita lihat dalam peristiwa 4 November 2016 para ulama dan habaib diberondong gas air mata, tapi Presiden malah kabur,” ucapnya.
“Kalian yang melaporkan saya, jika hal itu akhirnya dianggap kesalahan, maka saya tidak akan minta maaf, lebih baik saya busuk di dalam penjara. Kalau saya ditangkap, berjanjilah rekan-rekan untuk tidak memadamkan api perjuangan,” ujar Habib Bahar bin Smith menyerukan.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 3 Fakta Terbaru Habib Bahar: Memilih Busuk Dipenjara daripada Meminta Maaf pada Jokowi, http://www.tribunnews.com/section/2018/12/03/3-fakta-terbaru-habib-bahar-memilih-busuk-dipenjara-daripada-meminta-maaf-pada-jokowi?page=all.
Penulis: Vebri
Editor: Tiara Shelavie