Kesehatan Membaik, KH Ali Yafie Mulai Tersenyum dan Tanyakan Kabar Aksa Mahmud
Kondisi kesehatan ulama kharismatik Bugis, Anreguruttta KH Ali Yafie(92 tahun), Sabtu (17/11/2018) sore, dikabarkan terus membaik.
Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Waode Nurmin
JAKARTA, TRIBUN -- Kondisi kesehatan ulama kharismatik Bugis, Anreguruttta KH Ali Yafie(92 tahun), Sabtu (17/11/2018) sore, dikabarkan terus membaik.
Mantan Rais Amm Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB-NU, 1991-1992 ) dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu, sejak pekan lalu, dirawat di Pavilun Isolasi Rumah Sakit Bintaro Premier, Jakarta, menyusul gangguan di saluran pernafasan dan paru-paru.
Baca: MILENIAL: Ketua OSIS Pertama SMK Persada Jeneponto Jusran, Ini Misi dan Ambisinya di Sekolah
Baca: Puting Beliung Rusak Puluhan Rumah di Maros
Kondisi baikan Mustayar Pengurus Besar Darul Dakwah Wal Irsyad (DDI) ini dikabarkan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Alumni DDI Ambo Dalle, Dr H Arham Basyid Lc, kepada Tribun, Sabtu (17/11/2018) petang.
"Alhamdulillah sudah bisa merespon tamu-tamu yang datang. Gurutta mulai tersenyum," kata Arham menjawab Tribun.
Arham mengaku secara khusus menyampaikan salam dari Aksa Mahmud, dewan Musytasyar PB DDI-AD lainnya.
"Ketika saya sampaikan salam daruli Haji Aksa Mahmud, beliau tersenyum lepas dan balik bertanya bagaimana kabar Haji Aksa dan keluarganya," kata Arham.
Alumnus Pondok Pesantren DDI Mangkoso (1985-1992) dan Universitas Alazhar Mesir (1992-1999) ini menceritakan, sejak awal pekan ini, antrean tokoh, sahabat yang datang membezuk, terus berdatangan.
Akses untuk masuk ke ruang perawatan dijaga ketat. Tetamu diperiksa identitasnya dan diminta untuk mengenakan masker penutup mulut dan hidung.
Kondisi alumnus dan murid langsung pendiri DDI AGH Ambo Dalle (1912-1995) dilaporkan bahkan bisa bangkit dari tempat pembaringan.
Hanya boleh satu per satu masuk ruangan. "Kebetulan saya agak pagian menjenguk, waktu beliau meliat saya dari balik jendela beliau langsung bangun," ujar Arham.
Informasi dari salah seorang putra Gurutta yang juga pengurus PB DDI-AD Helmi Ali Yafie, ayahnya lebih banyak meladeni tetamu dengan berbaring.
Bahkan di 5 hari awal perawatan, kondisi gurutta amat lemah dan dokter melarang banyak bicara.
Kiai berusia 92 tahun tersebut mengalami gangguan pernapasan yang akut karena faktor usia.
“Kondisi semakin membaik, alhamdulillah sudah bisa diajak ngobrol,” ungkap salah seorang putra KH Ali Yafie, Helmi Ali seraya menambahkan, namun demikian, Kiai Ali Yafie masih belum bisa pulang dari rumah sakit tersebut.
Menurut Helmi, sehari ini ada beberapa tamu yang menjenguk KH Ali Yafie yaitu Hariman Siregar bersama B. Wiwoho.
Tak lama kemudian datang Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini.
Selepas waktu Shalat Jumat, lanjutnya, Kiai Ali Yafie dijenguk Menteri Agama dari Brunei beserta istrinya.
Pada saat yang sama, ia dijenguk adiknya, Haji Idris Yafie, dari Makassar. Pada sore harinya, ia dijenguk pakar tafsir, KH Quraish Shihab.
KH Ali Yafie merupakan putra KH Muhammad Yafie. Ia lahir di Donggala, Sulawesi Tengah pada September 1926, sekitar 8 bulan setelah para kiai di Jawa mendirikan Nahdlatul Ulama di Jawa Timur.
Organisasi tersebut di kemudian hari akan dipuncakinya.
Baca: Mau Nonton Film di 21 Mal Panakkukang Makassar? Berikut Daftar Film Tayang Hari Ini
Baca: IMB Bedah Buku Milik Topik Bagus Keberanian Menandai Kesuksesan dan Menuai Kebaikan
Ya, KH Ali Yafie memang pernah menjadi Rais Aam PBNU pada masa Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid, pada tahun 1991-1992.
Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube kami:
Follow juga akun instagram official kami: