Balang Institute dan FMKB Gelar Pelatihan Konservasi Dasar untuk Pemuda
Pelatihan ini menghadirkan pemateri dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam, Wahana Lingkugan Hidup Indonesia (Walhi)
Penulis: Edi Hermawan | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan TribunBantaeng.com, Edi Hermawan
TRIBUNBANTAENG.COM, BANTAENG - Balang Institute dan Forum Masyarakat Konservasi Bantaeng (FMKB) akan menggelar pelatihan konservasi Dasar di Aula Rumah Jabatan Camat Tompobulu, pada 13-14 November 2018.
Pelatihan ini menghadirkan pemateri dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam, Wahana Lingkugan Hidup Indonesia (Walhi) dan Profauna Chapter Makassar.
Salah satu panitia, Ahmad Makmur menjelaskan bahwa sasaran utama pelatihan itu adalah genarasi muda, khusunya dari desa-desa sekitar hutan dan dari kalangan organisasi pencinta alam.
"Anak-anak muda sekarang punya akses yang lebih luas terhadap media dan informasi. Lewat pelathan ini kami harap hasil identifikasi potensi yang dilakukan bersama masyarakat di areal Hutan Desa di Desa Labbo dan Desa Pattaneteang," ujarnya via rilis.
Mereka menemukan tujuh jenis burung (Seriti (Collocalia esculenta), Kelelawar, Walet (Collocalia fuchipaga), Kutilang (Pycnonotus cafer), Burung Madu (Aethopyga malarensis), Elang (Hinecopernis longicauda), Salessere (Hirundo tahitica), dan Pipit (Sturnus sp) dengan jumlah 47 spesies.
Tujuh jenis kupu-kupu yang berjumlah 62 spesies, dan dua jenis belalang (coklat dan hijau), anoa, ular, kadal coklat, tupai, lebah, beruang Sulawesi, kuskus, tongali, musang, luwak, dan monyet hitam (Macaca Maura).
"Hal ini bisa dikampanyekan lebih luas, sekaligus memantik pemuda untuk mengambil porsi yang lebih besar dalam upaya pelestarian Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (SDAHE)," tuturnya.
Sejalan dengan itu Koordinator Program Balang Institute, Dimas Panji Pengestu menjelaskan bahwa Balang bersama Burung Indonesia melalui program Critical Ekosistem Partnership Found (CEPF) pada tahun 2017-2019 memprogramkan upaya peningkatan layanan ekosistestem pada Key Biodiversity Area Karaeng-Lompobattang di Desa Pattaneteang dan Labbo.
Program tersebut sejalan dengan implementasi perhutanan sosial bahwa dalam upaya mencapai dan terjaminnya pelaksanaan pembangunan SDAHE yang adil dan berkelanjutan.
"Kesamaan pemahamanan dan persepsi para pemangku kepentingan sangat diperlukan, begitu pula komitmen dan implementasi untuk memelihara dan mempertahankan sumber daya hutan yang bermanfaat bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat," tuturnya.