Pemkab Lepas Tangan, Begini Nasib Akper Bulukumba
Mahasiswa tingkat akhir ini disebut bakal menjadi alumnus terakhir di kampus kesehatan pertama di Bulukumba itu.
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan TribunBulukumba.com, Firki Arisandi
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Aktivitas belajar mengajar di Kampus Akademi Keperawatan (Akper) Bulukumba, tak lama lagi menjadi tinggal kenangan.
Beberapa mahasiswa yang masih menuntut ilmu keperawatan jenjang diploma 3 (D3) di kampus ini, telah dipindahkan ke perguruan tinggi sejenis di Kota Makassar.
Beberapa mahasiswa lainnya masih bertahan, lantaran tak ingin berpindah ke kota Makassar, yang jaraknya sekitar 150 kilometer utara kota Bulukumba.
Sementara mahasiswa tingkat akhir juga masih mengikuti perkuliahan seperti biasanya.
Mahasiswa tingkat akhir ini disebut bakal menjadi alumnus terakhir di kampus kesehatan pertama di Bulukumba itu.
Polemik kasus Akper Bulukumba ini bermula ketika keluarnya peraturan Menteri Kesehatan pada tahun 2012, yang menyatakan bahwa pemerintah daerah tidak boleh lagi mengelola perguruan tinggi.
Sejak saat itu, beberapa pihak berupaya memberikan solusi terkait masalah yang menimpa status kampus tersebut, salahsatunya dari pihak Pemda Bulukumba sendiri.
Namun, Staff Rumah Tangga dan Perlengkapan Akper Bulukumba, Hermansyah, menilai pemda tak serius mencari solusi dari masalah kampus Akper.
Bahkan ia menuding Pemda tak serius dalam menyelesaikan permasalahan di kampusnya.
"Tidak ada respon, cuman didiamkan. Kami juga sekarang tidak menerima mahasiswa lagi. Saya kecewa dengan Pemda yang tak ada niat untuk mempertahankan kampus Akper," sesal Hermansyah, Jumat (9/11).
Menurut Herman, waktu yang diberikan kepada Pemda untuk mencari solusi mengenai status Kampus Akper, terbilang cukup lama, namun tak ada progres.
Saat dikonfirmasi, Wakil Bupati Bulukumba, Tomy Satria Yulianto, membantah tudingan yang dilontarkan kepada pihaknya.
Menurut Tomy, Pemkab Bulukumba telah bekerja maksimal untuk kejelasan status kampus Akper.
Bahkan ia mengaku telah tiga tahun menjadi fasilitator untuk mencari solusi terkait polemik kampus ini.
"Pilihan yang sekarang (Dimerger) itu dipilih oleh manajemennya sendiri. Komitmennya sekarang bagaimana mahasiswa yang ada bisa selesai. Kemudian sudah disepakati, setelah itu Akper tidak akan menerima mahasiswa baru," jelas Tomy.