Tribun Wiki
TRIBUNWIKI: Masih Ingat Becak? Begini Riwayat dan Asal Usulnya!
Ada yang menyebut becak diperkenalkan dari Hongkong atau China tahun 1941 hingga meluas ke Pulau Jawa. Dan dari Surabaya lalu dibawa ke Makassar
Sejumlah perusahaan pembiayaan berlomba memberi kemudahan pada publik untuk transaksi kredit motor. Di era inilah, pembiayaan kredit kendaraan tumbuh bak cendawan di musim hujan.
Motor misalnya, dapat dimiliki hanya dengan menyetor Rp 500 ribu uang panjar dengan syarat administrasi yang mudah pula. Cukup dengan foto copy KTP, kartu keluarga, dan rekeing pemabayaran listrik. Maka semakin massiflah pertumbuhan bentor, dan kian hari becak semakin langka.
Walau begitu, becak tak mesti “dibuang” begitu saja. Becak tak harus dilupakan begitu saja, sebab ia adalah bagian dari masa lalu kota Makassar. Dengan kata lain, becak merupakan salah satu bagian dari sejarah kota Makassar yang megah ini. Lantas, bagaimana riwayat roda tiga ini?
Asal Muasal
Becak punya cerita, becak punya kisah sejarah yang panjang. Mulai sejarah ekonomi, sosial, politik, urbanisasi hingga sejarah tentang kemiskinan di kota ini.
Barangkali karena terabaikannya komunitas becak dalam historiografi di Indonesia membuat naskah tentang asal muasal becak secara umum sangat terbatas. Erwiza Erman dalam artikelnya “Kehidupan dan Politik Penarik Becak di Jakarta [1930-1960]: (Buku Obor-KITLV Jakarta, 2013)” menyebut sejumlah sumber sejarah yang terbatas itu bertema becak, diantaranya; Sartono Kartodirjo memulai studi latar belakang sosial-ekonomi tukang becak pada tahun 1970-an (1981).
Ada pula Prof DR Sry Edi Ahimsa yang menganalisis etnografi tiga keluarga tukang becak di Yogyakarta (1977a, 1977b, dan 1978). Studi kontemporer tentang penarik/tukang becak lahir dari karya Heru Winarno (1997), Verdi yusuf (1992), Kamala (1994), Azuma (2001), dan Paul Koetsier (1989).
Erwiza Erman merujuk pada Warren (1986) menyebut becak pertama kali ditemukan di Jepang pada tahun 1869 dan kemudian menjadi transportasi modern diakkhir abad 19 dan awal abad ke-20.
Bentuk awalnya, sangat sederhana, ditarik oleh orang didepan. Pelan-pelan becak mengalami kemajuan tekhnologi, tak lagi ditarik oleh tanaga manusia, tetapi dijalankan dengan roda tiga, oleh penarikanya dibagian belakang. Pada abad 19 dan abad ke-20 kendaraan ini dijumpai di kota-kota besar seperti Yokohama, Peking, Shanghai, Rangoon, Hongkong, Calcutta, Singapura dan Jakarta.
Ada pula yang menyebut, becak mulai populer di Asia Tenggara pada tahun 1940-an. Lea Jellanik dalam Seperti Roda Berputar, menulis becak didatangkan ke Batavia dari Singapura dan Hongkong pada 1930-an.
Tak diketahui persisnya, kapan becak mulai hadir di Indonesia dan dari mana ia didatangkan. Tetapi di Surabaya—menurut Erwiza Erman, becak telah hadir disana yang dikenal dengan Angkong sebelum tahun 1900, pemilik dan penariknya umumnya berasal dari suku Hok Cia.
Adapula yang menyebut becak diperkenalkan dari Hongkong atau China pada tahun 1941 hingga meluas ke Pulau Jawa. Dan dari Surabaya lalu dibawa ke Makassar. Namun, pemberitaan Jawa Shinbun, edisi 20 Januari 1943 menyebut, becak diperkenalkan dari Makassar ke Batavia (Jakarta) pada akhir tahun 1930-an.
Ini diperkuat dengan catatan perjalanan seorang wartawan Jepang ke berbagai daerah di Indonesia, termasuk Makassar. Dalam catatan berjudul “Pen to Kamera” terbitan 1937 itu disebutkan, becak ditemukan orang Jepang yang bermukim di Makassar, bernama Seiko-san. Ia memiliki toko sepeda. Karena penjualan seret, ia memutar otak agar tumpukan sepeda yang tak terjual bisa dikurangi. Dia membuat kendaraan roda tiga, dan terciptalah becak.(*)