Keren, Sopir Petepete di Maros Ciptakan Pesawat Remot Kontrol dari Barang Bekas
Saat akan terbang, Sukhoi tersebut juga mengambil ancang-ancang, melaju kencang, lalu terangkat ke udar
Penulis: Ansar | Editor: Mahyuddin
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN TIMUR.COM, MAROS - Seorang sopir petepete atau angkot dari Desa Jenetaesa, Kecamatan Simbang, Maros, Mustafa (47), menciptakan miniatur pesawat Sukhoi, Selasa (30/10/2018).
Pesawat laiknya milik TNI AU tersebut diterbangkan dengan remot kontrol.
Saat akan terbang, Sukhoi tersebut juga mengambil ancang-ancang, melaju kencang, lalu terangkat ke udara.
Kemampuan yang dimiliki pria lulusan SMP di Maros tersebut membuktikan sopir petepete juga mampu berkreasi tanpa biaya mahal.
Baca: Tak Dapat Kartu Pemilih Pilkades, Warga Bonto Matene Maros Protes
Bahan yang digunakan membuat badan pesawat berasal limbah Styrofoam atau gabus penyimpanan ikan.
Sementara remot kontrol dibeli dari toko elektronik.
Dia membuat miniatur pesawat dengan mesin dan remot kontrol bekas yang belinya dengan harga Rp 2 juta.
Mustafa mahir membuat pesawat dengan keseimbangan yang tepat dan maksimal, dipelajarinya sejak 15 tahun silam. Saat itu, ia menggunakan bahan dasar triplek.
Namun saat akan terbang, pesawat agak berat.
Baca: Ingin Lolos CPNS di Maros, Segini Jumlah Poin yang Harus Dicapai Peserta
Hal tersebut membuat pesawat tidak bisa terbang tinggi ke udara. Setelah itu, Mustafa memikirkan cara lain, supaya menciptakan pesawat yang ringan.
"Awalnya saya membuat pesawat dari triplek dengan mesin seadanya. Mesin itu milik tetangga. Remotnya bekas saya beli. Tapi itu sulit untuk terbang. Saya coba sekitar 20 kali, baru bisa terbang.
Saat terbang, pesawatnya tidak bisa terkontrol oleh remot. Hal tersebut membuat pesawat jatuh dan rusak.
Pesawat pertama yang diciptakannya, membuat warga setempat menjuluki Mustafa, sebagai Habibie kampung.
Meski sudah berhasil membuat pesawat dari triplek, namun Mustafa belum puas.