Akbar Ampuh Sempat Telepon Istri di Jeneponto Sebelum Tewas di Lapas Makassar, Begini Pesannya
Narapidana itu meninggal di ruang Isolasi di Blok Tipikor I 1 Lapas Makassar, sekitar pukul 08.00 Wita.
Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Mahyuddin
Laporan Wartawan Tribun Timur, Darul Amri Lobubun
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sebelum Rangga alias Akbar Sangkir alias Daeng Ampuh (32) tewas, Ampuh sempat menelpon istrinya, Tika (32).
"Jadi sekitar jam 3 subuh itu bapaknya Rangga itu menelpon saya sebelum pagi dia meninggal," kata Tika kepada tribun timur via telepon, Selasa (23/10/2018).
Ampuh, tersangka pembunuhan satu keluarga di Jl Tinumbu, Tallo, Makassar.
Dia ditemukan meninggal di ruang Isolasi Lapas Kelas 1 Makassar, Senin (22/10/2018).
Baca: Begini Cerita Akbar Ampuh Tewas di Ruang Isolasi Lapas Kelas 1 Makassar, Siapa yang Temukan?
Narapidana yang mengontrol peredaran narkotika di Makassar ini, meninggal di ruang Isolasi di Blok Tipikor I 1 Lapas Makassar, sekitar pukul 08.00 Wita.
Lanjut cerita Tika, sekitar pukul 03.00 Wita, Daeng Ampuh meneleponnya agar bangun dan melaksanakan salat malam (Tahajud) dan meminta perlindungan.
"Saya kaget karena itu subuh bapaknya Rangga menelpon, suruh saya bangun untuk salat Tahajud dan banyak berdoa meminta perlindungan," ungkap Tika.
Tika mengaku, dalam beberapa bulan terakhir Ampuh selalu memintanya agar melakulan salat malam dan salat wajib, bersedekah dan juga banyak berdoa.
Namun subuh itu, suara Akbar Ampuh terdengar berbeda dari telepon genggam yang dipinjam dari salah satu rekannya di Blok I 1 Narapidana Lapas Makassar.
Baca: Kronologis Lengkap Bunuh Diri Akbar Dg Ampuh di Ruang Isolasi Lapas Makassar
"Agak beda suaranya tapi saya belum merasakan apa-apa karena mungkin itu subuh, dia pinjam teleponnya orang jadi dia hanya bilang itu saja," jelas Tika.
Komunikasi ibu Rangga, Tika bersama ayah Rangga, Akbar Daeng Ampuh tidak terputus sampai disitu saja. Tapi pukul 04.30 Wita, Akbar kembali telepon Tika.
Tika mengungkapkan, teleponan kedua Akbar Ampuh membangunkannya salat Subuh.
Setelah itu mengurusi Rangga dan kemudian menjenguknya di Lapas.
Tika pun bangun saat itu, menunaikan salat Subuh dan tidak lantas tidur. Posisi Tika saat itu, Senin (22/10) di kampung halaman, disebuah Desa di Jeneponto.