Relawan Makassar Tembus Pedalaman
21 Hari Pasca-Gempa Palu, 300 Pengungsi Perbatasan Sulbar Tidur di Depan Gereja
Dari Donggala, Pinembai berjarak 113 Km. Dari Palu sekitar 83 km. “Ini melintasi dulu Sigi, sekitar 2 jam, baru menanjak terus 4 jam,
Penulis: Hasan Basri | Editor: Thamzil Thahir
TRIBUN-TIMUR.COM, PALU -- Selama 21 hari, bantuan dan relawan bencana alam di Sulawesi Tengah, hanya fokus di radius 31 - 51 km dari Teluk Palu; Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Sigi.
Padahal efek gempa dan likuefaksi juga terjadi dan menimpa warga Sulteng yang ada di pedalaman, radius 63 km hingga 120 km.
Hari Kamis (18/10/2018) lalu, sekitar 28 relawan gabungan dari Sulsel, Yogyakarta, Palu dan Polres Donggala, menembus Desa Tavanggeli. di pedalaman Pinembani, sebelah barat Kota Palu.

Mereka menembus 4 pegunungan di ketinggian 1700 mdpl hingga 2000 mdpl.
Pinemani berbatasan langsung dengan Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat.
Baca: VIDEO: Begini Perjalanan Ekstrem Relawan FTI UMI dan KNPI Sulsel ke Desa Tinggewale Pascagempa Palu
Tim gabungan itu adalah Relawan & Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri (FTI) UMI, Fakultas Tek Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Tim Kesehatan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulsel.
Dalam catatan Tribun dan hasil pencarian Google, tim relawan gabungan inilah yang kali pertama menembus pedalaman Pinembani, pasca-gempa.
“Kami meliuntasi 6 desa, 31 kampung untuk sampai di Desa Tavanggeli, dekat ibu kota kecamatan Pinembani,” kata Koordinator Relawan Gabungan yang juga Ketua AIumni FTI-UMI Makassar Region Sulteng, Andi Kaimuddin, melalui sambungan telepon, Jumat (19/10) dini hari.
Mereka tembus ke pedalaman berjarak 117 km dari Kota Palu itu, dengan penawalan 5 personel Brimob Polda Sulbar, anggota Polres Donggala Sulteng, termasuk Kapolres Donggala AKBP Ferdinand Suwarji.

Secara administratif Pinembani, masuk wilayah kabupaten Donggala. Untuk tembus ke wilayah ini hanya bisa dengan kendaraan roda dua. Jalannya berkelok melintasi tebing.
Dari Donggala, Pinembai berjarak 113 Km. Dari Palu sekitar 83 km. “Ini melintasi dulu Sigi, sekitar 2 jam, baru menanjak terus 4 jam,” katanya.
Pinembani adalah 1 dari 14 kecamatan di Donggala. Untuk tiba di Tavanggeli, mereka harus melalui 7 desa; Palintuma, Gimpubia, Dangara’a, Bambakanini, Tamodo, Bambakaenu dan
Kanagalongga. “Kita 5 jam lagi naik motor kita sudah bisa tembus Pasang Kayu,” kata Kaimudin.
Di musim hujan, perjalanan yang biasanya ditembus 5 hingga 6 jam, bisa hingga 8 jam.
“Kita dapat hujan sedikit, jadi berangkat jam 9 pagi, sampai kembali di Posko utama di Jl S Parman 45 Palu, jam 10 malam,” kata Ketua BEM FTI UMI Muhammad Rizki Lamase, yang sudah berada di Palu bersama 37 relawan mahaiswa dari Makassar, sejak hari kedua pasca-gempa, Minggu (30/9/2018).
Sekitar 3 jam di Pinembani, tim melakukan pemeriksaan kesehatan di dalam Gereja Bala Keselamatan Pinembani.
Warga dilaporkan tak ada berani yang masuk rumah. Mereka hanya berkemah di depan gereja dan sekolah, dengan tenda seadanya. Hampir 97% warga di sini adalah Nasrani.
Sekitar 71 rumah rusak teguncang gempa. Pemeriksaan kesehatan didalam gereja sekitar 150 warga. Kebanyakan wanita dan anak-anak.
Titik pengungsi di lapangan bola Tivengali sekitar 300 jiwa Mereka dari 9 dusun yang
terisolasi pasca-gempa.
“Yang membuat relawan agak kewalahan sebab di sini semua warga tak lancar bahasa Indonesia,” kata Nasrullah Kiramang, Ketua BLM FTI UMI yang sempat terluka karena jatuh dari motor.
Tim relawan kesehatan dari KNPI dan UGM. Tiim kesehatan KNPI mayoritas perempuan; Mereka adalah Sri Naca Hardiana, SKG (ketua), dr. Hardianty, Putri Utami Muis, S.Farm, Apt
dan Irmayanti, S.Farm.
Hingga Jumat (18/10/2018) lalu, di Palu, korban meninggal dunia sudah mencapai 2.015 orang.
di tiga kabupaten terpapar trio-bencana (gempa 7,4 magnitudo, tsunami 8 m, dan likuefaksi) pengungsi sudah mencapai hampir 71 ribu.
Korban berstatus hilang 843, 'ribuan mungkin terkubur'. Seperti dilansir BBC
Sejauh ini, korban tewas paling banyak ditemukan di Palu yang mencapai 1.601 orang. Sementara di Donggala 171 orang dan Sigi 222 orang. Sedangkan korban hilang hingga kini mencapai 671 orang.
Juru Bicara BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, lembaga-lembaga asing yang hendak turut memberikan bantuan kemanusiaan, jika tidak melalui mitra Indonesia, akan ditindak sebagaimana terjadi pada sejumlah relawan Prancis yang baru dipulangkan.
Sedangkan di luar Kota Palu, Donggala, Sigi, diperkirakan sekitar 120 ribu. Mereka terkonsentrasi 6 kabupaten sekitar Palu sekitar 51 ribu, di 24 kabupaten kota Sulsel, sekitar 41 ribu, Sulbar 10 ribu, sekitar 7 ribu Luwuk Banggai, Gorontalo, Sulut, dan Kendari, dan sisanya di Kalimantan timur dan pulau Jawa. (San/zil)