HUT ke 349 Sulsel
Benarkah Ulang Tahun Sulsel Diambil Saat Kehancuran Benteng Somba Opu?
Berikut penjelasan Sejarawan Universitas Hasanuddin dan Universitas Negeri Makassar
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Sejarawan Universitas Hasanuddin Makassar, Dr Suriadi Mappangara mengungkapkan 349 tahun atau tahun 1669 yang lalu adalah hari kehancuran Benteng Somba Opu.
Pasukan Belanda berkongsi dengan Raja Bone, La Tenri Tatta Arung Palakka menghancurkan
Benteng kebanggaan Kerajaan Gowa, Benteng Somba Opu.
Kala itu, lanjut Suriadi, terjadi pada tahun 1669.
"Tak ada kejadian besar kala itu selain kehancuran Benteng Somba Opu melalui perang," katanya, Jumat (19/10/2018).
Namun, dia mengemukakan pendapat lain bahwa para ahli dan panitia penentuan ulang tahun Sulawesi Selatan untuk mengambil semangat dan pesan dari kejadian itu.
"Kala penentuan Ulang Tahun Sulsel, ada juga pendapat supaya kejadian itu tak terulang lagi, cukuplah kejadian itu menjadi kenangan, perang terakhir antara Kerajaan Bone dan Gowa, jangan terulang lagi," katanya.
Namun, dia mengungkapkan seharusnya Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mencari kejadian besar lain kala Kerajaan Bone dan Gowa bersatu.
"Misalnya 1950-an kala dua benda pusaka Bone dan Gowa bersanding, dan banyak lainnya hari-hari persatuan," katanya.
Ia pun mencontohkan, ulang tahun Makassar berubah dari awal pendudukan Belanda di Makassar menjadi masuknya Islam di daratan Makassar.
Dari data sejarah, Dosen Sejarah Jurusan Sejarah Universitas Negeri Makassar, Dr Jumadi MSi mengungkapkan, 19 Oktober 1669memiliki momentum penting bagi Sulawesi Selatan.
Tanggal 19 berasal dari tanggal 19 Agustus 1945, dimana pada saat itu, momentunya adalah Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Sidang tersebut memutuskan membentuk 8 Provinsi di Indonesia, salah satunya adalah Sulawesi.
Bulan Oktober dari momentum tanggal 15 Oktober 1945 dan 11 Oktober 1674, Raja-Raja di Sulawesi Selatan mengakui Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (17 Agustus 1945) dan momemtum Raja-Raja di Sulawesi Selatan menyatakan sedarah dan sekuturunan.
Momentum tahun 1669 adalah tahun berakhirnya Perang Makassar.