Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ketua Prodi Geofisika Unhas Sebut Indonesia Mulai Digeser Dua Benua Besar

Ketua Prodi Geofisika Unhas, Dr. Muh. Altin Massinai mengaku, kini Indonesia perlahan-lahan mulai digeser dua benua.

Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Anita Kusuma Wardana
Sejumlah peserta mengikuti diskusi memahami Fenomena Alam Urgensi Edukasi dan Mitigasi Bencana yang berlangsung di Kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih, Makassar., Jumat (12/10). Kegiatan yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni FMIPA Unhas ini membahas terkait Gempa dan Tsunami Palu, Sigi dan Donggala Sulteng yang menghadirkan Ketua Prodi Geofisika FMIPA Unhas, Dr Muh Altin Massinai sebagai salah satu pembicara. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Darul Amri Lobubun

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Prodi Geofisika Unhas, Dr. Muh. Altin Massinai mengaku, kini Indonesia perlahan-lahan mulai digeser dua benua.

Hal itu dijelaskan Dr. Muh. Altin Massinai saat Diskusi Memahami Fenomena Alam dan Urgensi Edukasi Mitigasi Bencana yang digelar IKA FMIPA Unhas dan Geofisika Unhas di Kantor Tribun, Jumat (12/10/2018) sore.

Menurut Dr. Altin Massinai, Indonesia mulai digeser oleh dua benua besar itu, yaknj Benua Pasifik bagian Timiur dan Australia bagian Tenggara.

"Jadi 6000 tahun lagi indonesia akan saling merapat ke Asia, karena didorong oleh dua benua besar Pasifik Timur dan Australia Tenggara," jelas Altin.

Menurutnya, pergeseran itu bisa terjadi karena ada gerakan sesar yang sudah aktif di dua daerah di Sulawesi Tengah (Sulteng), yaitu Kota Palu dan Desa Tibo.

Untuk itu lanjut Dr. Altin, fenomena alam berupa Gempa, Tsunami dan Likuifaksi di Palu, Donggala dan Sigi pada tanggal 28 September lalu adalah mulainya Sesar.

"Jadi ada perbedaan sesar dan patahan. Kalai sesar itu yerjadi patahan sekaligus bergeser. Makanya ada gempa susulan dan ada transform blok-blok," katanya.

Dr. Altin Massinai yang pernah lakukan penelitian di Sulteng menyebutkan, titik sesar di Sulawesi dari daerah Tibo, Palu, hingga ke Danau Matano, Sorowako.

Sesar tersebut disebutkan aktif, karena daerah tersebut memiliki kandungan mineral yang besar. Seperti emas, batu bara, biji besi, dan kandungan lainnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved