Gempa dan Tsunami di Palu Donggala
Posko Paraga Maros Bantu Pengungsi Gempa Palu di Mandai
Sebelum membawa bantuan, relawan mendata kebutuhan korban, termasuk bayi dan anak-anak
Penulis: Ansar | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Relawan yang bergabung pada Posko Paraga Peduli, menyalurkan bantuan ke pengungsi korban gempa Palu yang mengungsi di Maros, Minggu (7/10/2018).
Koordinator Posko Paraga Peduli, Alimin Assegaf mengatakan, untuk sementara pihaknya sudah menyalurkan bantuan ke korban gempa yang ada di Mandai, Bontoa dan Turikale.
"Kami sudah mendatangi delapan tempat pengungsian dan menyerahkan bantuan. Anak-anak dan orang dewasa semua dapat. Anak juga butuh bantuan," kata Alimin.
Saat berada di penampungan Komplek Perumahan Haji Banca, Kelurahan Bontoa, Mandai, relawan juga menjadi tamu. Kedatangan relawan bukan hanya sekadar menyalurkan bantuan.
Relawan juga menyempatkan diri untuk berbincang dengan korban. Bahkan, anak-anak juga mendapat perhatian yang sama dengan orang dewasa.
"Untuk anak-anak, kami berikan mainan, susu dan makanan ringan. Sementara orang dewasa, kami berikan sembako dan perlengkapan mandi," kata Alimin.
Sebelum membawa bantuan, relawan mendata kebutuhan korban, termasuk bayi dan anak-anak. Setelah itu, bantuan diturunkan dari mobil.
Pendataan dilakukan, supaya bantuan yang diberikan kepada korban benar-benar dimnafaatkan. Jika bantuan, hanya diturunkan tanpa pendataan, maka kemungkinan akan mubazir.
"Jadi kita harus data dulu. Cantohnya, kalau kita berikan popok dan susu, untuk anak satu tahun. Sementara yang mengungsi anak dua tahun, kan tidak cocok," katanya.
Bantuan yang disalurkan ke beberapa tempat pengungsian berupa susu, boneka, robot, mobil-mobilan, parsel anak serta berbagai bantuan lainnya. Bantuan tersebut, khusus untuk anak.
Untuk orang dewasa, relawan menyalurkan mi instan, sabun cuci, air mineral, tas dan koper. Tas dan koper diberikan ke korban, lantaran pakiannya terhambur di tempat pengungsian.
Tanpa ada bantuan, para korban akan kembali kesusahan saat berada di Maros. Pasalnya, mereka sudah kehabisan uang dan tidak memiliki pekerjaan lain. (*)