Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gempa Palu Donggala

Begini Cerita Maya Selamatkan Anaknya saat Gempa di Palu

Pada saat gempa mengguncang Palu, Maya tak lagi memikirkan yang lain selain menyelamatkan anaknya.

Penulis: Akbar | Editor: Mahyuddin
akbar/tribunbarru.com
Maya (30) bersama anaknya yang masih balita. 

Laporan Wartawan TribunBarru.com, Akbar HS

TRIBUNBARRU. COM, BARRU - Maya (30) berhasil menyelamatkan diri dari gempa dan tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Maya bertempat tinggal di Kampung Masomba, Kecamatan Tatura, Kota Palu.

Dia selamat bersama satu keluarga dari bencana gempa dan tsunami yang terjadi di Palu pada Jumat (28/9/2018).

"Alhamdulillah saya selamat pak satu keluarga dari bencana gempa dan tsunami kemarin," kata Maya kepada TribunBarru.com, Minggu (7/10/2018).

Baca: VIDEO: Gempa Donggala, Warga Belopa Berkumpul di Pinggir Jalan

Maya bercerita, pada saat bencana gempa dan tsunami terjadi, dirinya sangat syok.

Pasalnya, guncangan gempa sangat keras sementara dirinya saat itu sedang berada di rumah dan hanya berdua dengan anaknya yang masih balita.

Sedangkan suaminya, Adi pada saat itu tidak ada di rumah karena sedang bekerja.

Kondisi itu membuatnya harus berjuang sendiri untuk menyelamatkan nyawa dirinya dan anaknya dari reruntuhan bangunan.

"Kaget sekali saya waktu (gempa) itu, bukan apanya anak saya yang masih kecil ini saya pikirkan. Baru bapaknya waktu itu lagi di luar rumah pergi kerja, jadi saya harus berjuang sendiri selamatkan anak," ujar Maya bercerita.

Pada saat gempa mengguncang Palu, Maya hanya memikirkan anaknya.

Baca: VIDEO: 17 Warga Korban Gempa di Palu Pulang Kampung ke Barru

Maya dengan cepat mengangkat anaknya dari tempat tidurnya kemudian berusaha lari keluar rumah.

Meski sempat terjatuh saat berlari, Maya tetap berusaha bangun sambil menggendong anaknya untuk menyelamatkan diri.

Maya yang lari dengan kondisi panik karena gempa dan terus memikirkan sang buah hati, dia sampai tidak merasakan capek sedikitpun berlari sambil gendong anak hingga ke atas bukit dekat rumahnya.

"Merinding saya kalau cerita terus ini. Pokoknya itu waktu (gempa) saya sudah tidak pikirkan lagi yang lain selain nyawa anakku, saya sampai-sampai tidak rasa lari dari rumah ke bukit waktu gempa itu, saking paniknya. Beruntung, Alhamdulillah masih bisa selamat sama anak saya," ucapnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved