Ini 17 Tokoh Korban Kebohongan Ratna Sarumpaet yang Dipolisikan Farhat Abbas
Farhat menilai, Prabowo-Sandi dan sejumlah politisi tersebut dianggap ikut menyebarkan kabar hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet.
TRIBUN-TIMUR.COM - Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak, menegaskan bahwa pihaknya tidak dalam posisi sebagai penyebar kabar bohong atas penganiayaan Ratna Sarumpaet.
Hal itu ia ungkapkan saat dimintai tanggapannya terkait upaya pengacara Farhat Abbas melaporkan 17 orang, termasuk pasangan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, ke Bareskrim Polri.
Farhat menilai, Prabowo-Sandi dan sejumlah politisi tersebut dianggap ikut menyebarkan kabar hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet.
Baca: 4 Alasan Ratna Sarumpaet Berbohong Menurut Deddy Corbuzier, No 3 Juga Dilakukan Young Lex
"Secara pidana tentu kami tidak dalam posisi menyebar hoaks. Sebab, kami tidak tahu sama sekali itu hoaks atau bukan, karena itu berasal dari Ibu Ratna yang meyakinkan bahwa itu kebenaran. Pada posisi itu, pelaporan yang dilakukan Farhat tidak tepat," ujar Dahnil saat ditemui di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018) malam.
Menurut Dahnil, Prabowo, Sandiaga Uno, dan seluruh tim BPN adalah korban dari kebohongan Ratna Sarumpaet.
Saat Ratna menceritakan soal penganiayaan yang ia alami kepada Prabowo, seluruh Tim BPN berusaha membantu.
Baca: Oplas di Usia 70 Tahun, inilah Potret Cantiknya Ratna Sarumpaet Saat Muda, Lihat Sosok Suaminya!
Sebab, Ratna juga tercatat sebagai juru kampanye nasional pasangan Prabowo-Sandiaga Uno.
"Jadi kami adalah korban kebohongan, karena Ibu Ratna menyatakan dengan penuh keyakinan kepada kami dan tentu kami berusaha membantu beliau karena mereka bagian kami," tuturnya.
Sebelumnya, Farhat menganggap berita bohong mengenai penganiayaan Ratna yang disebarkan telah merugikan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Ia menilai, Prabowo kurang mempelajari dan tidak teliti dalam mengonfirmasi pengakuan Ratna.
Baca: 3 HOAX yang Pernah Dibuat Ratna Sarumpaet, Terakhir yang Paling Heboh & Menyakitkan
Pernyataan pers yang disampaikan Prabowo pada Selasa (2/10/2018) malam dinilai untuk menggiring opini bahwa penganiayaan Ratna bersifat politis.
"Padahal, yang dianiaya tidak ada," ujar politisi PKB ini.
Farhat mendesak polisi segera memproses 17 orang yang dilaporkan mengingat Ratna Sarumpaet telah mengakui bahwa tidak pernah ada penganiayaan.
Ia meminta agar orang-orang yang dilaporkannya itu diproses atas tindak pidana ujaran kebencian alias hate speech dan penyebaran berita bohong atau hoaks.
Hal itu ia ungkapkan saat dimintai tanggapannya terkait upaya pengacara Farhat Abbas melaporkan 17 orang, termasuk pasangan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, ke Bareskrim Polri.
Farhat menilai, Prabowo-Sandi dan sejumlah politisi tersebut dianggap ikut menyebarkan kabar hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet.
Baca: Ratna Sarumpaet Ternyata Bohong, Mahfud MD Permalukan Fadli Zon dan Rachel Maryam
"Secara pidana tentu kami tidak dalam posisi menyebar hoaks. Sebab, kami tidak tahu sama sekali itu hoaks atau bukan, karena itu berasal dari Ibu Ratna yang meyakinkan bahwa itu kebenaran. Pada posisi itu, pelaporan yang dilakukan Farhat tidak tepat," ujar Dahnil saat ditemui di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018) malam.
Menurut Dahnil, Prabowo, Sandiaga Uno, dan seluruh tim BPN adalah korban dari kebohongan Ratna Sarumpaet.
Saat Ratna menceritakan soal penganiayaan yang ia alami kepada Prabowo, seluruh Tim BPN berusaha membantu.
Baca: 5 Fakta Temuan Polisi dalam Kasus Ratna Sarumpaet, Terkuak Rekaman CCTV RS Bina Estetika
Sebab, Ratna juga tercatat sebagai juru kampanye nasional pasangan Prabowo-Sandiaga Uno.
"Jadi kami adalah korban kebohongan, karena Ibu Ratna menyatakan dengan penuh keyakinan kepada kami dan tentu kami berusaha membantu beliau karena mereka bagian kami," tuturnya.
Sebelumnya, Farhat menganggap berita bohong mengenai penganiayaan Ratna yang disebarkan telah merugikan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Ia menilai, Prabowo kurang mempelajari dan tidak teliti dalam mengonfirmasi pengakuan Ratna.
Baca: Inilah Hukum Operasi Plastik Menurut Ustadz Abdul Somad
Pernyataan pers yang disampaikan Prabowo pada Selasa (2/10/2018) malam dinilai untuk menggiring opini bahwa penganiayaan Ratna bersifat politis.
"Padahal, yang dianiaya tidak ada," ujar politisi PKB ini.
Farhat mendesak polisi segera memproses 17 orang yang dilaporkan mengingat Ratna Sarumpaet telah mengakui bahwa tidak pernah ada penganiayaan.
Ia meminta agar orang-orang yang dilaporkannya itu diproses atas tindak pidana ujaran kebencian alias hate speech dan penyebaran berita bohong atau hoaks.
1. Prabowo Subianto
2. Ratna Sarumpaet
3. Fadli Zon
4. Rachel Maryam
5. Rizal Ramli
6. Nanik Deyang
7. Ferdinand Hutahaean
8. Arief Puyono
9. Natalius Pigai
10. Fahira Idris
11. Habiburokhman
12. Hanum Rais
13. Said Didu
14. Eggy Sudjana
15. Captain Firdaus
16. Dahnil Azar Simanjuntak
17. Sandiaga Uno
Selepas pengakuan Ratna Sarumpaet soal cerita fiktifnya, beredar tangkapan foto sepucuk surat yang mengatasnamakan dirinya mundur dari Juru Kampanye Nasional Prabowo-Sandiaga.
Surat tersebut beredar di kalangan wartawan sesaat setelah Ratna melakukan konferensi pers yang mengakui bahwa dia telah membohongi publik terkait keadaannya pada sore tadi.

Saat wartawan coba mengonfirmasi, juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, membenarkan isi surat tersebut.
“Ya menurut informasi sih bener Mbak Ratna mundur, pokoknya ada surat atau enggak dia tetap di berhentikan oleh tim diberhentikan,” sebut Andre kepada wartawan, Rabu (3/10/2018).
Sementara itu Koordinator Juru Bicara BPN, Dahnil Anzar Simanjuntak membenarkan hal tersebut.
Dia mengatakan bahwa Ratna Sarumpaet telah meminta maaf kepada koalisi Prabowo-Sandiaga sekaligus memberikan surat pernyataan pengunduran dirinya sebagai Jurkamnas.
"Iya bu Ratna telah memberikan surat pengunduran dirinya kepada kami sebagai Juru kampanye nasional," kata Dahnil dalam konferensi pers di Kediaman Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara 4, Jakarta Selatan.
Adapun isi surat pernyataan pengunduran diri Ratna Sarumpaet sebagai Juru Kampanye Nasional, sebagai berikut:
Kepada yang saya hormat:
Bapak Prabowo Subianto dan Bapak Salahudin Uno
Bapak Joko Santoso dan seluruh Tim Pemenangan Prabowo Sandi.
Semua pimpinan partai Koalisi Prabowo Sandi.
Dengan Hormat,
Setelah kita semua dalam dua hari terakhir, terbelenggu masalah emosional yang terjadi sebagai akibat perbuatan saya,
maka sebagai pertanggung-jawaban moral saya, bersama ini saya, Ratna Sarumpaet mengundurkan diri dari Tim Pemenangan Prabowo Sandi sebagai Jurkamnas no urut 42.
Terkait dengan hal tersebut diatas, maka sejak saat ini saya sudah tidak terlibat lagi dengan semua permasalahan yang berhubungan dengan Tim Pemenangan Prabowo-Sandi.
Namun tanpa keterlibatan saya di Tim Pemenangan Prabowo Sandi, saya akan tetap berjuang demi kemenangan Prabowo Sandi untuk Indonesia yang lebih baik.
Jakarta, 3 Oktober 2018
Hormat Saya
Ratna Sarumpaet
Mengaku berbohong
Calon presiden Prabowo Subianto mengatakan, Ratna Sarumpaettelah mengaku berbohong terkait kabar penganiayaan yang tersebar beberapa waktu lalu.
Pengakuan tersebut disampaikan oleh Ratna melalui surat kepada Prabowo sekaligus menyampaikan permintaan maaf.
"Ibu Ratna telepon tim kami, minta maaf dan tulis surat ke saya, minta maaf. Beliau mengaku berbohong," ujar Prabowo saat menggelar konferensi pers di kediaman pribadinya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018) malam.
Prabowo mengatakan, ia juga telah meminta Ratna mengundurkan diri dari Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo-Sandiaga.
Ratna tercatat sebagai salah satu juru kampanye nasional Badan Pemenangan Nasional.
"Dengan demikian saya ingin tegaskan, bahwa saya minta Ratna mengundurkan diri dari Badan Pemenangan Prabowo-Sandiaga dan beliau sudah lakukan itu," kata Prabowo.
Kabar Ratna Sarumpaet dianiaya beredar sejak Selasa (2/10/2018) dan dikonfirmasi oleh sejumlah politisi di kubu Prabowo-Sandi.
Prabowo yang sudah bertemu dengan Ratna, bahkan secara khusus menggelar jumpa pers untuk menanggapi kabar penganiayaan tersebut.
Namun pada Rabu sore ini, Ratna mengakui bahwa cerita penganiayaan yang dialaminya hanya bohong belaka.
Ia meminta maaf ke Prabowo dan semua pihak yang merasa dirugikan.
Pengakuan Ratna ini setelah ada penyelidikan dari kepolisian yang tak menemukan bukti adanya penganiayaan Ratna.(*)