Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gempa Bumi Palu

Begini Cerita Pengungsi Palu di Pangkep yang Selamat dari Gempa dan Tsunami

Sebanyak 9 pengungsi Palu yang selamat juga pulang ke rumah kerabatnya di Kampung Bone-bone, Kelurahan Pabundukang Kecamatan Pangkajene

Penulis: Munjiyah Dirga Ghazali | Editor: Imam Wahyudi
munjiyah/tribunpangkep.com
Sebanyak 9 pengungsi Palu yang selamat juga pulang ke rumah kerabatnya di Kampung Bone-bone, Kelurahan Pabundukang Kecamatan Pangkajene Kabupaten Pangkep, Sulsel. 

TRIBUNPANGKEP.COM, PANGKAJENE - Pasca gempa dan tsunami satu persatu korban mengungsi keluar dari Sulteng dan pulang ke rumah kerabatnya di Sulawesi Selatan.

Sebanyak 9 pengungsi Palu yang selamat juga pulang ke rumah kerabatnya di Kampung Bone-bone, Kelurahan Pabundukang Kecamatan Pangkajene Kabupaten Pangkep, Sulsel.

Ditemui TribunPangkep.com, Kamis (4/10/2018)  9 orang ini terdiri dari tiga Kepala Keluarga (KK) yang masih satu kerabat. Ada juga anak berumur setahun dan balita berumur delapan bulan.

Dua KK bekerja sebagai buruh pabrik tahu dan buruh kapal di Palu Barat.

Wajah mereka masih nampak trauma, berusaha tegar meski sesekali mereka tampak tersenyum pasrah.

Salah satu korban gempa, Tuti asal Palu Barat mengaku gempa di Palu terjadi begitu saja saat dia ingin menjemput suaminga di pabrik tahu.

"Saat itu saya pergi menjemput suami yang pulang kerja pakai motor. Saat tiba di parkiran tiba-tiba tanah bergoyang dan jalanan aspal di depan saya retak. Saya kaget dan lari mencari suami, semua orang berhamburan," kata Tuti.

Bertemu suami, gempa masih terjadi lalu dia dan suaminya kembali naik motor pulang ke rumah.

"Pas saya pulang sama suami itu retakan jalanan aspal sudah parah, motor yang terparkir jatuh semua. Beruntung kami selamat sampai ke rumah tapi saya terpisah dengan anak dan mertua," ujarnya.

Tuti menangis hingga akhirnya dia bersama suami lari ke gunung, baru keesokan harinya bertemu dengan anak dan mertuanya.

Tuti menyebut, setelah bertemu anak dan mertuanya barulah dia juga bertemu keluarga lainnya di posko korban gempa di Palu.

Berbeda dengan Tuti, korban tsunami bernama Muhammad Naim juga punya cerita soal tsunami.

"Saya dan istri baru mau pergi cari solar untuk mesin pabrik tahu. Tiba-tiba ditengah jalan semua orang berlarian, bangunan tinggi roboh, air di pesisir laut naik lalu menghantam pohon dan bangunan di dekatnya. Saya terus berlari bersama istri sampai bisa ke gunung," jelasnya.

Disitu Naim terus mengajak istrinya berlari hingga ke tempat yang lebih tinggi.

Keesokan harinya, mereka kemudian bersatu dan dijemput keluarga melalui jalur darat dengan menggunakan mobil menuju Kabupaten Pangkep.

Ada 15 pengungsi korban gempa dan tsunami Palu yang  pulang ke Kampung Bone-bone, Kelurahan Pabundukang.

Saat ini mereka masih berusaha mengobati trauma dan sangat membutuhkan bantuan pakaian, sembako dan susu formula untuk bayi.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved