Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jelang Kirab, GP Ansor Maros Datangi Kapolres di Kantornya

dilakukan untuk menyampaikan rencana kegiatan, Kirab Satu Negeri Gerakan Pemuda Ansor di Maros, akan dihelat 9-10 Oktober.

Penulis: Ansar | Editor: Nurul Adha Islamiah
Ansar/Tribunmaros.com
Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Maros, Abrar Rahman bersama Komandan Satkoorcab Banser, Ibrahim mendatangi Kapolres, AKBP Yohanes di ruang kerjanya. 

Jelang Kirab, GP Ansor Maros Datangi Kapolres di Ruang Kerjanya
Inbox
x

Ancha Kaum Anshar
Attachments
3:40 PM (24 minutes ago)
to me

Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe

TRIBUN TIMUR.COM, MAROS - Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Maros, Abrar Rahman bersama Komandan Satuan Koordinasi Cabang (Satkoorcab) Barisan Ansor Serbaguna (Banser), Ibrahim mendatangi Kapolres, AKBP Yohanes Richard, Rabu (26/9/2018).

Kunjungan tersebut dilakukan untuk menyampaikan rencana kegiatan, Kirab Satu Negeri Gerakan Pemuda Ansor di Maros, yang akan dihelat pada 9-10 Oktober.

Beberapa rangkaian kegiatan Kirab Satu Negeri Ansor yakni, istiqasah dan doa bersama untuk Negeri di Pondok Pesantren Nahlatul Ulum Soreang.

Selain itu, juga ziarah makam Pendiri NU Sulsel, AGH Puang Ramma di Tambua, Lau, dan terakhir penanaman pohon di area Wisata Rammang-ramang, Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa.

"Kami silaturahmi dengan pak Kapolres untuk menyampaikan rencana Kirab dan meminta dukungan, serta petunjuk. Kami ingin kegiatan ini berjalan lancar dan aman," kata Abrar.

Akbar menyampaikan, melalui Kirab Satu Negeri, GP Ansor memandang ada empat hal yang terjadi di Indonesia saat ini.

Pertama ancaman dari sekelompok kecil orang yang ingin mengubah konsensus kebangsaan Indonesia yaitu, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945.

Kedua, ada kelompok kecil yang menggunakan agama sebagai alat politik atau mempolitisasi agama, dan menggunakan agama sebagai sumber konflik.

"Ada pihak-pihak yang menggunakan pemahaman agama mereka, sebagai kebenaran tunggal, suka menyesatkan dan mengkafirkan pihak lain," katanya.

Ketiga, warga sebenarnya toleran dan jumlahnya mayoritas, menjadi kalangan diam sehingga suara kecil yang intoleran yang mengemuka di pemberitaan.

Keempat, keprihatinan kondisi negara lain, khususnya dunia Islam yang dilanda konflik peperangan yang tidak berkesudahan. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved