Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tamsil Linrung: Clear! Saya Sudah Jelaskan ke KPK soal e-KTP

juru Bicara Tamsil Linrung, Anwar Abu Gaza menyebut Novanto melantunkan ‘Nyanyian lama’ lagi tentang kasus e-KTP.

Penulis: Abdul Azis | Editor: Thamzil Thahir
zoom-inlihat foto Tamsil Linrung: Clear! Saya Sudah Jelaskan ke KPK soal e-KTP
dok/tribunnews
Tamsil Linrung_calon wali kota makassar

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Terpidana kasus dugaan korupsi e-KTP, Setya Novanto, kembali menyebut 9 nama politisi DPR-RI yang menerima suap dalam kasus korupsi e-KTP di era Presiden SBY.

Ke-9 nama itu adalah Chairuman Harahap (500.000 dollar AS), M Jafar Hafsah (100.000 dollar AS/Demokrat), dan Ade Komarudin (700.000 dollar AS/Golkar), Agun Gunandjar Sudarsa (1 juta dollar AS/Golkar) dan Melchias Markus Mekeng (Golkar) dan Markus Nari (Golkar) masing-masing 500.000 dollar AS dan Tamsil Linrung (PKS), yang seperti dilansir Kompas, tidak disebutkan nominal yang diterima.

Mantan Ketua Umum DPP Golkar dan mantan Ketua DPR-RI ini di kemukakan kala bersaksi di depan penyidik dan jakasa KPK di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Selasa (18/9/2018) lalu.

Kepada Tribun, kala itu, juru Bicara Tamsil Linrung, Anwar Abu Gaza menyebut Novanto melantunkan ‘Nyanyian lama’ lagi tentang kasus e-KTP.

Baca: Lagi, Novanto Bernyanyi e-KTP, Tamsil Linrung Siap Sumpah Mubhalah, Apa itu?

Kepada Tribun, Kamis (20/9/2019) kemarin, Tamsil Linrung, kembali memberi klarifikasi atas pencatutan namanya oleh Novanto itu.

Melalui aplikasi chat instant, WhatsApp, Tamsil mengemukakan pencatutan namanya oleh Setya Novanto sudah dia beberkan dan klarifikasi kepada penyidik KPK sejak tahun lalu.

ScreenShoot_Tamsil_Linrung_20092018_soal kasus e-KTP
ScreenShoot_Tamsil_Linrung_20092018_soal kasus e-KTP (dok_instagram/tribun-timur)

“Perlu saya tegaskan bahwa di KPK saya clear. Pada pemeriksaan terakhir penyidik mengkonfirmasi ke saya nama-nama penerima berikut tempat penyerahannya, juga tempat-tempat pertemuan illegal (di luar pertemuan resmi di DPR), di semua tempat pertemuan diyakini saya tak pernah hadir dan begitupula pada setiap penyerahan dana dimaksud nama saya tak termasuk sebagai penerima,” kata Tamsil yang akhir bulan ini akan mundur sebagai anggota DPR-RI karena mendaftar sebagai calon anggota DPD-RI dari Sulsel di Pemilu 2019 nanti.

Wakil ketua Komisi VII DPR RI, Tamsil Linrung berkunjung ke Lombok dan memberikan bantuan langsung kepada korban yang terkena musibah, Sabtu (11/8/2018).
Wakil ketua Komisi VII DPR RI, Tamsil Linrung berkunjung ke Lombok dan memberikan bantuan langsung kepada korban yang terkena musibah, Sabtu (11/8/2018). (HANDOVER)

Tamsil tak merinci kapan dia dimintai keterangan oleh penyidik KPK.
Pria kelahiran Mandalle, Pangkep ini, menyebut dirinya hanya diminta konfirmasi oleh penyidik KPK “Apakah kejadian ini (penyerahan dan pertemuan ilegal) itu betul-betul saya tak tahu ataukah tahu.”

Tamsil menegaskan dirinya tidak mau memberikan kesaksian kepada KPK karena betul tahu tentang kesaksian itu. “Ya, (kepada KPK) saya jawab bahwa saya betul-betul tidak mengetahui, kecuali setelah ada pemberitaan media massa,”

Mantan pimpinan Badan Anggaran DPR_RI dari Fraksi PKS ini, menyebutkan Novanto hanya menyebut namanya tanpa mencantumkan nominal yang diterima. “Ya, itu karena memang saya tak pernah menerima berupa apapun terkait yang disebut sebut Novanto (e-ktp ini). “ ujarnya.

Mantan Ketua DPR, Setya Novanto di Pengadilan Tipikor Jakarta, Selasa (18/9/2018).
Mantan Ketua DPR, Setya Novanto di Pengadilan Tipikor Jakarta, Selasa (18/9/2018). (Kompas.com)

Baca: Setya Novanto Jelaskan Kepada Jaksa, 3 Anggota DPR RI Asal Sulsel Disebut Terima Uang e-KTP

Dalam sidang Selasa (17/9) lalu, Novanto mengutip 9 nama termasuk Tamsil, dari hasil konfrontir dari saksi dan tersangka lain, Irvanto Hendra Pambudi yang juga keponakannya.

Ini adalah kali kesekian Setnov menyebut sembilan nama yang kala itu, jadi elite tujuh parpol di Badan Anggaran (Banggar) DPR-RI.

Tamsil juga menyebutkan, dirinya sama sekali tak kenal dengan Irvanto, keponakan Novanto. Dia menduga penyebutan namanya hanya inisiatif Novanto, bukan dari sang ponakan.

“Saya tidak kenal dan saya yakin dia juga tidak kenal saya dan sama sekali saya tidak pernah bertemu), yang bersangkutan sama sekali tidak menyebut nama saya.”
Tamsil juga menyebutkan, kalau memang penyebutan namanya itu dari keponakan Novanto, seharusnya ada nominal yang saya terima.

Anggota DPR RI Tamsil Linrung (56) juga menyerahkan berkas syarat dukungan maju sebagai calon senator RI periode 2019-2024 ke KPU Sulsel, Kamis (26/4/2018).
Anggota DPR RI Tamsil Linrung (56) juga menyerahkan berkas syarat dukungan maju sebagai calon senator RI periode 2019-2024 ke KPU Sulsel, Kamis (26/4/2018). (HANDOVER)

“Sementara nama-nama yang dia sebut terang benderang lengkap dengan jumlah nominal uang yang diserahkan disertai tempat penyerahannya lengkap dengan saksi-saksinya. Lalu apa alasannya Novanto menyebut nama saya sebagai penerima.”

Bahkan, tambahnya, penyebutan namanya hanya inisiatif Novanto.
“Saya yakin nama saya hanya dicatut. Dua nama terakhir yg disebut sebut sama sekali saya tak kenal, Irvanto (ponakan Novanto) dan Ketut Mas Agung. Dua-duanya saya tidak kenal dan saya yakin dia juga tidak kenal saya.”

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved