Diisi Deretan Nama Profesor, Nurdin Abdullah Blak-blakan Soal Honor TP2D
Tim tersebut diisi 24 nama dan didominasi guru besar dari sejumlah kampus di Makassar yang diketuai Prof Yusran Yusuf
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan wartawan Tribun-Timur, Saldy
TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR -Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah membentuk Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D).
Tim tersebut diisi 24 nama dan didominasi guru besar dari sejumlah kampus di Makassar yang diketuai Prof Yusran Yusuf dari Universitas Hasanuddin.
Dekan Fakultas Kehutanan Unhas tersebut tak lain adalah Ketua Tim Transisi Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (Prof Andalan).
TP2D akan dibantu tenaga ahli yang dibagi dalam lima bidang, yakni bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat, yang diisi oleh lima orang. Bidang pemerintahan dan umum dua orang.
Selain itu, bidang pembangunan manusia enam orang. Bidang infrastruktur lima orang. Bidang pemuda dan komunitas kreatif dua orang.
Nurdin Abdullah pun blak-blakan selurum anggota TP2D Provinsi Sulsel akan mendapat gaji besar.
"TP2D ini punya tanggung jawab besar. Mereka mendampingi SKPD dalam hal-hal percepatan pembangunan," ujar Nurdin saat ditemui di Kantor Gubernur Sulsel, Kamis (20/9/2018).
Menurutnya, mereka pantas diberi honor yang besar karena merupakan orang-orang pilihan.
"Jangan mengharapkan hasil besar, baru honornya kecil. Kalau mau hasil besar harus besar honornya," ujar Nurdin.
Hanya saja, di tahun 2018 ini mereka diberi honor kecil, pasalnya ini baru dimulai di anggaran perubahan.
Nurdin membeberkan honor tahun ini kisaran Rp 2,5 juta per orang. Terkait dengan rumor Rp 300 juta, masih dikaji oleh Pemprov Sulsel untuk efisiensi.
Tahun depan akan diusulkan ke DPRD sebagai budgeter atau pemutus keuangan.
"Kita dialog dengan DPRD tujuan dari TP2D ini, saya kira mereka akan sepakat. Kita pastinya ingin melihat daerah kita lebih baik dari sebelumnya," ujar Nurdin.
Tugas TP2D akan mensinkronkan kebijakan dan regulasi pusat, provinsi, dan kabupaten kota yang ada di Sulsel. Sehingga tidak ada lagi ego sektoral.