6 Bulan Dipelihara, Lobster Pangkep Laku Rp600 Ribu Per Kilo
Karena nilai ekonomis tinggi, dan perairan yang relatif mulai bersih dan jauh dari illegal fishing, warga mulai membudidayakan ini setahun terakhir.
Penulis: Munjiyah Dirga Ghazali | Editor: Thamzil Thahir
PANGKEP, TRIBUN – Nelayan dan wara gugusan kepulauan spermonde di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), setahun terakhir, mulai membudidayakan lobster atau udang karan laut.
Hewan jenis Crustacea Nephropidae; mulai dibiakkan nelayan di sekitar pulau Balang Lompo dan Balang Caddi, Kecamatan Liukang Tupabiring, Pangkep.
Terungkap, harga udang karang yang oleh pedagang life fresh seafood di kawasan pesisir Selat Makassar ini dikenal dengan Lobster Mutiara ini, ternyata laku mulai kisaran Rp500 ribu hingga Rp 600 ribu per kilogram.

“Itu kalau dipelihara hingga 6 bulan, kalau sampai setahun, lobster mutiara hidup bisa laku sampai Rp1,2 juta.” kata Muhammad Akbar, warga Pulau Balang Caddi, Desa Mattiro Sompe, Kecamatan Liukang Tupabiring, sekitar 23 mil laut dari Pangkajene, ibu kota Pangkep.
Karena nilai ekonomis tinggi, dan perairan yang relatif mulai bersih dan jauh dari illegal fishing, warga mulai membudidayakan ini setahun terakhir.
Selain di Balang Caddi, nelayan dan warga di empat pulau sekitar, Pulau Balang Lompo, Pulau Langkadea, Pulau Pannambungang, dan Pulau Pajjenekang, juga mulai membudidayakan udang karang aneka corak ini.
Hari Minggu (16/9/2018) kemarin, Bupati Pangkep Syamsuddin Hamid Batara, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Pemprov Sulsel, M Sulkaf S Latif, dan Ketua Tim Penggerak PKK Pangkep Rismayani Syamsuddin, dan sejumlah pejabat eselon III dan II menggelar panen lobster di Balang Lompo.
Panen lobster di pulau Balang Lompo tersebut, merupakan lobster yang dipelihara sejak 8 bulan lalu.
Hasilnya sekitar 35 kg lobster hidup dengan harga kisaran Rp.600 ribu/kg atau kisaran Rp 21 juta.
Baca: Angkut Lobster dari Selayar, Polairut Sinjai Amankan Satu Kapal Nelayan
Budidaya lobster di pulau Balang Lompo sendiri, berjumlah 110 orang, dengan jumlah bibit mencapai 200 ekor per keramba berukuran 6x6 meter dengan tiga kali masa panen dalam setahun.
“Jangan hanya budidaya tapi juga kita lestarikan bibitnya, yang kecil jangan diambil dulu, kalau ada pembom dan penyelam bawa racun lapor polisi,” ujar mantan Ketua DPRD Pangkep ini, sebelum melepas sekitar 12 anakan lobster di perairan terumbu karang ini.
Di Makassar, misalnya lobster 500 gram diekspor. Salah satu eksporter yang lama menggeluti bisnis ikan segar ini adalah CV Udang Lobster di Jl Sultan Abdullah, Tallo, utara Makassar.

Di sejumlah restoran, lobster olahan dijual seporsi dengan harga kisaran Rp 800 ribu hingga Rp 1,2 juta dengan berat 1,5 kg.
Dalam situs http://bahasikan.com/harga-lobster/, harga lobster karang laut Semua jenis dan ukuran diatas 500 grm berkisar Rp 620 ribu hingga Rp 900 ribu dalam keadaan hidup.
Harga termahal adalah lobster mutiara (Rp 900.000), lobster termahal kedua jenis Lobster Batik hingga Rp 800.000/kg lalu lobster Bambu yang bisa laku hingga Rp 750.000/kg.
Lobster yang banyak dikembangkan adalah lobster Batu(Rp 650.000), lobster Pakistan Rp 680.000 dan Lobster Pasir Rp 700.000. Lobster merah bisa lebih mahal lagi, namun mulai langka.