Ketum PB HMI: Rupiah Merosot Daya Beli Masyarakat Jatuh
hingga akhir pekan pertama September 2018, rupiah terus mengalami tekanan bahkan hingga mencapai titik terendah sejak 1998.
Penulis: Hasan Basri | Editor: Anita Kusuma Wardana
Maksimalisasi penggunaan komponen lokal pada proyek-proyek infrastruktur dan lain sebagainya merupakan hal yang wajar dilakukan oleh pemerintah.Namun dampak kebijakan tersebut juga bersifat temporer.
Oleh karena itu, kebijakan dimaksud memang dibutuhkan tapi tidak mampu menyelesaikan masalah secara mendasar serta tidak mampu memperkuat fundamental perekonomian nasional.
"Dalam rangka membangun daya tahan perekonomian nasional khususnya dalam menghadapi pelemahan rupiah. Pemerintah perlu berupaya lebih keras untuk. Pertama Mewujudkan kedaulatan pangan dan energi nasional agar tidak bergantung pada pangan serta minyak impor serta dapat menjaga konsumsi masyarakat," paparnya.
Kedua, lanjut lulusan Pasca Sarjana UII Yogyakarta ini, pemerintah mesti menerapkan kebijakan yang tegas serta insentif untuk menyimpan dana devisa hasil ekspor di perbankan domestik.
“Ketiga menerapkan target untuk membuka pasar-pasar baru ekspor melalui atase-atase perdagangan RI di luar negeri," jelasnya.
Selanjutnya, Keempat mengembangkan destinasi dan meningkatkan infrastruktur pariwisata untuk mendorong peningkatan devisa dari sektor pariwisata.
"Kelima, menerapkan kebijakan yang mendorong peningkatan kepemilikan domestik pada surat utang maupun saham. Keenam, mendorong Presiden untuk menertibkan para menteri kabinet yang kecanduan praktek impor," pungkasnya.