Pascasarjana Unhas Gelar Konferensi Internasional Tentang Kebencanaan
BMKG telah bekerja sangat profesional untuk memantau dan mendeteksi ancaman dan terjadinya bencana di tanah air.
Penulis: Munawwarah Ahmad | Editor: Hasriyani Latif
Laporan Wartawan Tribun Timur, Munawwarah Ahmad
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, menggelar konferensi Internasional yang bertajuk The 1st Internasional Conference on Global Issue for Infrastructure, Environment and Socio-Economic Development di ruang Phinisi Ballaroom Hotel Claro, Makassar, Jumat (31/8/2018).
Konferensi yang membahas tema Natural Disaster Management on Risk Reduction Toward Sustainable Development for Civic Society tersebut menghadirkan dua keynote speaker, yaitu Kepala Badan Meteorolgi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Prof Dwikorita Karwanawaty dan mantan Rektor Unhas Prof Dr dr Idrus A Paturusi.
Selain itu, kegiatan ilmiah ini mengundang empat pembicara asing (invited speakers) yang ahli dalam kebencanaan, yakni Prof E Takeshi ITO dari National Institute of Technology, Akita College & Akita University (Jepang), Prof Peter Davey, Griffith University (Austalia), Dr Meine van Noordwijk, Wageningen University (Belanda), Dr Mohammad Effendi bin Daud dari Universitas Tun Hussein Onn Malaysia.
Konferensi ini dihadiri 200 peserta biasa dan 74 pemakalah yang akan dibagi dalam empat sesi paralel, masing-masing mengulas sub topik Analisis, Monitoring dan Mitigasi Bencana.
Kesiapan Emergensi dan Isu Sosial Ekonomi, Infrastruktur dan Lingkungan, dan Faktor Manusia, Asesmen dan Mitigasi Multi Resiko/Bahaya serta Keamanan/Keselamatan /Ketangguhan Bencana.
Acara ilmiah tersebut dibuka oleh Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu. Dalam sambutannya, Prof Dwia merasa senang dan terhormat membuka konferensi yang dihadiri oleh para ahli dan tamu undangan luar negeri.
Baca: Pimpin Apel Gabungan, Kepala BPBD Sinjai Ingatkan Penanganan Bencana Alam
Baca: Bupati Luwu Bakal Hadiri Sosialisasi Penyusunan Dokumen Kajian Resiko Bencana di Bappeda
Dwia menyatakan keyakinannya bahwa kegiatan tersebut akan menghasilkan sesuatu yang berharga dan bermanfaat bagi para ilmuwan yang bisa dibagi kepada publik di tanah air dan dunia internasional.
Guru besar Departemen Sosoilogi itu juga menyatakan kepritahatinannya atas bencana gempa bumi yang menimpa daerah Lombok belum lama ini.
“Saya pikir topik konferensi ini sangat penting dan menjadi isu yang mengemuka belakangan ini. Apalagi, sebagian dari kita di Indonesia hidup di wilayah cincin api dimana gempa bumi dan tsunami selalu mengancam," katanya via rilis ke tribun-timur.com.
"Kita prihatin, sekarang ini, saudara-saudara kita di Lombok sedang mengalami musibah. Dan, tim bencana Unhas yang dipimpin Prof Idrus ikut terlibat dalam penanganan medis dan sosial di Lombok," tambahnya.
Rektor Unhas yang didamping Direktur Pascasarjana Unhas, Prof Jamaluddin Jompa membuka acara dengan memukul gong sebagai tanda kegiatan konferensi telah dimulai. Acara kemudian dilanjutkan dengan persentasi dari keynot speaker dan pembicara tamu asing.
Dalam paparannya, Kepala BMKG Prof Dwikorita Karwanawaty mengulas tentang kesadaran terhadap BMKG dalam mengurangi resiko bencana. Dalam menghadapi resiko dan potensi bencana yang banyak mengguncang Indonesia, menurutnya, Indonesia perlu belajar dan mengambil pengalaman sukses dari Jepang yang bisa bertahan dari gempuran bencana dan gempa bumi.
“Indonesia mesti mengikuti kemampuan dan kemajuan yang dimiliki Jepang. Karena itu, kita harus selalu bertukar gagasan, pemikiran, dan pengamalan bagaimana kita bisa bertahan dan tangguh menghadapi serangan bencana,” katanya
Mantan rektor UGM ini mengatakan, BMKG telah bekerja sangat profesional untuk memantau dan mendeteksi ancaman dan terjadinya bencana di tanah air.
BMKG bekerja 24 jam dengan bantuan satelit dan radar yang canggih untuk memastikan adanya potensi gempa bumi dan tsunami. Sehingga publik di Indonesia selalu bisa mengakses informasi terbaru terkait bencana.