Warga Barombong Budidayakan Jamur Tiram, Sehat untuk Ibu Hamil
mulanya Ulla mencoba usaha itu dari perkenalan mahasiswa jurusan Biologi UNM.
Penulis: Waode Nurmin | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur Wa Ode Nurmin
TRIBUN-TIMUR.COM,SUNGGUMINASA- Budidaya jamur tiram rupanya menjadi daya tarik sendiri bagi warga di Dusun Mannyio, Desa Tamannyeleng, Kecamatan Barombong.
Seperti yang dilakukan Sahrullah Rasyid (Ulla). Pemilik UD Al Kautsar Jamur Tiram ini mulai menggeluti usaha budidaya tersebut sejak 2016 lalu.
Sempat menceritakan kepada Tribungowa.com, mulanya Ulla mencoba usaha itu dari perkenalan mahasiswa jurusan Biologi UNM.
"Dikenalkan sama mahasiswa. Dari situlah kami mulai perkenalan dan mulai diajarkan tentang cara pembuatan baglog (media tumbuh jamur) dan membuat bibit F0-F3," katanya, Senin (27/8/2018).
Menurutnya, usaha ini beda dengan usaha lain.
"Kalau usaha yang lain sudah bnyak samanya. Saya tidak mau sama dengan usaha yang lain, makanya saya coba jamur tiram," lanjutnya.
Dia menjelaskan proses budidaya membutuhkan waktu kurang lebih tujuh minggu. Mulai dari pembuatan media tumbuh jamur, membuat bibit, pengsterilan, perawatan, hingga bisa dikonsumsi.
Selama proses pembibitan, Ulla menyediakan rumah produksi disamping rumah.
Ditahap awal, dia menghasilkan tiga jenis makanan dari jamur tiram. Bakso jamur, krispi jamur dan nugget jamur.
Untuk usahanya itu, dia mempekerjakan 25 pemuda desa.
"Tahun 2016 masih 15 orang, dan sekarang jadi 25 orang. Kemarin sempat pamerkan di acara Beuatiful Malino," lanjutnya.
Saat ini, Ulla hanya memasarkan di rumah dan pameran-pameran tertentu.
"Pesannya sama kami langsung. Kalau jamurnya sendiri kita gunakan 10-15 Kg sekali produksi. Terus harga jualnya kisaran Rp 25-30 ribu satu. Modal awal 5-10 juta tapi untungnya bisa sampai Rp 19 juta sekali musim," katanya lagi.
Punya Banyak Manfaat
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/jamur-tiram_20180827_141726.jpg)