Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

HUT ke 73 RI

Gugah Kesadaran Masyarakat, Warga Desa Pambusuang Upacara di Pinggir Pantai

Peserta upacara melibatkan santri, komunitas pemuda, nelayan dan sejumlah komponen masyarakat setempat.

Penulis: Nurhadi | Editor: Nurul Adha Islamiah
Nurhadi/Tribun
masyarakat Desa Pambusuang, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polman, Sulawesi Barat, punya cara tersendiri dalam memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-73 Republik Indonesia. 

Laporan Wartawan TribunSulbar.com, Nurhadi

TRIBUNSULBAR.COM, POLMAN - Masyarakat Desa Pambusuang, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polman, Sulawesi Barat, punya cara tersendiri dalam memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-73 Republik Indonesia.

Puluhan masyarakat Pambusuang, melaksanakan upacara detik - detik proklamasi kemerdekaan RI di pinggir pantai di desa tersebut. Mereka mengibarkan bendera diatas sebuah perahu.

Pemilihan lokasi dipinggir pantai sendiri, bertujuan agar semua masyarakat sadar, untuk tidak mengotori pantai dengan membuang sampah di sembarang tempat.

Peserta upacara melibatkan santri, komunitas pemuda, nelayan dan sejumlah komponen masyarakat setempat.

Upacara ini bukanlah yang pertama kalinya diadakan oleh masyarakat, kegiatan upacara ini sudah beberapa kali dilaksanakan sebelumnya.

Pembina upacara kali ini diamanatkan pada cendikiawan muslim Kabupaten Polman Sayyid Fadhl Almahdaly.

Sayyid Fadhl Almahdaly pada kesempatan itu menyampaikan, kemerdekaan Indonesia bukanlah sesuatu yang gratis, tapi melalui perjuangan, pergorbanan jiwa, raga, harta dari semua komponen masyarakat Indonesia kala itu

"Indonesia merdeka bukan karena hanya satu orang, kelompok, dan satu agama, melainkan semua agama, bahkan yang tak beragama pun terlibat dalam memerdekakan bangsa ini dari penjajahan kolonialisme," kata Sayyid Fadhl Almahdaly kepada TribunSulbar.com.

Menurutnya, Indonesia ibarat sebuah rumah dengan penuh keberagaman, dimana didalamnya siapapun berhak hidup sejahtera dan damai.

"Maka dari itu musuh kita bersama adalah Intoleran, radikalisme dan semua yang berusaha memonopoli Indonesia dengan mengabaikan peran-peran,"tuturnya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved