48 Jam Jelang Daftar Capres di KPU Tutup
Gara-gara 'Jenderal Kardus', Koalisi Prabowo Memanas Sementara Koalisi Jokowi Bergolak karena PBNU
Gara-gara 'Jenderal Kardus', Koalisi Prabowo Memanas Sementara Koalisi Jokowi Bergolak karena PBNU
TRIBUN-TIMUR.COM - Gara-gara 'Jenderal Kardus', Koalisi Prabowo Memanas Sementara Koalisi Jokowi Bergolak karena PBNU
Dinamika politik nasional jelang penutupan pendaftaran Bakal Calon Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024 di KPU RI Jumat (10/8/2018) malam kian menarik dicermati.
Koalisi Prabowo Subianto dan partai politik pengusungnya tiba-tiba sangat dinamis menyusul pernyataan Wasekjen DPP Demokrat Andi Arief mengenai istilah 'Jenderal Kardus' yang disematkan kepada Prabowo Subianto.
Baca: Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief: Prabowo Jenderal Kardus, Gerindra Tanggapi
Baca: Akhirnya Menteri PAN & RB Bahas Pendaftaran CPNS 2018, Tetap Agustus Ini Siapkan Berkas Sekarang
Baca: Terciduk, 2 Perawat Ini Zina di Kamar Mandi RS Ternyata Sudah Berulang Kali Diperingatkan
Padahal pendaftaran di KPU sisa 48 jam.
Di kubu Jokowi dan koalisinya, jumpa pers kiai NU di Kantor PBNU Jakarta, Rabu (8/8/2018) yang dihadiri Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar juga dinamis.
Dirangkum tribun-timur.com dari kompas.com dan tribunnews.com, berikut sejumlah updating politik nasional hingga Kamis (9/8/2018) atau 48 jam sebelum pendaftaran balon Presiden dan Wapres berakhir di KPU:
1. Hatta Rajasa mendadak temui SBY di Kuningan
ubungan Partai Gerindra dengan Partai Demokrat memanas bahkan koalisi yang akan dibangun untuk mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2019 terancam bubar.

Hal ini setelah pernyataan mengejutkan Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief yang menyebut Prabowo Subianto sebagai "jenderal kardus".
Andi juga menyebut, rencana Prabowo ke kediaman Susilo Bambang Yudhoyono di Kuningan, Raqbu malam ini batal, karena ditolak.
Di tengah situasi yang memanas itu, mantan Ketua Umum PAN, Hatta Rajasa tampak menyambangi kediaman SBY di Kuningan, Jakarta, Rabu (8/8/2018) malam.
Mengendarai sedan berwarna hitam, Hatta yang juga besan SBY ini enggan turun dari mobilnya dan langsung masuk ke dalam rumah.
Selang beberapa waktu, sejumlah pengurus DPP Partai Demokrat berkumpul di rumah ketua umum mereka.
Tampak di rumah SBY, Sekjen Hinca Panjaitan, Ketua DPP Demokrat Imelda Sari K, Wakil Ketua KPP Boyke Novrizon dan pengurus lainnya.
"Saya tidak tahu. Saya diminta segera datang oleh Pak SBY," jelas Ketua Divisi Advokasi dan Hukum Demokrat, Ferdinand Hutahaean yang juga datang malam itu.
Belum ada pernyataan resmi dari Demokrat mengenai dipanggilnya pengurus ke kediaman SBY.
2. Sandiaga Uno Wagub DKI Masuk Bursa 02 Prabowo
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menyatakan, saat ini kandidat calon wakil presiden pendamping ketua umumnya, Prabowo Subianto, tersisa dua nama.

Adapun dua nama itu adalah politisi Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) dan kader Partai Gerindra yang juga Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno.
"Sampai dengan tadi ada dua nama, pagi tadi. Pak AHY dengan Pak Sandi ya," kata Muzani di kediaman Prabowo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (8/8/2018).
Ia menambahkan, dua nama tersebut terus dibahas bersama partai-partai yang berencana mengusung Prabowo sebagai capres seperti Partai Demokrat, PKS, dan PAN.
Karena itu, kata Muzani, sepanjang hari Rabu (8/8/2018), Partai Gerindra terus bertemu dengan pimpinan partai-partai tersebut. "Jadi dikonsultasikan dari pagi sampai malam, ini dikonsultasikan. Hasilnya ya malam ini mau kami putuskan," ujar Muzani.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno masuk dalam kandidat calon wakil presiden pendamping Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.
Hal itu disampaikan Fadli saat ditanya wartawan ihwal beredarnya nama Sandiaga dalam kandidat cawapres Prabowo. "Ya masih wacana ya. Ada yang usul," kata Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/8/2018).
Fadli mengatakan, nama Sandiaga diusulkan bukan oleh Partai Gerindra, melainkan dari eksternal. Namun, ia enggan mengungkapkan pihak yang mengusulkan Sandiaga sebagai cawapres Prabowo.
Ia mengatakan, pihak yang mengusulkan Sandiaga sebagai cawapres Prabowo bisa berasal dari partai yang selama ini intensif menjalin komunikasi dengan Partai Gerindra atau kelompok tertentu. "Saya kira dari luar ya (usulnya)," ujar Fadli.
3. Amien Rais dan Jokowi Batal Bertemu
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengaku kecewa setelah gagal mempertemukan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais dan Presiden Joko Widodo.
Padahal ia berharap ada kebersamaan yang terjalin antara Amien dan Jokowi.

"Ya tentu (kecewa), karena negeri ini tidak bisa dibangun satu kelompok saja. Harus ada kebersamaan. Kita perlu ada kebersamaan," kata Zulkifli dalam program Satu Meja The Forum di Kompas TV, Rabu (8/8/2018) malam.
Zulkifli mengungkapkan, ia dan beberapa koleganya pernah beberapa kali mencoba mempertemukan Amien dan Jokowi dalam sejumlah kesempatan.
Namun, upaya itu tak berhasil. "Harusnya berjumpa di Yogyakarta, ditunda seminggu. Kita masih gembira. Ditunda lagi, masih gembira. Ditunda lagi, ya sudah," kata Zulkifli.
Ia tak tahu menahu mengapa Amien dan Jokowi tak bisa bertemu. "Wah, nanti tanyakan ke yang bersangkutan masing-masing," kata Zul.
Ia menilai, kritik yang dilontarkan Amien Rais terhadap Jokowi merupakan gayanya yang lugas, tajam dan tegas. Zul mengakui kritikan Amien bisa membuat pihak-pihak tertentu menjadi risih. Namun kritik disampaikan guna memunculkan perbaikan.
"Dulu juga Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) pas kunjungan ke Yogyakarta pernah berdiskusi panjang dan bisa memahami satu dengan lain. 'Oh Pak Amien begini, cara menyampaikannya begini'," kata dia.
4. PDIP Timbang Masukan PBNU Tolak Mahfud MD Cawapres Jokowi
Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDI-P) Hasto Kristiyanto menyebut ada dinamika di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terkait pemilihan calon wakil presiden bagi Joko Widodo.
Hal itu disampaikan Hasto menanggapi isu bahwa PBNU keberatan apabila Mahfud MD dipilih sebagai cawapres Jokowi.

"Ini kan dinamika yang biasa terjadi jelang penetapan. Kami mendengarkan, memperhatikan hal tersebut," kata Hasto di kediaman Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu (8/8/2018).
Menurut Hasto, koalisi Jokowi tentunya akan mendengar masukan yang berkembang dari berbagai pihak, termasuk dari PBNU.
5. M Inisial Calon Wapres Jokowi
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan ( PPP) M Romahurmuziy mengatakan bahwa nama calon wakil presiden untuk Joko Widodo masih akan dibahas. Ketika ditanya nama-nama yang dimaksud, Romy masih enggan membeberkannya.
"Rahasia langit. Belum tahu, nanti malam mau rapat lagi," kata Romy seusai mendampingi Presiden Jokowi menghadiri peresmian pembukaan Pendidikan Kader Ulama (PKU) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor Angkatan XII Tahun 2018 di Gedung Tegar Beriman, Cibinong, Rabu (8/8/2018).
Dia hanya memberikan isyarat bahwa calon Wakil Presiden yang akan mendampingi Jokowi dalam Pilpres 2019 berinisial "M".
"Percayalah tidak akan keluar dari 10 nama yang saya sampaikan sebelumnya. Dari 10 nama itu kan ada Maruf Amin, Mahfud MD, ada Moeldoko, Muhaimin Iskandar, (Sri) Mulyani, ada M Romahurmuziy, ada Mbak Susi, ada Mas Airlangga. Kita tunggu saja pengumuman dari beliau," ucapnya.
Oh yah, Wapres RI Jusuf Kalla juga bernama lengkap Muhammad Jusuf Kalla.
Romy mengatakan, pertemuan Presiden Joko Widodo dengan para ketua umum partai politik pendukung di Istana Merdeka Jakarta akan membahas formasi koalisi dan pematangan pengumuman calon Wakil Presiden dari Jokowi.
Dia menegaskan bahwa pengumuman akan dilakukan setelah pertemuan nanti malam, apakah mendahului sebelum pendaftaran atau bersamaan dengan pendaftaran.
"Tetapi, saat pengumuman, para ketua umum partai pendukung akan mendampingi karena ini bagian dari kebersamaan dan kekompakan," kata Romy.(TRIBUNNEWS.COM/KOMPAS.COM)
Baca: Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief: Prabowo Jenderal Kardus, Gerindra Tanggapi
Baca: Akhirnya Menteri PAN & RB Bahas Pendaftaran CPNS 2018, Tetap Agustus Ini Siapkan Berkas Sekarang
Baca: Terciduk, 2 Perawat Ini Zina di Kamar Mandi RS Ternyata Sudah Berulang Kali Diperingatkan