Asalha Puja 2562 TB/2018 M Dipertingati Umat Buddha di Makassar
Asalha Puja yang berlangsung secara khusuk dan khidmat ini dihadiri Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Sangha Theravada Indonesia YM.
Penulis: CitizenReporter | Editor: Mahyuddin

Miguel Dharmadjie, S.T, CPS
Penyuluh Agama Buddha Non PNS
TRIBUN-TIMUR.COM - Asalha Puja 2562 TB/2018 M yang jatuh pada tanggal 27 Juli18 diperingati oleh umat Buddha di seluruh dunia, termasuk di Kota Makassar.
Salah satu tempat ibadah agama Buddha yang menggelar Asalha Puja adalah Klenteng Kwan Kong (Rumah Ibadah Satya Dharma) bertempat di ruang Dhammasala (lantai lima) pada Minggu (29/7/2018) pagi.
Asalha Puja merupakan salah satu dari empat hari besar agama Buddha.
Asalha Puja diperingati dua bulan setelah Waisaka Puja.
Asalha Puja memperingati tiga peristiwa penting, yaitu : khotbah pertama Sang Buddha kepada lima orang bhikkhu di Taman Rusa Isipatana; terbentuknya Sangha (Persamuan para Bhikkhu) yang pertama; dan Tiratana (Tiga Permata; Buddha, Dhamma dan Sangha) menjadi lengkap.
Asalha Puja yang berlangsung secara khusuk dan khidmat ini dihadiri Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Sangha Theravada Indonesia YM.
Bhikkhu Siriratano Thera, CPS® dan diikuti lima puluh umat Buddha dari berbagai usia, termasuk pengurus Keluarga Buddhis Brahmavihara (KBBV) Makassar.
Hikmah Asalha Puja 2562 TB dibawakan Bhikkhu Siriratano yang menguraikan tentang makna dari peristiwa Asalha.
Sang Buddha membabarkan Khotbah Pemutaran Roda Dhamma yang dikenal dengan nama Dhammacakkappavattana Sutta yang berisikan kebenaran tentang Dukkha, Asal Mula Dukkha, Akhir Dukkha dan Jalan Mengakhiri Dukkha.
Lebih lanjut bhikkhu yang tinggal di Balla Samadhi Ratana Joti ini mengatakan bahwa Bhikkhu Kondanna adalah yang pertama mengerti ajaran Buddha sehingga memperoleh sebutan “Kondanna yang Telah Mengerti”.
Bhikkhu Kondanna bisa mengerti ajaran Buddha sehingga bisa “Lulus” karena memiliki cita-cita untuk menjadi siswa unggulan dan juga karena telah belajar Dhamma.
Bhikkhu Kondanna telah membuktikan bahwa Dhamma yang dibabarkan oleh
Sang Buddha dapat dipraktikkan dan mereka yang mempraktikkan Dhamma akan dapat merealisasi Nibbana.
Untuk itu melalui Asalha Puja, umat Buddha diingatkan kembali untuk senantiasa mempraktikkan Jalan Mulia Berunsur Delapan.
Terdiri dari pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, pencaharian benar, daya upaya benar, perhatian benar dan konsentrasi benar; sebagai jalan mengakhiri dukkha.(*)