Orangtua dan Guru SDN Borong Teken Kontrak Belajar
Kepala sekolah yang akrab disapa Bu Indri itu meminta orangtua murid untuk tidak menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak-anak ke sekolah.
Penulis: CitizenReporter | Editor: Mahyuddin
Rusdin Tompo, Aktivis Hak Anak
Pendiri LISAN
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Orangtua murid SDN Borong, Makassar, meneken kontrak belajar dengan para guru dalam pertemuan yang dipimpin Kepala SDN Borong Dra Hj Hendriati Sabir, Sabtu (14/7/2018).
"Pertemuan hari ini bukan hanya untuk membangun kesepahaman tapi juga kesepakatan antara orang tua dengan pihak sekolah," kataHendriati Sabir di hadapan 64 orangtua yang anaknya baru saja diterima di kelas 1 melalui proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online.
Kepala sekolah yang akrab disapa Bu Indri itu meminta orangtua murid untuk tidak menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak-anak ke sekolah.
Perhatian, kepedulian dan dukungan orangtua akan ikut menentukan dan sangat penting bagi keberhasilan anak dalam mengarungi masa belajar mereka di SD selama 6 tahun ke depan.
Indri menambahkan, pihaknya mencoba membuat pendekatan baru dalam penerimaan murid dengan tidak menyodorkan begitu saja tata tertib sekolah.
Tapi kami mensosialisasikannya, mendiskusikannya secara partisipatip agar ada umpan balik.
Sehingga, orangtua memberikan dukungan dalam proses belajar anaknya, termasuk untuk kegiatan ekstra kurikuler, pengembangan minat bakat, juga gerakan literasi yang tengah dikembangkan.
"Ini konsekuensi setelah kami mendeklarasikan sekolah ini sebagai Sekolah Ramah Anak pada tanggal 7 Juni lalu," tutur Bu Indri.
Rusdin Tompo juga diundang hadir memberikan materi seputar Sekolah Ramah Anak dan perlindungan anak.
Rusdin Tompo yang dikenal sebagai aktivis perlindungan anak mengatakan, tata tertib itu kadang bisa punya tafsir berbeda.
Bahkan tidak semua orang tua membaca tata tertib yang dibagikan.
Nanti kalau anaknya dijatuhi sanksi baru kemudian bereaksi. Rusdin juga menjelaskan bahwa aspek partisipasi merupakan keniscayaan dalam penerapan Sekolah Ramah Anak.
"Jangankan partisipasi orang tua, bahkan partisipasi anak sangat diperhatikan. Begitupun partisipasi kalangan pengusaha atau pihak-pihak lain yang memang diperlukan dalam memajukan sekolah dan dunia pendidikan," beber Rusdin Tompo.(*)