Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ngidap Autis, Nur Fadlan Ditolak Sekolah di Makassar

Orangtua Nur Fadlan pun saat itu menuruti arahan panitia dan berusaha menemui kepala sekolah.

Penulis: Hasan Basri | Editor: Mahyuddin
abdiwan/tribuntimur.com
Ilustrasi 

Laporan wartawan Tribun Timur Hasan Basri

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tidak ada orangtua yang menginginkan anaknya menyandang autisme.

Begitupun si anak pasti tidak ingin terlahir dengan kondisi itu.

Tetapi tidak jarang ada penolakan di tengah lingkungan masyarakat atau sekolah terhadap anak yang menyandang gejala autis.

Seperti dialami Nur Fadlan (7), warga warga Jl Toddopuli IV blok 30 no 42/20 Kota Makassar.

Anak kedua dari pasangan Rahman ditolak mentah-mentah pihak SD Negeri Pannyikkokang I.

Baca: Anak Anda Mau Daftar SD di Makassar? Ini 5 Jalur Penerimaan dan Tanggal Pendaftarannya

"Benar anak saya ditolak pihak Sekolah karena alasan anak saya autis," kata Rahman, ayah Fadlan kepada Tribun, Senin (09/07/2019).

Rahman menceritakan kejadian ini pada tanggal 2 lalu, istrinnya datang ke SD Negeri Pannyikkokang untuk mengambil formulir pendaftaran.

Tetapi kedatangannya mendapat perlakuan diskriminatif oleh pihak panitia penerimaan siswa baru dengan menolak memberikan formulir pendaftaran.

"Waktu itu tidak diberi formulir. Alasannya disuruh ketemu kepala sekolah dulu," sebutnya.

Orangtua Nur Fadlan pun saat itu menuruti arahan panitia dan berusaha menemui kepala sekolah.

Lantaran Kepsek tidak ada di lokasi, maka ia harus menunggu hampir dua jam menanti kedatangan Kepsek.

"Ternyata hasilnya mengecewakan. Anakku ditolak dengan alasan guru tidak sanggup dan menyarankan saya cari sekolah lain," sebutnya.

Baca: Idap Sindrom Turunan Autisme, Ananda Sukarlan Menjelma Jadi Jenius Musik

Menurut Rahman, yang membuat mereka sangat kecewa karena pihak sekolah tersebut tidak memberikan kesempatan sama sekali, termasuk bisa mendapatkan formulir.

Nur Fadlan mengalami gejala Autis sejak usia sebelum 3 tahun dan didiagnosa umur 3,5 tahun. Meski menyandang status itu, prestasi anak itu sangat luar biasa.

Sebelum tamat TK Ceria milik Dinas Pendidikan Provinsi, sudah bisa baca tulis dan hitung tanpa diajar. Dia juga masuk kelompok drumband dan menari waktu peringatan hari pendidikan nasional dan penamatan. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved