Diskusi Terorisme di SMAN 7 Pinrang, Berikut Ulasan Dua Narasumbernya
Dalam diskusi itu, menghadirkan narasumber dari kalangan kepolisian dan Kemenag Pinrang.
Penulis: Hery Syahrullah | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan TribunPinrang.com, Hery Syahrullah
TRIBUNPINRANG.COM, MATTIRO BULU - Pihak Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 7 Pinrang menggelar kegiatan diskusi tentang Radikalisme dan Terorisme di halaman sekolahnya, Kelurahan Manarang, Kecamatan Mattiro Bulu, Kabupaten Pinrang, Senin (4/6/2018).
Diskusi yang dimotori oleh Remaja Musala (Remus) itu bekerjasama dengan Polres, Pemprov, Pemda, Kemenag, dan Komite Sekolah.
Dalam diskusi itu, menghadirkan narasumber dari kalangan kepolisian dan Kemenag Pinrang.
Kepala Satuan Bimas Polres Pinrang AKP Adinal Alam mewakili pihak kepolisian, sedangkan Kepala KUA Mattiro Bulu Idris Muhammad mewakili pihak Kemenag Pinrang.
Dalam diskusi itu, Adinal Alam mengimbau kepada para paeserta agar hati-hati mengikuti pengajian.
"Tak terpungkiri, beberapa jaringan teroris dan radikalisme melakukan doktrin lewat forum-forum pengajian. Ini tentu perlu diwaspadai," katanya.
Adinal menyebutkan, tindakan terorisme sungguh bukanlah cerminan dari agama yang notabene menjunjung tinggi perdamaian.
"Agama hanyalah kedok yang digunakan golongan teroris untuk mencapai kepentingannya," ucapnya.
Sementara itu, Idris Muhammad menjelaskan, para pelaku teroris telah menyalahartikan makna jihad.
"Mereka membenarkan kekerasan atas nama jihad. Padahal jihad sesungguhnya bukanlah demikian," jelasnya.
Jikalau hendak berjihad, lanjut Idris, tuntulah ilmu secara terus menerus, lalu amalkan.
"Demikianlah salah satu jihad yang dibenarkan," pungkasnya. (*)