Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Refleksi Ramadan

REFLEKSI RAMADAN (14): Saatnya Reses Buka Puasa dengan Orang Lain yang Tidak Sekantor dan Seprofesi

Kebanyakan malah buka bersama teman sekantor atau sekampus, tarawih di rumah jabatan, di kantor, atau di hotel.

Editor: AS Kambie
dok.tribun
Wahyuddin Halim 

Oleh
Wahyuddin Halim
Antropolog Agama UINAM

TRIBUN-TIMUR,COM, MAKASSAR - Dalam satu hal, Ramadan menawarkan masa jeda duniawi bagi kaum Muslim.

Di sebelas bulan sebelumnya, hidup kita mungkin hanya berkisar pada urusan duniawi. Setiap hari kerja, dari pagi hingga sore, kita geluti profesi masing-masing demi keberlangsungan hidup kita sekeluarga.

Karena sibuk bekerja, kerapkali kita abai pada tanggung jawab sosial di luar lingkungan kerja kita.

Malahan, segelintir orang punya rutinitas harian yang hanya berkisar pada rumah dinas megah, ruang kantor nyaman dan executive lounge di setiap bandara.

Juga penerbangan kelas bisnis, mobil dinas mewah yang ke mana-mana diiringi patwal, hotel berbintang lima, restoran berkelas, protokoler penyambutan dan kursi VVIP di setiap acara.

Di hari libur, mereka piknik ke tempat-tempat yang sesuai dengan jabatan atau kelas sosial mereka. Bertemu dengan orang-orang seprofesi atau kelas sosial yang sama.

Jika hidup hanya berkisar pada ritme dan ritual seperti itu, sangat mungkin kemampuan kita berempati pada derita orang lain semakin tumpul.

Ramadan menawari kita waktu rehat sejenak dari hiruk-pikuk lingkungan yang kerap membuat kita lupa pada diri sendiri, lupa pada orang lain, dan akhirnya lupa pada Tuhan.

Ramadan membukakan kita peluang dan ruang untuk berjumpa secara lebih intens dan intim dengan orang-orang di luar atau lintasprofesi, status dan kelas sosial.

Sayangnya, hingga memasuki sepuluh likur kedua Ramadan, masih ada orang-orang yang enggan reses sejenak dari bergaul dengan kawan-kawan seprofesi atau satu kelas sosial.

Mereka malah mengadakan berbagai ritual Ramadan khusus dengan sesama mereka. Misalnya, buka bersama teman sekantor atau sekampus. Atau tarawih keliling di rumah jabatan, di kantor, atau di hotel berbintang.

Entah bagaimana awal tradisi ini muncul di Indonesia. Yang jelas hampir semua instansi pemerintah dan swasta, termasuk kampus-kampus, mengadakan buka puasa bersama di unit masing-masing yang dihadiri para pimpinan dan pegawai instansi terkait.

Anak-anak panti asuhan memang terkadang juga diundang. Mereka biasanya datang dengan mobil carteran. Namun, kerap mereka tampak sebagai sekedar pelengkap. Memberi justifikasi keagamaan bagi acara buka puasa bersama tersebut.

Setelah Lebaran pun, orang-orang terus mengadakan acara kumpul-kumpul dengan kawan-kawan sesama profesi. Misalnya dengan mengadakan halalbihalal. Atau melakukan piknik ke tempat wisata yang sama bersama kawan-kawan sekantor.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved