Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Menteri ESDM Sebut Ballo Dapat Diolah Jadi BBM, Begini Penjelasannya

Disampaikan saat berkunjung di Dusun Parang Barata, Desa Batujala, Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Suryana Anas
TRIBUN TIMUR/MUSLIMIN EMBA
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan saat berkunjung di Dusun Parang Barata, Desa Batujala, Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Rabu (09/05/2018) siang. 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Muslimin Emba

TRIBUNJENEPONTO.COM, BONTORAMBA - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, menyebut ada banyak manfaat hasil perahan tunas pohon lontar atau yang dikenal dengan minuman Ballo (tuak).

Hal itu diungkapkan Ignasius Jonan saat berkunjung di Dusun Parang Barata, Desa Batujala, Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Rabu (09/05/2018) siang.

Bermula saat Ignasius Jonan mendengar cerita dari anggota Komisi VII DPR RI Mukhtar Tompo.

"Pak Mukhtar Tompo cerita ke saya waktu di Bandara Hasanuddin, bahwa di Jeneponto ini banyak menghasilkan tuak (ballo). Saya pikirnya ini pak Muhtar Tompo siang-siang ajak saya minum tuak, ternyata bukan," kata Ignasius berkelakar.

Selain untuk konsumsi, tuak atau ballo ternyata menurut mantan menteri perhubungan itu juga dapat diolah untuk beragam kebutuhan lainnya, seperti bahan kimia, kosmetik dan bahan lainnya.

Tidak hanya itu, tuak atau ballo menurut Ignasius juga dapat diolah menjadi etanol atau salah satu bayan dasar bahan bakar minyak (BBM).

"Begini aja deh, coba bapak-bapak dan rekan-rekan disini kalau bersedia, cairan dari pohon (lontar) itu 20-30 liter per hari itu digunakan untuk etanol. Etanol ini untuk bahan campuran bensin," ujar Ignasius.

Jika ballo atau tuak itu diolah menjadi etanol, menurut Igansius bisa saja menutupi kebutuhan bahan bakar minyak di provinsi Sulsel.

"Satu sulawesi satu pulau ini, kira-kira kebutuhan bensinya itu dua juta kilo liter atau dua milliar liter setahun. Kalau dicampur etanol lima persen berdasarkan dari tuak tadi, itu butuh 100 ribu kilo leter atau 100 juta liter," ungkap Ignasius.

Menurut mantan kepala Kereta Api Indonesai (KAI) itu, etanol dari bahan dasar tuak dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Sulsel.

"Ini bisa pengembangan ekonomi masyarakat, semua menanam itu, bikin pabrik sama-sama, saya yakin masyarakat sulawesi ini jiwa wirausahanya tinggi, jadi bikin saja. Nanti kami bikinkan peraturannya, kami undang Pertamina untuk mencampur bensinya dengan etanol dari hasil pengolahan ini," tuturnya.

Kunjungan utama Ignasius di Jeneponto untuk meresmikan 15 titik sumur bor dan 21 titik pembangkit energi listrik terbarukan yang tersebar di beberapa kabupaten di Sulsel. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved