Gara-gara Listrik, Legislator Gerindra Minta Bupati Jeneponto Evaluasi Dirut RSUD Lanto
Musababnya, lantaran tagihan pembayaran listrik yang rutin tiap bulannya tidak kunjung dibayarkan pihak rumah sakit.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNJENEPONTO.COM, BINAMU - Sudah dua kali meteran listrik RSUD Lanto Dg Pasewang Jeneponto disegel Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Musababnya, lantaran tagihan pembayaran listrik yang rutin tiap bulannya tidak kunjung dibayarkan pihak rumah sakit.
Menanggapi hal itu, anggota Komisi II DPRD Jeneponto, Andi Baso Sugiarto meminta Pjs Bupati Jeneponto Asmanto Baso Lewa segera mengevaluasi kinerja pengelolaan keuangan RSUD Lanto Dg Pasewang.
"Segera Pjs Bupati mengevaluasi kinerja keuangan Rumah Sakit Lanto dan kinerja direktur rumah sakit, kami di DPRD sudah beberapa kali menegur secara lisan maupu tulisan, tapi semuanya tergantung dari eksekutor dalam hal ini pihak eksekutif," kata Andi Baso Sugiarto, kepada TribunJeneponto.com, Sabtu (28/04/2018).
Legisaltor Gerindra Jeneponto itu juga menyeroti prosedur pencairan dana oleh Pemkab Jeneponto yang dianggap semraut.
"Tidak ada aturannya itu pencairan dana harus ada rekomendasi dari PPKAD, itu juga yang biasa bikin lambat pencarian karena sering kali saya lihat kafang sudah lama diurus tapi orang PPKADnya lagi yang tidak ada di kantor," ujar ABS akronim Andi Baso Sugiarto.
Humas RSUD Lanto Dg Pasewang Nining, yang dikonfirmasi sebelumnya mengungkapkan hal yang sama.
Keterlambatan pencairan DPA oleh pihak Pemkab Jeneponto menjadi pemicu menunggaknya pembayaran tagihan listrik rumah sakit.
"Sudah ada di DPA anggaran operasional kita masukkan, tapi belum dicairkan yang sebenarnya kemarin mau dicairkan tapi karena ada kendala sedikit makanya tidak dicairkan. Dan hari ini juga tidak bisa karena hari sabtu (libur)," ujar Nining dikonfirmasi sebelumnya.
Penyegelan meteran listrik RSUD Lanto Dg Pasewang dilakukan pihak PLN Rayon Jeneponto, Jumat (28/04/2018) kermarin.
Penyegelan itu akibat, tunggakan pembayaran listrik oleh pihak rumah sakit untuk bulan April sebanyak Rp 107.619.000 juta.
Hal yang sama dilakukan PLN 1 Maret lalu. Meteren rumah sakit disegel kala itu akibat tunggakan listrik yang bulan Januari hingga Februari yang mencapai Rp 209.793.295 juta.