Penggiat Media Sosial Ungkap 6 Pernyataan Rocky Gerung yang Menarik Dicermati, No 1-2 Soal Kitab
Dalam tulisannya, penggiat media sosial ini menyebut ada enam poin penting dalam pernyataan Rocky Gerung yang menarik untuk disimak dan dicermati.
Penulis: Sakinah Sudin | Editor: Sakinah Sudin
TRIBUN-TIMUR.COM - Pernyataan Dosen Filsafat Universitas Indonesia Rocky
Gerung di sebuah acara di televisi swasta pada Selasa (10/4/2018) malam, masih terus menjadi bahan perbincangan di dunia maya.
Salah satu yang paling disorot adalah pernyataannya yang menyebut kitab suci adalah fiksi.
Pernyataannya menuai kontroversi dari berbagai kalangan.
Sejumlah pihakpun angkat bicara. Sebut saja Mahfud MD, Direktur LP3ES sekaligus Board of Komunitas Indonesia, Rustam Ibrahim, serta penggiat media
sosial Dede Budhyarto dan Denny Siregar.
Baca: Dapat Kartu Merah, Begini Perlakuan Buffon kepada Cristiano Ronaldo Usai Laga, Lihat Videonya
Baca: Usai Sindir Alayers, Deddy Corbuzier Tantang Adu Pintar dengan Orang yang Buat Soal UN! Kok Bisa?
Penggiat media sosial lainnya yang turut bereaksi adalah Budi Setiawan.
"GENG 212 gak bakal demo Gerung. Otaknya gak mampu bahas AGAMA ITU FIKSI. Nyampenya cuma nasbung doang. Maklum IQnya 200 sekampung," tulisnya
akun facebook pribadinya, Rabu (11/4/2018) kemarin.
Beberapa jam setelah memposting tulisan itu, Budi Setiawan kembali memposting tulisannya tentang Rocky Gerung.
Kali ini, sebuah tulisan panjang disertai capture video dan foto. Tulisan ini ia beri judul 'MEMAHAMI FIKSI GERUNG'.
Dalam tulisannya, Budi menyebut ada enam poin penting dalam pernyataan Rocky Gerung yang menarik untuk disimak dan dicermati.
Selain soal kitab suci adalah fiksi, poin lainnya yaitu kitab suci; Babad Tanah Jawa, Mahabarata adalah fiksi, doa mengantar manusia masuk dalam energi fiksional memupuk harapan; dalam agama, fiksi itu adalah keyakinan; reaksi tubuh ketika berdoa dan membaca novel sama; dan Gerung sebut Jokowi bereaksi palsu terhadap fiksi.
Baca: 2 Tahun Dipenjara Akibat Narkoba, Kabar Terbaru Jupiter Bikin Miris, Netizen Bahas Penyakitnya
Baca: Uang Jamaah Abu Tours Bakal Dikembalikan? Ini Penjelasan Polda Sulsel
Berikut tulisan lengkapnya:
"MEMAHAMI FIKSI GERUNG
Pernyataan Rocky Gerung menarik untuk disimak dan diamati. Dia berkata begitu
untuk menjelaskan pidato Prabowo Subianto tentang Indonesia 2030. Berikut
pernyataan penting Gerung soal agama itu fiksi yang saya transkrip dari penggalan
ILC https://www.youtube.com/watch?v=iHWZVMNDdt4
POINT PENTING
1. Kitab suci itu fiksi bukan fakta.
2. Kitab suci, Babad Tanah Jawa, Mahabarata adalah fiksi
3. Doa mengantar manusia masuk dalam energi fiksional memupuk harapan.
4. Dalam agama, fiksi itu adalah keyakinan
5. Reaksi tubuh ketika berdoa dan membaca novel sama.
6. Gerung sebut Jokowi bereaksi palsu terhadap fiksi.
FIKSI ITU BAGUS
Asal usul dari masalah ini adalah soal fiksi atau fakta. Dan ini permulaan yang
buruk. Karena waktu kita sebut fiksi, di kepala kita adalah fiktif. Fiction itu kata
benda. Yaitu literatur dalam kata fiksi. Tapi karena diucapkan dalam satu forum
politik, maka dia dianggap sebagai buruk. Fiksi itu sangat bagus. Dia adalah energy
untuk mengaktifkan imajinisasi. Itu fungsi dari fiksi. Dan kita hidup dalam dunia
fiksi lebih banyak dari dunia realitas. Fiksi lawannya realitas. Bukan Fakta. Jadi
kalau anda bilang itu fiksi lalu kata itu jadi pejorative. Itu artinya kita menginginkan
anak-anak kita tidak lagi membaca fiksi. Karena udah-udah bilang ini fiksi. Itu
menjadi kata yang buruk.
KITAB SUCI ADALAH FIKSI
Kitab suci itu fiksi atau bukan? Siapa yang berani jawab. Kalau saya pakai definisi
bahwa fiksi itu mengaktifkan imajinasi, kitab suci itu adalah fiksi. Karena belum
selesai. Belum tiba itu. Babad Tanah Jawa itu adalah fiksi. Anda sebut apa aja. Jadi
ada fungsi dari fiksi untuk mengaktifkan imajinasi. Menuntun kearah berfikir lebih
imajinatif. Sekarang kata itu dibunuh.. dibunuh oleh politisi.. bayangin..
APAKAH FIKSI ITU PREDIKSI ?
Lebih dari itu. Bahkan bukan untuk prediksi tapi destinasi. Jauh lebih dari itu.
Bukan sekedar anda bikin prediksi. Anda percaya pada fiksi. Dan anda dituntun oleh
kepercayaan itu. Bisa tiba . Bisa nggak tiba. Gimana caranya? Itu fungsi Kitab Suci.
Anda percaya Kitab Suci? Kenapa anda abaikan sifat fictional dari kitab suci. Kan
itu bukan factual. Belum terjadi. Dan Anda dituntun oleh dalil-dalil dari kitab suci.
Bukan sekedar prediksi. Dan saya mau terangkan ini supaya kita selalu punya
semacam stok argumentasi sebelum disesatkan pembullyian politik.
FIKSI VS FIKTIF
Jadi sekarang fiksi itu baik. Yang buruk fiktif. Bisa bedain gak tuh. Diada-adain.
Diakal-akalin. Kalau saya bilang Kitab Suci itu fiktif, bisa-bisa saya dipenjara. Tapi
kalau saya bilang itu fiksi, saya punya argument. Karena saya berharap terhadap
eskatologi dari kitab suci.
KITAB SUCI ITU FIKSI BUKAN FAKTA
Jangan sampai nanti ini menjadi satu hal yang menjadi kesalahpahaman. Karena itu
saya terangkan supaya gak jadi dicari-cari jadi delik. Saya ngerti dari awal problem
itu. Kalau saya Kitab Suci itu fiksi atau fakta? Anda mau jawab apa? Is is factual?
Nggak. Jadi kesalahan kita , kita memakai kata fiksi itu dibully sehingga seolah-olah
fiksi itu buruk.
KENAPA HARUS TAKUT BILANG KITAB SUCI ITU FIKSI
Kenapa kata fiksi itu kemudian anda takut diucapkan terhadap kita suci? Karena
selama ini kata fiksi itu dibebani oleh kebohongan. Seolah fiksi itu bohong. Tadi
saya katakan, bohong itu fiktif. Dalam Bahasa Indonesia, itu angka fiktif. Bohong.
Tapi fiksi, energy untuk tiba ke Telos. Yang didepan itu. Kita ingin tiba di Telos itu.
Kitab suci selalu ingin tiba di Telos. Ujung dari Kitab suci itu adalah harapan, janji.
Dan itu sifatnya fiksi. Baik atau buruk? Baik. Jadi saya jelaskan itu supaya kita
berhenti dengan debat fiksi atau fakta. Kalau mau berdebat itu fiksi atau fiktif.
Bukan fiksi atau fakta. Selama ini, twitter itu di media sosial, kita dibuat dungu
oleh mereka yang tidak paham tentang makna dari kata fiksi. Fiction. Mahabarata
itu fiksi. Bukan fiktif.
FIKSI DALAM AGAMA ADALAH KEYAKINAN
Bagi saya, fiksi itu kreatif. Sama dengan orang yang beragama. Kreatif. Dia
menunggu eskatonnya. Dia menunggu telosnya. Anda ucapkan doa, sebetulnya anda
masuk dalam energy fiksional dan anda pupuk harapan. Bahwa dengan untaian doa
itu, Anda akan tiba di tempat yang indah. Begitu fiksi bekerja. Lalu apakah fiksi itu
adalah keyakinan? Bisa. Dalam agama, fiksi itu adalah keyakinan. Dalam litelatur,
fiksi adalah energy untuk mengaktifkan imajinasi. Kimianya sama orang berdoa dan
baca novel. Didalam tubuh sama. Jenis hormon yang diproduksi sama. Itu soalnya.
FIKSI DAN REAKSI PALSU JOKOWI
Jadi ini pengantar untuk menertibkan kekacauan publik yag dibuat oleh politsi. Yang
kedua adalah soal adu meme di medsos. Jokowi Vs Prabowo. Saya ikuti itu. Saya
ikuti reaksi presiden terhadap pidato Prabowo. Tetapi adalah yang palsu dalam cara
Presiden bereaksi itu. Dia pasti palsu karena dia bereaksi terhadap pidato. Jadi
Presiden tidak berpidato. Dia bereaksi pada pidato. Reaksi pertama terhadap kaos
dengan hastaq apa itu.. 2019 ganti presiden. Lah hastaq itu adalah kan fiksi?
Ngapain bereaksi terhadap fiksi ? kan belum terjadi. 2019. Pergantian presiden.
FIKSI DAN STABILITAS PSIKIS ( KEJIWAAN)
Jadi siapa yang ngajarin Presiden bereaksi terhadap fiksi itu. Reaksi terhadap fiksi,
fiksi juga akhirnya. Tetapi kita bisa baca bahwa kalau orang bereaksi terlalu keras
terhadap sesuatu yang fictional, itu adalah problem dalam stabilitas psikisnya,"
Tulisan tersebut Budi tuliskan sambil menyertakan disertai capture kolase foto Rocky Gerung, enam poin penting tersebut serta pernyataan tulisan "Jika fiksi adalah keyakinan, MAKA Isra Miraj, Yesus Bangkit Kembali, Reinkarnasi, Mokhsa adalah FIKSI YANG DICIPTAKAN TUHAN SUPAYA MANUSIA BERIMAJINASI"
Baca: Berbekal 4 Bukti, Abu Janda dan 2 Orang Ini Laporkan Rocky Gerung ke Polisi atas Ujaran Kebencian
Postingan itu lantas mendapat respon dari netizen.
Berikut beberapa komentar netizen:
Ahmad Syaiful Hidayat: Jangan mau dibohongi pakai kitab fiksi jdnya? Cuma fiksi ja demo berjilid2 tong
Yuli Spark: Korelasi yg saling berhubungan untuk menghubungkan antara ikatan satu dgn yg lain yg masih berhubungan. Mbuh gak mudeng hubungane Pak Bud (emoji)
Ismawan SY: Mbulet dan tidak jelas hanya untuk mengatakan Jokowi palsu. Begitulah akademisi kalau berpolitik tanpa bisa menjaga daya kritisnya
(tribun-timur.com/ Sakinah Sudin)