Hebat! Inilah Sosok Pria yang Berani Perintah Ustaz Abdul Somad, Bukan Orang Sembarangan!
Gayanya yang nyentrik dalam menyampaikan tausyiah membuat dirinya banjir pujian. Tawaran ceramah di seluruh Indonesia pun berdatangan.
6. Kapolda Berdiri di Samping Ustad Somad
Selama 24 menit ceramah di Al Markaz, Kapolda Sulsel Irjen Pol Umar Septono berdiri tegak di samping Ustad Somad.
Dia hadir di Al Markas memang untuk mengisi ceramah dalam Tablig Akbar “Menjaga Keutuhan NKRI Dalam Bingkai Ukhuwah Islamiyah” yang digelar Polda Sulsel.
Tablig Akbar diawali pembacaan Ayat Suci Al Quran oleh Qaari internasional, Ustad Hasan Basri dan Sari Tilawah oleh Sitti Hadrah.
Ratusan personel Polda Sulsel dari seluruh Satker se Makasar Raya, dan Polres Penyangga, serta ratusan prajurit TNI hadir.
Sebelum Somad ceramah, Kapolda Sulsel menyampaikan sambutan. Dia meminta warga mewujudkan Pilkada Damai di Sulsel.
7. Dikawal Puluhan Banser NU Hingga Bandara
Kehadiran dua alumni Al Azhar yang menyita perhatian publik Tanah Air itu juga diamankan ratusan pasukan Barisan Serbaguna (Banser) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sulsel.
“Kami mengerahkan banser dari Pangkep, Bone, Soppeng, Sidrap, Enrekang, dan Sulbar untuk membackup Banser Wajo,” ujar Komandan Banser Sulsel, Abbas Rauf Rani, Senin (26/3/2018) malam.
Abbas dan beberapa pasukannya mengawal Somad ke kediaman Kiai Anwar hingga kembali ke bandara, tadi malam.
Tentang TGB Zainul Majdi
Dikutip dari Wikipedia, Dr TGH Muhammad Zainul Majdi, M.A atau yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) merupakan pria kelahiran Pancor, Selong, 31 Mei 1972
Pria berumur 45 tahun tersebut adalah Gubernur Nusa Tenggara Barat 2 periode masa jabatan 2008-2013 dan 2013-2018.
Pada periode pertama dia didampingi oleh Wakil Gubernur Badrul Munir dan pada periode kedua didampingi oleh Wakil Gubernur Muhammad Amin.
Sebelumnya, Majdi menjadi anggota DPR RI masa jabatan 2004-2009 dari Partai Bulan Bintang yang membidangi masalah pendidikan, pemuda, olahraga, pariwisata, kesenian dan kebudayaan (Komisi X).
Tuan Guru Bajang Zainul Majdi mengenyam pendidikan dasar di SDN 3 Mataram (Sekarang SDN 6 Mataram), lulus tahun 1986.
Ia melewati jenjang SLTP di Madrasah Tsanawiyah Mu'allimin Nahdlatul Wathan Pancor hanya selama 2 tahun, dan lulus Aliyah di yayasan yang sama tahun 1991.
Sebelum memasuki perguruan tinggi ia menghafal Al-Qur'an di Ma’had Darul Qur’an wal Hadits Nahdlatul Wathan Pancor selama setahun (1991-1992).
Kemudian pada tahun 1992 Majdi berangkat ke Kairo guna menimba ilmu di Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Universitas Al-Azhar Kairo dan lulus meraih gelar Lc pada tahun 1996.

Lima tahun berikutnya, ia meraih Master of Art (M.A.) dengan predikat Jayyid Jiddan.
Setelah menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di Al-Azhar selama 10 tahun, Majdi melanjutkan ke program S3 di universitas dan jurusan yang sama.
Pada bulan Oktober 2002, proposal disertasi Majdi diterima dengan judul Studi dan Analisis terhadap Manuskrip Kitab Tafsir Ibnu Kamal Basya dari Awal Surat An-Nahl sampai Akhir Surat Ash-Shoffat di bawah bimbingan Prof. Dr. Said Muhammad Dasuqi dan Prof Dr Ahmad Syahaq Ahmad.
Ia berhasil meraih gelar Doktor dengan predikat Martabah EL-Syaraf El Ula Ma`a Haqqutba atau Summa Cumlaude pada hari sabtu, 8 Januari 2011 dalam munaqosah (sidang) dengan Dosen Penguji Prof. Dr. Abdul Hay Hussein Al-Farmawi dan Prof. Dr . Al-Muhammady Abdurrahman Abdullah Ats-Tsulut (*)