Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Menohok! Blak-blakan Abraham Samad Tak Suka Dinasti Politik. Ternyata Ini Alasannya

Abraham Samad, menyatakan perilaku korupsi melahirkan dua bentuk penguasaan dalam kehidupan.

Penulis: Alfian | Editor: Mansur AM
SANOVRA JR/TRIBUN TIMUR
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2011 - 2015, Abraham Samad 

Sementara itu panelis lain yakni Dr Zainal Arifin Mokhtar menegaskan bahwa melihat akar dari korupsi harus dibedakan landasannya dan cara penanggulangannya. Terutama terkait dengan pembedaan antara sistem dan praktiknya.

"Kita sering kali gagal melihat sistem dengan praktiknya. Kita mengindetikan sistem dengan praktik padahal dua hal yang berbeda. persis sama perdebatan saya dengan Pak Abraham Samad yang menyamakan political dinasti dan praktik politikal dinasti. Kalau political dinasti di Indonesia gagal memang iya tapi dinegara lain berhasil juga iya," terangnya.

"Kalau kita bicara soal Partai Politik misalnya itu tidak cukup lima menit karena turunannya banyak mulai pendanaan dan satu pertanyaan yang tak pernah terjawab semisal Parpol itu jenis kelaminnya apa. Apakah dia lembaga publik atau lembaga private, teori di seluruh dunia konsekuensi harus memilih diantaranya sementara Indonesia belum menyatakan sikap ini juga satu masalah," lanjutnya.

Hal yang fundamental menjadi salah satu penyebab carut marutnya sistem kenegaraan yang kemudian juga memunculkan praktik korupsi menurutnya tak lain lantaran sistem kenegaraan Indonesia dinilai Ambigu.

" Kita mengawinkan sistem presidensil dengan praktik parlementer. Hal ini tidak ditemukan di negara lain, dalam penyusunan Undang-Undang kita misalnya melibatkan Presiden di dalamnya sehingga terlibat disitu maka gejala tukar menukarnya kepentingan terjadi. Sehingga saya mengajak mari kita rapi menempatkan sistem," tutupnya

Sebelumnya Forum Diskusi IMMIM (FDI) kembali menggelar dialog atau diskusi reguler, Sabtu (24/3) di Gedung IMMIM Jl Jendral Sudirman, Makassar. FDI kali ini bertemakan, 'Mengapa Pemimoin Cenderung Korupsi?'.

Dengan menghadirkan empat orang panelis masing-masing dengan pendekatan atau tinjauan berbeda. Mereka yakni Prof Dr Mansyur Ramli (tinjauan pendidikan), Dr Zainal Arifin Mokhtar (tinjauan hukum) dan Prof Dr Arifuddin Ahmad (tinjauan islam).

Serta mantan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, yang membahas terkait tinjauan penindakan korupsi. Selain menghadirkan empat orang panelis, FDI kali ini dipandu oleh Prof Dr Hamdan Juhannis selaku moderator.

Dan juga dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan, baik ulama, perwakilan ormas Islam, pemerintahan, akademisi, militer dan juga perwakilan jurnalis.(TRIBUN-TIMUR.COM/Alfian)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved