Lagi, Keluarga Pasien Keluhkan Pelayanan RSUD Salewangang
Abud mengaku kecewa dengan pelayanan manajemen, terhadap adiknya Fitri, Sabtu (24/3/2018).
Penulis: Ansar | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Warga BTN Wesabbe 2, Mandai, Abudzar mengeluhkan pelayanan RSUD Salewangang, Maros. Abud menuding staf rumah sakit lebih mengutamakan pasien umum dibanding BPJS, Minggu (25/3/2018).
Abud mengaku kecewa dengan pelayanan manajemen, terhadap adiknya Fitri, Sabtu (24/3/2018). Fitri datang ke RSUD Salewangang, untuk membuka jahitan operasinya di bagian dagu dan bibir dalam.
Baca: Ketua Komisi II DPRD Maros Minta Kemenkes Tarik Dokter dari RSUD Salewangang
Abud mengatakan, adiknya Fitri menggunakan fasilitas BPJS, namun saat sementara mengurus proses pembukaan jahitan, pasien tersebut dicueki dan tidak dilayani dengan maksimal.
"Kok pasien BPJS tidak dilayani dengan baik. Saat akan membuka jahitan operasinya, justru adik saya dicueki oleh tim medis. Sementara pasien umum, dilayani. Ini namanya, diskriminasi," kata Abud.
Baca: Besok, Pembacaan Tuntutan Hukuman ke Pelaku Pembunuhan Mahasiswi FK UMI
Pengurus Komunitas Informasi Tekhnologi (Komit) tersebut, menilai RSUD lebih peduli dengan keselamatan pasien umum dibanding BPJS. Pasalnya, saat adiknya, kecelakaan dan dilarikan ke RSUD, ia menggunakan pelayanan umum.
Dalam peristiwa kecelakaan motor pekan lalu ity, dagu dan bibir dalam pasien berlubang dan tembus. Tim medis langsung menangani pasien dengan menjahitnya.
"Setelah lewat umum pada hari kecelakaan, kami uruskan dia BPJS karena harus kontrol. Daripada kita harus bayar mahal, lebih baik gunakan fasilitas kesehatan yang disediakan oleh pemerintah," katanya.
Setelah luka membaik dan pulih, Fitri kembali ke RSUD untuk membuka jahitan. Dia ingin menggunakan kartu BPJSnya. Namun karena sudah menunggu lama, tapi tidak dilayani, Fitri keluar dari RSUD.
Dia lalu, mencari tempat dokter praktik, untuk membuka jahitannya. Padahal, seharusnya, RSUD yang membuka jahitan tersebut. Pasalnya, tim medis yang telah menjahitnya lebih awal.
"Terpaksa kami pergi buka jahitan di dokter umum yang praktek luar saja. Padahal, tim medis RSUD yang membuka jahitan itu," katanya.
Humas RSUD Salewangang, Ratna Edi yang dikonfirmasi belum merespon.(*)